Rasa kesal dan emosi yang bertumpuk membuat seseorang mampu melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Ujaran perbandingan antara satu dengan yang lain membuat rasa benci semakin menjadi-jadi, menumpuk hingga tidak bisa diungkapkan dengan mudah kecuali menyembunyikan dibalik senyuman.
Sesuai dengan rencana yang telah disusun, Choi siwon kini mempersiapkan pesta pertunangan dengan Kibum. Orang yang dijadikan batu loncatan sekaligus tameng untuk dirinya. Di hari bahagia ini Jung Yunho akan kehilangan semua yang dimiliki dan tidak akan ada lagi yang membandingkan keduanya.
Tidak menyenangkan jika selalu dibandingkan.
Lalu bagaimana dengan perasaannya pada Kibum? Mengingatnya Siwon menarik senyuman. Pertemuan yang tidak sengaja hingga membawanya menjadi semakin dekat dengan pria itu. Bonusnya, Kibum adalah teman baik Kim Jaejoong—Si Cantik dalam sangkar Emas Jung Yunho.
Bukankah dengan menyakiti Jaejoong itu berarti menyakiti Yunho? Perihal perasaannya pada Kibum itu sungguhan. Tidak ada kebohongan pada perasaannya. Mungkin situasi dan kondisi membuat perasaan terasa mengada-ada. "Jangan lupa cek kembali Tuxedo yang akan kami gunakan." Ucap siwon.
Malam ini akan jadi malam paling istimewa dan tidak akan dilupakan olehnya. Ah—juga ada hadiah khusus untuk Jung Yunho. Pria itu harus belajar untuk tidak terlihat sempurna dan ambisius. Tidak semua orang menyukai orang seperti itu.
Pria ambisius yang lemah karena kekasihnya. Sangat lucu mengalahkan drama opera sabun.
"Tuan Choi, bunga sangat laris." Ucap Asisten Siwon. Pria paruh baya dengan seragam formal mirip Asisten kerajaan.
Siwon memejamkan matanya sejenak, pikiran didominasi oleh rasa bahagia. "Bagus. Lalu bagaimana dengan penyusup itu?" Penyusup memang tidak mengambil barang penting, ia juga tidak terlalu ingat seberapa penting barang yang diambil. Tetapi mengetahui siapa gerangan orang itu harus dilakukannya.
Musuh dalam selimut itu menakutkan.
"Sampai saat ini belum ada informasi perihal penyusup tersebut. Kami sedang mengusahakan yang terbaik." Ucap Asisten Ma. Dia sudah mengabdi lama pada keluarga Choi, sangat tau seluk beluk keluarga ini. Dari sifat iri hati pada Jung Yunho dan perbuatan melenceng lainnya. Sebagai asisten dia hanya menjalankan tugasnya.
Berpikir dan terus berpikir, hembusan nafas mengakhiri kerja rodi otaknya. "Aku menunggu jawaban. Jangan lupa pestaku harus berjalan dengan baik malam ini. Kau mengerti." Semua yang sudah dipersiapkannya. Semua yang telah disusun dengan sangat baik harus berakhir dengan baik.
Setelah ini tidak akan ada yang membandingkan dan tidak ada yang memberikan pujian berlebihan. Semua sudah pas. Tetapi sepertinya ada sesuatu yang membuat Siwon sama sekali tidak nyaman. Hatinya seolah mengatakan jika hal buruk akan terjadi.
••
Hening. Kibum sangat marah, tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakan olehnya. Menangis tidak cukup untuk menjabarkan semuanya. Ini adalah patah hati terburuk yang dialami olehnya. Jemarinya memainkan cincin yang melingkar. Bagaimana bisa Siwon melakukan hal seperti ini pada keluarga kecilnya?
Sooyoung, Kim Jaejoong, Kim Heechull, Boa dan Changmin adalah keluarga kecilnya. Tempat ia berkeluh kesah saat gundah, tempat ia memaki tanpa takut menyinggung dan dengan teganya melakukan semua ini.
"Jika kau tidak bisa melakukannya biar kami yang mengurusnya." Boa jadi tidak enak. Apalagi Heechull menjelaskan dengan mata membara. Menyembunyikan hal ini lebih lama lagi sama sekali tidak baik. Jika rencana siwon dilaksanakan maka malam ini mereka semua akan dipermalukan.
Jung Yunho memang target utama tapi dalam lingkaran itu ada orang lain yang begitu dekat. Secara tidak langsung Boa mengakui dirinya bagian dari keluarga Jung—yang tidak diakui oleh Jaejoong. Choi siwon seharusnya tidak perlu melakukan hal ini, dia akan jadi bagian dari lingkaran ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy | Yunjae ✔️
FanficVersi PDF sudah tersedia+Bonus Chapter Mature / Drama / Romance/ Yunjae ❝Hidup itu penuh dengan drama jadi nikmatilah selagi bisa. Jangan biarkan semua berlalu tanpa ada satupun aksi heroik. Tidak suka dengan ucapanku? Biar pukulanku yang bicara. ❞ ...