Setelah malam itu, Changmin dan Jaejoong diawasi secara ketat oleh Yunho. Keduanya tidak bisa melakukan apapun dengan bebas karena pengawasan yang tidak memiliki celah. Menyesalpun tidak ada gunanya karena masa lalu tidak bisa diubah sama sekali. Tubuh keduanya pulih dengan cepat sehingga hari ini sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah. Persiapan pernikahan sudah hampir 100% dikerjakan dengan benar oleh banyak orang. Tentu saja karena hari itu menjadi hari yang sangat spesial.
Dalam ruangannya Yunho termenung mengingat janjinya pada Nyonya Kim, keraguan muncul mengingat wajah yang berharap padanya. Hal menjengkelkan itulah yang membuat Yunho menyuruh Yoochun mencari Jaewook dan mengirimkan kakak jaejoong ke rumah sakit dalam pengawasan ketat. Apa ini sebuah keputusan yang tepat? Jika memang Jaewook tidak mau berubah dan tetap pada keyakinannya maka Yunho dengan terpaksa akan mengurung pria itu.
"Bagaimana kondisi Jaewook?", Pembunuh adalah hal yang paling Jaejoong benci, hal itu membuat kesayangannya kehilangan kedua orangtuanya. Kenangan itu seperti mimpi buruk baginya, melihat Jaejoong menangis layaknya orang gila memeluk ibunya dan menyaksikan dengan kedua matanya sendiri bagaimana kakaknya membunuh ayahnya. Jaejoong memang suka berkelahi tapi tidak pernah sekalipun berpikir membunuh, melihat darah mengenang dengan mata telanjang pada siapa Jaejoong meminta tolong dengan tubuh gemetar bermandikan darah.
"Kritis.", Yoochun tidak mengerti mengapa Yunho memintanya mencari Jaewook yang sudah dilepas ke laut lepas dan dibawah ke rumah sakit. "Tuan, mengapa anda melakukan ini? Bukankah lebih baik membiarkan dia mati dengan sendirinya.", Memang kejam membunuh seseorang dengan cara tersebut tapi mengingat kejahatan yang diperbuat dan berapa banyak yang dirugikan akan perbuatannya. Kesempatan datang dan Yunho melepaskannya begitu saja—memberikan pengampunan kepada kakak Jaejoong.
Memandang jauh, kenangan tentang apa yang terjadi dimasalalu mencuat ke permukaan. "Sekretaris Park, ketika kau berjanji pada seseorang tidak ada pilihan lain selain menepati janji itu. Ibu Kim menitipkan kedua anak itu dengan harapan mereka bisa sadar akan kesalahan yang diperbuat tetapi yang kuperbuat adalah menyembunyikan jaejoong dan mengusir Jaewook.", Wanita itu sangat baik, dia mengambil sebuah tindakan tepat untuk melindungi Jaejoong dan menyadarkan Jaewook. Usaha hanya sekedar usaha ketika orang yang bersangkutan tidak mau merubah pikirannya. Ketika sisi egois ditekan yang terpikirkan adalah bagaimana cara menutup bibir yang terus mengoceh selamanya.
"....pantau terus kondisi Jaewook, laporkan padaku jika ada perkembangan."
"Baik."
Yunho hanya melakukan yang terbaik yang dibisanya seperti pesan ayahnya jika untuk melakukan hal besar kau harus berani menerima resikonya. Tidak peduli bagaimana nantinya jalani saja dan yakinkan diri kau bisa melakukan hal tersebut. Semua akan baik-baik saja, begitulah Yunho meyakini dirinya sendiri.
Sepeninggalnya Sekretaris Park, Yunho membiarkan dirinya menikmati keheningan. Mengingat kembali bagaimana pertemuannya dengan jaejoong. Dulu kata yang terucap berbeda dengan sekarang, semua berawal dari kenyamanan dan rasa penasaran yang berakhir pada rasa suka tanpa batas. Mungkin tindakannya akan dianggap gegabah oleh orang lain tetapi tujuan utamanya memastikan Jaewook berada dalam pengawasan.
"Yunho, aku gemukan?", Jaejoong tanpa ragu membanting pintu kerja ruangan Yunho. Saat ini Yunho tidak berada di ruang kerja Kantor tapi Ruangan kerja di rumah. Pernikahannya tinggal 2 hari lagi dan tiba-tiba diminta diet karena setelan Jasnya terlihat ketat ditubuh. Menahan lapar bukanlah gayanya, Jaejoong selalu merasa lapar ketika melihat makanan enak.
Tersentak kaget apalagi saat tubuh yang baru pulih duduk diatas pangkuannya tanpa permisi. Karena sedang bernostalgia Yunho jadi merindukan Jaejoong yang malu-malu saat berbicara dengannya. Semua keputusan pasti ada resikonya dan Yunho harus menerima fakta jika dia satu-satunya yang mengingat masa itu. "Siapa yang bilang kau gemukan?", Tanya Yunho, membiarkan Jaejoong melakukan sesuka hati—mau marah juga tidak ada gunanya, si mungil yang sebentar lagi menjadi istrinya ini tidak akan mau mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy | Yunjae ✔️
Fiksi PenggemarVersi PDF sudah tersedia+Bonus Chapter Mature / Drama / Romance/ Yunjae ❝Hidup itu penuh dengan drama jadi nikmatilah selagi bisa. Jangan biarkan semua berlalu tanpa ada satupun aksi heroik. Tidak suka dengan ucapanku? Biar pukulanku yang bicara. ❞ ...