[22]

5.1K 699 168
                                    

Sejak Seokjin tiba-tiba memberikannya sepotong kue ulang tahun sepulang dari Lustre, Namjoon masih tidak berani untuk mendekatinya lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak Seokjin tiba-tiba memberikannya sepotong kue ulang tahun sepulang dari Lustre, Namjoon masih tidak berani untuk mendekatinya lebih dulu. Kembali teringat olehnya kalimat kejam yang ia lontarkan saat mereka bertengkar, dan itu membuat Namjoon sungguh-sungguh menyesal—meski dalam hal ini ia gelap mata karena Seokjin bertemu dengan Hoseok diluar sepengetahuannya.

Mengenai Hoseok, Namjoon juga telah menaruh nama laki-laki itu beserta keluarganya ke dalam list orang-orang-yang-patut-dicurigai. Meski belum ada kegalat aneh darinya, tetap saja fakta bahwa Hoseok adalah salah satu kandidat pemimpin keluarga bangsawan sangat mengganggu Namjoon. ada banyak motif yang Namjoon pikir cukup membuat Hoseok mendekati Seokjin, tapi ia masih belum bisa mendapatkan informasi di mana dan kapan pertama kali mereka bertemu.

"Wajah serius mu jelek."

Suara yang menginterupsi tanpa permisi itu membuyarkan lamunan Namjoon. Ia mengangkat kepala dari dokumen penting yang tak kunjung ia baca—hanya terbuka di depan wajah dan ia sibuk memikirkan ini itu.

Menemukan Taehyung masuk ke ruang kerjanya di mansion dengan sangat santai, Namjoon dibuat bertanya-tanya ada apa gerangan Pangeran Britania ini datang tanpa pemberitahuan.

"Kau datang ke kediaman Duke Choi tanpa kabar, dan di langkah pertama langsung menghina. Kau mau kujebloskan ke penjara dengan pidana penghinaan?"

Taehyung tertawa, tanpa tedeng aling mendudukkan diri di sofa ruang kerja Namjoon, "Sebelum kau menjebloskan sepupu tampanmu ini ke penjara, aku ingin memberitahukanmu sesuatu, mungkin tidak akan sempat kalau menunggu sampai esok."

Namjoon menegakkan punggung, mulai mendengarkan dengan serius saat Taehyung membuka mulut, "Besok aku akan ke Triz."

"Oh, wow. Kau seniat itu untuk mengejar pangeran Triz? Siapa namanya... Jungdong?"

"Jungkook."

"Ah, ya. Jungkook."

Tidak ada waktu untuk meladeni candaan Namjoon—Jungkook jelas tahu Namjoon tidak sebodoh itu untuk melupakan nama orang. Ia bertaruh Namjoon masih ingat semua pelajarannya di tahun pertama akademi. Jadi yang "Jungdong" tadi hanyalah candaan semata.

"Well, yeah... Ayahku akhirnya memberi perintah agar aku datang ke sana secara langsung dan menangani pemberontak yang mulai berani bersuara untuk merdeka."

Kedua tangan ditumpu di bawah dagu, dan Namjoon mulai terlihat serius. Memang, selama ini pihak Britania tidak pernah menganggap pemberontakan Triz di wilayah perbatasan sebagai hal yang mengancam. Mereka hanyalah sekumpulan petani miskin yang hanya bisa berteriak-teriak meminta kebebasan untuk mendapatkan kembali kedaulatan negara.

Namun akhir-akhir ini pergerakan mereka jauh berbeda. Tidak ada lagi petani-petani miskin yang membawa cangkul atau pisau dapur. Mereka malah tak terlihat. Yang ada hanyalah serangan diam-diam oleh sekelompok orang yang menyerang kepolisian Britania, berupa pemukulan di tengah gang sempit, dan kejahatan lainnya.

RED TATTOO | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang