Para Perawat yang datang dengan ambulance langsung meringkus Yeji dan Juga Ryujin. Mereka berdua di bawa dengan ambulance yang berbeda.
Di dalam ambulance, para perawat itu terus saja memberikan pertolongan agar Yeji dapat bertahan sampai Ke rumah sakit, Disamping Yeji Jisu terus menggenggam tangan gadis sipit itu. Berdoa agar tidak terjadi apa apa pada Yejinya.
Ambulance sampai di depan rumah sakit, Yeji langsung di larikan ke ruang UGD. Yeji yang tak sadarkan diri membuat semua Perawat harus bergegas menindak lanjutinya.
"Maaf Nona, kau harus menunggu disini. Kami akan berusaha semampu kami" Ujar Perawat itu dan masuk ke dalam Ruang UGD dan menutup pintunya. Jisu bersandar di tembok samping UGD, Ia merosot berlahan dan menutupi wajahnya. Ia melihat pakaian nya yang sudah penuh oleh darah Yeji, Jisu memeluk Dirinya sendiri.
"Jisu mohon sama Yeji, Bertahanlah. Jisu takut!" Ujar Jisu yang bergetar masih memeluk dirinya yang penuh oleh darah Yeji.
"Jisu!" Ujar 2 orang disana, Yuna dan Yeonjun. Chaer pergi untuk menemani Ryujin, bagaimanapun Ryujin juga terluka. Yuna yang melihat keadaan Temannya itu langsung berhambur memeluknya, berusaha menenangkan Jisu yang sekarang ini sedang kalut. Yeonjun hanya menatap sendu Jisu.
"Sssttt tenang ya.. Jangan begini Jisu, Yeji pasti tidak senang kalau Jisu begini" Ucap Yuna berusaha menenangkan Temannya itu. Jisu malah makin terisak ketika mendengar nama Yeji, Yuna dengan sabar mengelus kepala Jisu.. berusaha menenangkan Gadis yang tubuhnya lebih kecil darinya.
"Bagaimana Jika Yeji ga ada? Gimana Kalo Yeji ninggalin Jisu? Aku takut Yuna.. Sungguh takut" Keluh Jisu masih dalam Isakannya. Tubuhnya bergetar Hebat.
"Ssstt.. Yeji itu Gadis yang kuat Jisu, dia bisa melakukan apapun yang dia mau. Termasuk bertahan demi Jisu kesayangannya, aku percaya kok Yeji bisa ngelewatin ini" kini Yeonjun yang angkat suara, ia berlahan mengusap Surai Hitam Jisu.
"Sekarang yang bisa kita lakukan hanya berdoa pada Tuhan, agar Yeji bisa selamat dari masa kritisnya" Ujar Yuna yang menatap Pintu UGD yang mengunci Yeji disana.
==================
Ryujin masih terbaring, ia pingsan saat melihat sahabatnya itu tak sadarkan diri. Mungkin juga karena efek ulu hatinya yang terluka. Chaerry duduk disamping ranjang Ryujin, memastikan agar Gadis itu tidak apa apa. Chaer terus menggenggam tangan Ryujin, berharap agar Ryujin dapat bangun dari tidurnya.
"Ugh" keluh Ryujin yang mulai tersadar dari tidurnya. Chaer tersentak, ia langsung mengelus bahu Ryujin.
"Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit? Perutnya masih sakit tidak?" Tanya Chaeryeong berturut turut. Ryujin hanya menatap Chaer yang terlihat sangat mengkhawatirkannya.
Ryujin tersenyum."Aku sudah tidak apa apa kok" Ujar Ryujin yang berusaha bangun dan duduk namun Chaer dengan Sigap menahannya
"Jangan banyak bergerak dulu, Bodoh! Kau masih lemah" ujar Chaer yang kesal melihat Ryujin yang sepertinya sangat ingin duduk, Ryujin terkekeh melihat gadis dihadapannya sangat khawatir padanya.
"Eoh? Kau terlihat sangat mengkhawatirkan ku? " Ujar Ryujin menatap wajah Chaer yang membuat pipi gadis itu langsung bersemu.
"Tidak! Aku hanya tidak ingin kau mati, bodoh!" Ujar Chaer yang mengalihkan wajahnya agar tidak ketauan Ryujin bahwa wajahnya saat ini telah bersemu. Ryujin terkekeh melihat itu.
"Mana ada duduk dapat menyebabkan kematian?" Kekeh Ryujin sembari menggelengkan kepalanya pelan masih berusaha menggoda gadis di hadapannya itu. Skak mat!
Chaer gelagapan, bingung mau menjawab apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOBODY LIKE YOU ✔
FanfictionYEJISU MOMENT IN HERE😉 karena tidak ada orang lagi yang seperti dirimu.. Bahkan yang miripun tidak akan pernah ada. Kisah Peliknya kehidupan sepasang Sahabat yang nyatanya saling membutuhkan satu sama lainnya dalam menghadapi kehidupan. "Aku.. Cint...