[16]

5.8K 823 98
                                    

Tak ada pemandangan selain air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada pemandangan selain air. Tak makanan selain roti keras. Tak ada minuman selain air asin. Tidurnya tak dibiarkan nyenyak. Dan tubuhnya tak dibiarkan tanpa lebam.

Jimin hampir menyerah.

Tubuhnya yang lemah tertelungkup tak berdaya di atas lantai kayu yang basah. Jari-jarinya membeku, bibirnya membiru. Kelopak matanya tak lagi sanggup membuka. Yang ia rasakah hanya sakit, sakit, dan sakit.

Apa mungkin setelah ini dilemparkan ke laut adalah akhir baginya?

Jimin kehilangan harapan. Kalau ia sudah tak berguna, mereka tak perlu repot-repot memberikannya roti keras lagi. Cukup menceburkannya ke laut dan ia tidak akan pernah terdengar lagi, tanpa seorangpun tahu—seperti yang mereka lakukan pada teman-temannya.

Saat ini, yang Jimin harapkan hanya sebuah harapan kecil agar ia bisa hidup, agar ia bisa bertemu kembali dengan ibu dan adik-adiknya.

Ah, apa mereka makan roti yang lembut? Susu yang hangat?

Tepat sebelum kesadarannya menghilang, telinga Jimin menangkap suara gaduh. Orang-orang berlarian ke sana ke mari dan suara umpatan-umpatan. Jimin ingin sekali membuka matanya untuk melihat apa yang sedang terjadi, namun ia tidak punya lagi tenaga yang tersisa.

"Hei, kau! Sembunyikan cecunguk yang hampir mati ini di ruang penyimpanan! Cepat!"

Hanya itu kalimat terakhir yang Jimin ingat sebelum kesadarannya hilang. Gelap. Sunyi. Jimin sendirian.

___

"Besok pagi pangeran Triz akan meninggalkan istana."

Gerakan tangan Taehyung yang sedang menandatangani sesuatu di atas meja terhenti. Ia menoleh pada Eunwoo yang masuk ke ruang kerjanya diikuti oleh seorang pelayan istana yang membawa baki di tangan. Pelayan itu meletakkan baki berisi teh dan juga sepiring manisan kesukaan Taehyung di atas meja—hal biasa kalau ia sedang bekerja terlalu fokus. Setelahnya pelayan itu membungkuk hormat dan segera keluar dari ruangan kerja sang penerus tahta.

"Kenapa dia pergi?"

"Pertanyaanmu aneh. Ya istana ini bukan tempat tinggalnya. Dan dia sudah lebih dari sebulan ada disini. Justru yang aneh itu dia terlalu lama berada di ibukota dan tak kunjung kembali ke tempat asalnya."

Taehyung meraih cangkir teh dan menghirup aroma yang menguar dalam-dalam. Setelahnya baru ia sesap sedikit dan melirik Eunwoo dari balik cangkir. Tatapannya menajam saat ia bergumam, "Maksudmu kembali ke tanah kerajaan kecil yang sudah direbut itu?"

Eunwoo menipiskan bibirnya, menahan kesal akibat ucapan Taehyung yang tak sejalan dengan perbuatannya. Di belakang Jungkook, Taehyung selalu mengatakan kerajaan Triz sebagai kerajaan yang telah musnah, ini, itu dan sebagainya. Tapi kalau ia berhadapan langsung dengan Pangeran Triz itu, Taehyung menjelma menjadi seseorang yang Eunwoo tidak kenal—seperti pujangga di pinggir jalan.

RED TATTOO | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang