[14]

8K 854 162
                                    

Warning!

18+

M A T U R E — C O N T E N T

____

Di antara rak buku tinggi di dalam perpustakaan kota, Namjoon menyandarkan punggungnya di kusen jendela tinggi, tahu ada seseorang di balik jendela melakukan hal yang sama.

"Bagaimana?"

"Marquess Min tidak tahu tentang pergerakan yang sedang kita lakukan. Masih seperti biasa, dia berfoya-foya dengan hartanya itu."

Namjoon menarik sudut bibirnya, menyerigai. Seperti yang ia duga, Marquess Min sama sekali tidak tahu kalau Namjoon dan 'kelompok kecilnya' sedang bergerak untuk menumbangkannya. Tentu saja Namjoon sudah memprediksi semua pergerakan dengan cermat, juga menyimpan cadangan rencanya kalau-kalau rencana utama mereka berantakan.

"Bagaimana dengan kakakmu?"

"Persetan—jangan sebut dia kakakku."

Namjoon menahan tawa, sengaja menggunakan kata ganti 'anak tunggal Marquess Min' dengan kata yang paling seseorang itu benci selain 'Ayah'. Ya, seseorang yang ada di luar sana adalah Han Yoongi—atau mungkin sekarang resmi menyandang Min, anak haram Marquess Min yang baru-baru saja muncul di dalam keluarga Marquess dan membuat sedikit kekacauan.

Anak haram di sebuah keluarga bukanlah hal baru lagi dalam lingkup pernikahan kaum bangsawan. Bahkan ada keluarga yang terang-terangan mendudukkan selirnya di dalam pergaulan kelas atas—meski hanya akan menjadi gunjingan di belakang punggung. Tapi mereka tidak hidup dari perkataan orang. Uang dan kekuasaan-lah yang berbicara.

Dalam kasus lainnya, pria-pria dari lingkungan keluarga yang tinggi cenderung bermain-main sebelum ia menikah, menebar benih dengan sembarangan kemudian pergi meninggalkan tanpa pernah berpikir untuk bertanggung jawab.

Yoongi dan Ibunya hidup dari satu pekerjaan kecil ke pekerjaan kecil lainnya. Dan Yoongi tak pernah tahu dimana keberadaan ayahnya, tak sekalipun kata itu terucap dari bibir Ibunya yang pucat. Pernah sekali waktu saat ia penasaran dengan sosok ayahnya, yang keluar dari bibir ibunya adalah isak tangis yang memilukan. Sejak saat itu, Yoongi memutuskan tidak akan pernah bertanya lagi.

Barulah saat detik-detik kematian hampir menutup cahaya di mata Ibunya, Yoongi tahu sebuah kenyataan pahit—bahwa ayahnya bukanlah seorang pekerja keras yang mati saat bertugas seperti yang dulu pernah sekali ibunya katakan saat ia bersikeras bertanya, melainkan seseorang berkedudukan tinggi yang menelantarkan ia dan ibunya.

Satu bandul kalung usang yang selama ini wanita itu sembunyikan menjadi jawaban. Bahwa seseorang yang ia benci menyebutnya sebagai ayah adalah seseorang yang pernah mencintai ibunya. Namun cinta yang ia kira murni itu tergeser ketika ia dihadapkan pada pilihan yang jauh lebih besar; harta dan kedudukan.

Maka hanya dengan satu kalung usang itulah, Yoongi masuk ke dalam keluarga Marquess yang tak bisa menolak kehadirannya—memang benar dia berdarah keturunan bangsawan yang bercampur dengan wanita rendahan. Dan dengan darah yang kata mereka rendahan itulah, Yoongi memutuskan untuk merebut semuanya, habis tak bersisa. Seperti kematian merenggut ibunya yang sakit-sakitan.

"Baiklah, baiklah. Bagaimana dengan putra Marquess Min? Kau tidak akan bisa bergerak dengan leluasa kalau ia masih berkeliaran."

Diam sesaat, Namjoon tak mendengar balasan apapun. Apa mungkin rencana yang telah mereka atur mempunyai satu lubang kecil yang sangat merusak? Tapi rasanya mustahil, karena Namjoon sangat sangat yakin pada rencana yang sudah ia susun jauh-jauh hari.

RED TATTOO | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang