Kasus penemuan Mayat masih menjadi topik perbincangan hangat. Bisik-bisik dari satu kuping ke kuping lainnya semakin memanas dengan tambahan cerita yang berlebihan. Petugas kepolisian merasa harus melakukan berbagai usaha untuk membungkam rumor yang tidak benar.
Bisa dikatakan kantor polisi sekarang menjadi sasaran para wartawan mengorek informasi perihal kasus tersebut. Kasus pembunuhan semakin memanas karena penemuan Jasad lainnya yang diyakini pria bernama Kim Junsu. Media semakin menjadi-jadi dalam memberitakan kematian seseorang yang merupakan bagian dari Jung Group.
Kondisi kesehatan Jaejoong sekarang tidak baik, matanya masih terpejam dengan mimpi buruk bernyanyi dalam kepalanya. Untuk saat ini tidak ada raungan kemarahan atau rasa sakit hanya ada suara hembusan nafas. Setelah Jaejoong sadar nanti, Yunho tidak tau harus menunjukkan reaksi seperti apa. Dokter belum bisa memberikan hasil yang diinginkan olehnya jika Jaejoong belum sadar.
Di sudut ruangan Kibum hanya memperhatikan dalam diam, sama halnya dengan Yunho ia kebingungan bagaimana harus bereaksi. Setelah apa yang baru saja terjadi, rencana untuk siwon dibatalkan—situasi sama sekali tidak mendukung. "Apa ingatannya akan muncul kembali?" Tanpa sadar bibir meluncurkan kalimat yang sering terucap baik dulu maupun sekarang.
"Tidak tau, Dokter belum bisa memberikan diagnosa sebelum Jaejoong sadar." Tidak disangkanya reaksi Jaejoong sampai seperti ini. Mimpi terburuk akan terjadi jika sampai Ingatan masalalu muncul kembali ke permukaan, Yunho tidak bisa menjamin bisa mengunci kembali pintu itu demi Jaejoong. Akan semakin sulit baginya untuk menjaga Jaejoong apalagi Jaewook seolah menghilang ditelan bumi.
Kehilangan Junsu mempengaruhi Jaejoong, dibandingkan dirinya Junsu paling sering berada di sekitar Jaejoong dengan tingkah lucunya. "Kuharap ingatannya tidak pernah kembali, tidak akan ada lagi kebahagiaan selain ketakutan. Jaejoong kehilangan semuanya saat itu juga bahkan harapan akan terasa seperti mimpi saat jiwanya tenggelam dalam trauma." Janji yang selama ini dipegangnya adalah menjaga senyuman di wajah itu. Semenyebalkan Jaejoong tidak pernah sekalipun Kibum menyimpan dendam untuknya.
"...Yang lebih menakutkan dari kematian adalah trauma. Kau hidup tapi kau mati, kau mati tapi kau hidup." Lanjut Kibum. Ingatan membayang bagaimana terpukulnya jaejoong dimasa lalu. Tatapan kosong tanpa kehidupan di tubuh kurus berbalut kulit pucat—si badboy kehilangan sisi menakutkannya.
Yunho bungkam tidak menyahut ucapan Kibum, yang pria itu katakan memang benar. Jaejoong akan seperti itu suatu saat nanti jika ingatannya pulih, mimpi buruk akan terus terulang dalam kepalanya; teriakan kesakitan dan air mata menjadi sebuah lantunan paling menakutkan bagi Yunho. Berbanding dengan dirinya yang bisa menahan semua rasa penyesalan atas apa yang terjadi walau tidur tidak nyaman asalkan jaejoong nyaman Yunho tak apa.
Sekretaris Park sudah memberikan kabar tentang Junsu, mayatnya berada di kantor polisi untuk otopsi. Penemuannya jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, jumlah polisi dan orang yang kerahkan mampu mengatasi masalah yang ada. Sampai saat ini, Yunho bersyukur memiliki bawahan yang sangat setia.
"Kapan pemakaman junsu di adakan?" Kibum benci keheningan ini, bibirnya tidak bisa ditahan walau sebentar saja. Ia ingin menanyakan berbagai hal untuk menjawab rasa penasaran dalam dirinya, kakinya pun tidak mau melangkah pergi dari tempat ini. Padahal Saat Heechul terluka Kibum tidak seperti ini.
"Tidak tau, pihak keluarga meminta otopsi—mungkin akan memakan banyak waktu."
Wajar keluarga Junsu meminta hal tersebut, mereka mencari pelaku yang melakukan hal kejam pada Junsu. "Berarti pernikahanmu akan sedikit tertunda?" Setaunya Jaejoong sudah sangat menantikan hari besar ini, tidak mudah membujuk Yunho agar melangsungkan pesta pernikahan ini. Butuh banyak usaha pasti jaejoong akan sangat kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy | Yunjae ✔️
FanfictionVersi PDF sudah tersedia+Bonus Chapter Mature / Drama / Romance/ Yunjae ❝Hidup itu penuh dengan drama jadi nikmatilah selagi bisa. Jangan biarkan semua berlalu tanpa ada satupun aksi heroik. Tidak suka dengan ucapanku? Biar pukulanku yang bicara. ❞ ...