[6]

8.1K 1K 199
                                    

Engga tau kenapa wattpad belakangan ini ngajak berantam mulu. Seharusnya ada pict Taehyung di akhir part kemarin. Setelah dipost, lenyap :')

Also, aku perbaiki penomoran chapter. Seharusnya yang ini 12 (karena pendek2), jadinya chapter 6. Biar engga bingung, hapus book ini dari library, baru tambahkan ulang.

This is our prince, Kim Taehyung.

Ps: Sora udah izin sama editor pict-nya buat dipost di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps: Sora udah izin sama editor pict-nya buat dipost di sini. Cr : Aiidan Kim

.

.

Orang berlalu lalang di sekitaran alun-alun ibukota. Suasana sore itu sangat ramai dikarenakan ada kelompok musisi yang datang dari kota sebelah—mereka selalu berpindah dari satu kota ke kota lain untuk mengumpulkan pundi uang. Dan saat mereka tiba di ibukota, tentu saja semua orang menanti-nanti, karena mereka adalah musisi jalanan yang paling disenangi.

Diantara orang-orang berkumpul itu, Seokjin dan Namjoon berjalan beriringan dengan langkah pelan. Tak ada kata, tak ada sentuhan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Namjoon dengan rasa cemasnya, Seokjin dengan rasa gugupnya.

"Aku tidak punya orang yang kusuka."

Namjoon menoleh ke samping, tapi tatapan Seokjin lurus ke depan—ke arah kumpulan anak kecil yang melompat-lompat riang di atas garis yang mereka buat. Masing-masing mereka memegang batu kecil yang digunakan sebagai patokan lompatan, dan berteriak riang saat giliran masing-masing tiba.

"Impianku sederhana, hanya menjadi seorang suami dan ayah yang baik untuk keluarga kecilku nanti. Tapi Namjoon-ssi. Kau terlalu mewah untuk impianku yang sederhana."

Seokjin masih tidak menatapnya—itu memberikan kesempatan Namjoon untuk menatap sisi samping Seokjin yang juga rupawan.

Yang Seokjin katakan adalah benar. Kalau memang impian Seokjin sesederhana itu, maka Namjoon selamanya tidak akan pernah menjadi impian Seokjin. Ia mewah, berkelas, dan tentu saja dengan kehidupan lingkungan yang rumit. Tidak akan pernah ada kata sederhana dalam kehidupan seorang Kim Namjoon. Ia keponakan langsung dari Raja, sepupu Putra Mahkota, dan pewaris satu-satunya dari Duke Kim yang sangat berpengaruh. Hanya latar belakang Namjoon saja, segala sudah jelas.

Bahu Namjoon menurun—tak setegap sebelumnya. Kalimat Seokjin sebelumnya seolah-olah memberitahunya kalau mereka tak mungkin bisa bersama. Namjoon mulai berpikir kalau ini semua adalah salahnya yang sangat ceroboh di pertemuan pertama mereka hingga Seokjin punya pandangan yang buruk terhadapnya.

"Tapi Namjoon-ssi," rahang Namjoon menegang. Seumur hidup, ia tidak pernah merasa terintimidasi oleh kalimat menggantung yang diucapkan oleh seseorang. Justru sebaliknya, oranglah yang terintimidasi oleh kalimatnya.

"Apa mungkin aku yang sederhana ini bisa masuk ke dalam kehidupanmu?"

Namjoon mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan diri untuk tidak tersenyum lebar seperti orang bodoh. Kalimat Seokjin barusan, menerbitkan rasa sakit yang teramat di dalam dadanya. Kau tahu? Kadang kelewat senang bisa membuat dadamu terasa sakit juga.

RED TATTOO | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang