Burung burung berkicau riang diluar, menandakan bahwa pagi hari ini cukup cerah untuk melakukan aktifitas yang harusnya dilakukan diluar rumah. Di dalam kamar bernuansa Hijau Muda, dapat dilihat seorang Gadis masih terlelap dialam mimpinya, dengan selimut yang masih setia memeluk tubuhnya.
Dapat dirasakan Cahaya yang menyilaukan mulai masuk melalui Jendela kamarnya. Merasa terganggu akan Hal itu, Ia mulai mengerjapkan matanya.. Mulai tersadar Bahwa ini sudah pagi."Hoam" Gadis itu menguap lalu merenggangkan otot ditubuhnya. Melihat sekilas ke Jam weakernya yang menunjukan Angka 06.30.
"Masih pagi, kelas dimulai jam 3 sore" ujarnya yang mulai berjalan kearah kamar mandi, untuk sekedar membasuh wajahnya dan menggosok giginya. Selesai dengan Ritualnya, Gadis itupun menuju kedapur untuk bertemu dengan Ibu tersayangnya
"Jisu? Udah bangun nak? Sini sarapan dulu" ujar Ibu Jisu lembut dengan senyuman diwajahnya. Jisupun duduk dimeja makan, dan mengambil beberapa Roti ditangannya.
"Pagi Ibu" ujar gadis yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari Jisu pada Ibunya
"Pagi Mina.. kamu makan dulu gih, bareng adik kamu" Ujar sang ibu Pada anak Sulungnya itu. Jisu hanya menatapnya sekilas lalu kembali berkutat dengan Rotinya
"Adik Kecil, makan yang banyak.. biar cepat besar" Ujar Mina sembari Mengacak Rambut Jisu pelan lalu terkekeh. Jisu hanya menatapnya sebal.
"Ihhh Kana (kak mina) Jangan gangguin aku pagi pagi ih" Ujar Jisu sebal karena kakaknya mengganggunya dipagi hari yang hanya dibalas kekehan oleh sang kakak
"Aku berangkat ya bu, Sepertinya adik ini tidak mau aku ada disini" ujar sang kakak yang memang terlihat sudah rapih dengan tas dan stelan kerjanya
"Lhoo? Kamu ga makan dulu mina?" Ujar sang ibu pada Mina
"Tidak Ibu, aku sudah telat.. aku bawa rotinya saja.. Dah ibu" Jelas Mina yang mengambil Roti lalu pergi menuju motor kesayangannya
"Jisu, Ibu mau ngasih ayah sarapan dulu ya.. kamu disini dulu" ujar sang ibu yang membawa bubur, air hangat, dan Juga beberapa Obat menuju kamar sang ayah. Jisu menghentikan ibunya cepat
"Aku saja ibu, Ibu istirahat sajaaa.. sepertinya ibu kelelahan" Ujarnya Pada sang ibu lalu mengambil alih makanan makanan itu, ibunya tersenyum
"Yasudah.. kamu kasih ke ayahmu ya" Ujar sang ibu lalu Ibunya pun melanjutkan Masaknya. Jisu berjalan pelan menuju kamar sang ayah.
Krieeett
Jisu membuka kamar sang ayah berlahan lalu tampaklah sang ayah yang sedang berbaring dikasurnya. Ia menatap kearah ayahnya sendu. Melihat Ayahnya yang hanya bisa berbaring saja dikasur, membuatnya sangat sedih. Ayah Jisu terkena Stroke beberapa tahun yang lalu, yang membuat sang ayah hanya dapat berbaring saja dikasur selama itu. Keadaannya sudah membaik beberapa bulan ini, setidaknya sang ayah sudah bisa berbicara walaupun agak sulit.
Jisu berlahan menaruh makanan itu disamping meja ia menatap ayahnya yang masih tertidur dikasurnya. Jisu tersenyum hangat lalu mengelus tangan ayahnya lembut."Ayah.. bangun yuk makan dulu" ujarnya dengan senyuman yang masih terpantri diwajah cantiknya. Tak lama ayahnya membuka matanya berlahan, menatap sang anak yang sedang tersenyum melihatnya
"Ji.. Su.." ujarnya berlahan, Jisu masih setia dengan senyumannya
"Iya ayah ini Jisu" Ujarnya berlahan lalu mengambil bubur yang ia taruh dimeja
"Ayah makan dulu yaaa" Ujar Jisu pada ayahnya sembari menyendokan bubur itu. Ayahnya menurut, ia menerima suapan Jisu dengan senang hati. Melihat Ayahnya yang lemah seperti ini.. membuat hati Jisu sangat Teriris, sebelum ini ayahnya adalah orang yang sangat gagah dan tegas.. sementara sekarang? Ayahnya hanya dapat terbaring lemah dikasur dan sesekali berbicara. Jisu menahan tangisnya saat menyuapi ayahnya. Tidak ingin terlihat sedih, agar ayahnya tetap semangat. Makanan itu pun sudah habis, Jisu memberikan air agar ayahnya dapat lancar mencerna bubur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOBODY LIKE YOU ✔
FanfictionYEJISU MOMENT IN HERE😉 karena tidak ada orang lagi yang seperti dirimu.. Bahkan yang miripun tidak akan pernah ada. Kisah Peliknya kehidupan sepasang Sahabat yang nyatanya saling membutuhkan satu sama lainnya dalam menghadapi kehidupan. "Aku.. Cint...