Aila Adinata berdiri membeku, iris coklat madunya tertuju pada sebuah benda yang di genggam di tanganya.
Benda itu menunjukan dua garis merah, benda yang merupakan alat uji kehamilan.
Dua garis merah pada benda itu menunjukan bahwa dia positive. Dia hamil, Aila mengelus lembut perutnya. Akhirnya anak yang di nantikanya selama tiga tahun hadir.
Sudah beberapa hari Aila mengalami muntah dan pusing saat di pagi hari. Setelah berulang kali kecewa hari ini Aila mengumpulkan keberanian untuk mengecek lewat tespect. Dan harapannya kini menjadi kenyataan.
Aila tersenyum lebar lalu bergegas mengenakan pakaian untuk pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang kehamilanya.
Seorang wanita berambut ikal berjalan di koridor rumah sakit. Senyuman terlukis indah di wajah ayunya.
Aila merasa sangat bahagia saat ini, berita yang di sampaikan dokter terus terngiang di telinganya. Jemarinya mencengkram erat amplop yang merupakan surat hasil pemeriksaannya.
Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan Aila dinyatakan hamil sudah lebih dari sebulan. Akhirnya Tuhan menjawab semua do'anya. Anak yang di nanti-nantikan oleh seluruh keluarganya kini telah tumbuh di rahimnya. Anak yang akan menjadi pewaris keluarga Rahardian.
Aila tidak sabar untuk memberi tahu dan berbagi berita bahagia ini bersama suaminya.
Aila tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi suaminya nanti begitu dia tahu anak yang di nanti-nantikan dalam rumah tangganya kini telah hadir di rahimnya.
"Sayang ayo kita temui Papamu untuk membuat kejutan." Aila mengelus lembut perutnya tempat dimana calon anaknya berada, senyuman lembut senantiasa terlukis di wajah cantiknya.
Aila berjalan menuju tempat parkir rumah sakit tempat dimana mobilnya berada. Sesampainya di tempat parkir Aila segera memasuki mobilnya begitu menemukanya.
Perlahan mobil yang di kendarainya melaju membelah lalu lintas padat ibukota. Aila melajukan mobilnya dengan perlahan. Meskipun hatinya tidak sabar untuk segera sampai di kantor suaminya namun dia harus mengutamakan keselamatanya dan anak yang di kandungnya.
Tiga puluh menit perjalanan yang di tempuh Aila terasa begitu lama untuknya. Akhirnya mobilnya sampai di depan sebuah gedung pencakar langit yang merupakan kantor tempat suaminya berada.
Aila hendak turun dari mobilnya tapi gerakan itu terhenti begitu iris coklat madu miliknya mendapati sosok suaminya yang keluar dari gedung perusahaan.
Yogi Rahardian suaminya tidak sendiri, Yogi menggandeng seorang wanita hamil. Aila tidak dapat mengenali wajah wanita itu. Wajah wanita itu di tutupi oleh masker dan sebuah kacamata hitam hingga wajahnya tidak dapat di lihat.
Mata Aila terus mengikuti sosok suaminya Yogi. Yogi suaminya dan wanita itu memasuki mobil Ferrari merah milik suaminya.
Mobil milik suaminya itu melaju perlahan. Aila segera menekan segala kecamuk yang di rasakanya dan mengikuti mobil ferrari suaminya.
Lima belas menit terasa sangat panjang untuk Aila. Berjuta pertanyaan terlintas dalam benaknya.
Siapa wanita hamil itu, mengapa dia bersama Yogi suaminya dan kemana mereka akan pergi. Apa yang mereka lakukan bersama dan apa hubungan mereka.
Aila terus menatap ke depan agar tak kehilangan mobil suaminya.Mobil milik suaminya akhirnya berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua.
Aila tidak tahu rumah siapa itu.Kenapa Yogi ke tempat ini apa wanita itu adalah klien baru Yogi.Jika hanya klien kenapa Yogi mengantarkannya pulang. Berjuta kecurigaan hinggap di benaknya.
Jantung Aila berdetak kencang menanti kedua orang tersebut turun dari mobil.
Aila berharap bahwa semua prasangkanya tidak akan menjadi kenyataan.
Aila tidak pernah tahu bahwa terkadang kenyataan akan begitu pahit.
Bersambung.
Hai semua ini novel baruku mohon dukunganya ya!!!
Maaf ya kalau masih ada typoThaks all.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama, Pernikahan kedua.
RomanceRepublish sementara. Bagi Aila hidupnya sempurna. Meskipun belum dikarunia anak selama 3 tahun pernikahan tapi suaminya Yogi tetap mencintainya. Namun semua berubah saat Aila mengetahui sebuah rahasia besar yang mengguncang rumah tangganya, rahasia...