Sesuai dengan perintah Jung Yunho, kepala pelayan Go sibuk membereskan mayat-mayat yang membusuk di ruang bawah tanah. Mereka semua yang berniat mencelakai Tuan Muda kini tak meninggalkan apapun lagi selain penyesalan. Di rumah ini hanya dirinya yang mengetahui sisi gelap Tuan Besar selain beberapa orang di luar sana.
Seorang diri harus membereskan bangkai yang mulai mengeluarkan aroma busuk bukanlah pekerjaan yang mudah. Ahra menggunakan perlengkapan super lengkap agar bisa menyeret mereka ke tempat pembakaran yang letaknya berlawanan arah. Ia harus menggunakan sebuah media untuk melakukannya.
Butuh waktu yang banyak untuk melakukan semua ini seorang diri. Tempat pembakaran susah siap menghanguskan tubuh-tubuh manusia yang tidak berguna itu. Setelah semuanya masuk ke dalam, Ahra menutup pintu yang terbuat dari besi. Semoga saja tidak akan yang mencurigai hal ini.
Melanjutkan pekerjaannya yang lain, Ahra menyikat lantai dengan susah payah. Darah yang menghitam merusak lantai ini. Hembusan nafas berulang dengan kesabaran yang terus ditambahkan. Mau bagaimana lagi selain dirinya tidak ada yang mau melakukannya.
"K-kumohon lepaskan aku.." delikan tajam dengan tongkat sapu terarah. Beberapa ruangan seperti sel memang gelap sehingga sulit melihat ke dalam.
"Siapa disana?" Desisnya. Berjalan pelan untuk memeriksa ruangan lainnya. Semua yang di bakarnya terletak di luar sel, mereka di gantung dengan rantai besi.
Menekan saklar lampu, Raut wajah ahra tidak berubah. Orang yang sedang menahan kesakitan dengan wajah babak belur, yang tidak jelas masih memiliki semangat hidup atau tidak adalah Sangwoo—pria yang menjadi selingkuhan Nyonya Jung, orang yang juga merupakan otak dari rencana jahat yang dilakukan pada keluarga Utama. "Ternyata masih ada yang hidup."
Tatapan ketakutan dengan sedikit memar di wajah, air mata mengalir memohon pertolongan. "Lepaskan. Monster itu akan membunuhku, akan kuberikan uang yang banyak tetapi lepaskan aku." Pintanya. Suara yang nyaris tidak keluar setiap mengucapkan satu kata.
Menggelengkan kepala pelan, terkadang orang mengatakan seseorang monster tanpa tau jika mereka juga monster bagi orang lain. Pria ini seharusnya sadar jika dia sendirilah yang menggali kuburannya sedang Tuan Besar hanya mendorongnya masuk ke dalam. Berani berbuat berarti berani bertanggung jawab. "Itu sebabnya seseorang diberikan otak agar dia bisa berpikir untuk tidak mengganggu kehidupan orang lain."
".....anda yang mengusik berarti anda harus menerimanya. Selamat beristirahat semoga kau masuk surga."
Kepala pelayan Go mematikan lampu dan melanjutkan pekerjaannya. Ia harus menemui Tuan Jung untuk menemani pria itu menghadiri pembukaan pameran seni rekan bisnisnya. Shim Changmin sedang pergi entah kemana, mengabaikan pekerjaan yang sedang dilakukannya dan membuat pekerjaan Ahra berlipat ganda.
Menyelesaikan semua tugasnya lalu mengunci rapat ruang bawah tanah. Ia harus segera bersiap untuk mendampingi Jung Yunho dan kekasihnya.
Jaejoong menatap pantulan dirinya didepan cermin. Setelah menenangkan Changmin yang shock akan fakta tentang dirinya, ia langsung bertolak pulang ke rumah karena harus menemani Yunho menghadiri pembukaan pameran seni. Ini sangat menyebalkan, pikirannya bercabang-cabang antara Changmin, Yunho dan teman lainnya.
Melalui pantulan cermin Jaejoong bisa melihat Kepala pelayan Go menunggunya. Ah-Asistennya sekarang sibuk dengan pekerjaan lain dan tidak memungkinkan untuk melakukan hal lain bersamanya. "Ayo pergi."
Melangkahkan kaki di ikuti oleh Go Ahra, Yunho sudah menunggu didepan lift dengan setelan mewah. Malam ini memang sedikit pamer karena yang akan hadir adalah kalangan atas. Biasanya penampilan mereka akan menjadi buah bibir wanita kelas atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy | Yunjae ✔️
FanfictionVersi PDF sudah tersedia+Bonus Chapter Mature / Drama / Romance/ Yunjae ❝Hidup itu penuh dengan drama jadi nikmatilah selagi bisa. Jangan biarkan semua berlalu tanpa ada satupun aksi heroik. Tidak suka dengan ucapanku? Biar pukulanku yang bicara. ❞ ...