14- Pregnant

3.1K 413 63
                                    

Malam terasa sangat panjang. Keadaannya masih sama seperti biasanya, tenang dan tidak ada kekacauan. Yunho bersama anggota keluarga makan dengan tenang, menikmati setiap sendok makanan yang melewati tenggorokan. Tidak seperti keluarga pada umumnya yang membicarakan hal penting di pagi hari—keluarga Jung cenderung diam dan tak banyak mengeluarkan suara. Masing-masing memiliki duniannya sendiri.

Jaejoong dengan tenang menikmati sarapannya, beberapa kali melirik ke arah jessica yang wajahnya sedikit ada memar yang tidak berhasil di samarkan dengan baik. Dalam hati memikirkan hal apa yang dilakukan oleh wanita itu diluar pengawasan para pelayan.

Tidak ada hal aneh yang ditemukan oleh para pelayan, bersih tanpa ada sesuatu sehingga membuat penghuni rumah hanya bisa diam memperhatikan. "—hari ini jangan kemana-mana jae, kalau pun memang terpaksa kau harus pergi bersama Ahra atau Junsu." Kejadian semalam membuat Yunho sedikit takut.

Ahra tidak sempat menangkap si penyusup hanya meninggalkan bekas luka di tangan. Tidak tahu siapa orang yang mencoba masuk ke dalam penjagaa rumah yang terbilang ketat ini. Yunho terus memikirkannya, cctv berhasil di Hack sehingga changmin harus memperbaiki sistem dalam rumah.

"Ya, mungkin siang nanti aku akan ke kantormu mengunjungi changmin dan Boa." Beberapa hari ini changmin tidak menghubunginya selain memantau perusahaan dan perkembangannya. Ia tidak tahu apa saja yang terjadi di dalam perusahaan.

Mengusap rambut jaejoong, Yunho menanggapi dengan seulas senyuman tipis. Tunangannya pulih dengan cepat, wajahnya tidak sepucat kertas lagi atau merasakan sesak nafas. Sampai saat ini yang tidak ditemukan Yunho adalah orang yang mencoba menyakiti jaejoong—orang itu pasti cukup ahli menyembunyikan diri dengan baik.

Nyonya Jung tetap fokus pada makanannya, sejak semalam ia merasakan terror dalam rumahnya sendiri. Bahkan memejamkan mata tidak cukup untuk menetralisir ketakutannya. Telinganya bisa menangkap suara di luar rumah; seretan dan pekikan menakutkan. Membuat tubuhnya berkeringat dingin, yang dilihatnya hanyalah seorang pria dan wanita. Ini sama dengan perasaan takut yang dirasakan dulu-saat kematian suaminya.

Sejak tadi memperhatikan setiap gerak gerik dari keluarga Jung. Ahra menyadari satu hal, ada yang tidak beres dengan nyonya Jung—wajah pucat pasih seolah ada ketakutan dalam dirinya. Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh wanita itu.

•••••

Bunyi telepon menggema hingga mengganggu pendengaran. Boa menghembuskan nafas pasrah lalu mengangkat panggilan telepon tersebut. Tumpukan pekerjaannya tidak membiarkan dirinya bersenang-senang walau sebentar saja. "Hallo—"

"Dengan Jung Group? Kami dari Bar Mirotic akan mengirimkan tagihan atas nama Jung Jessica. Diharapkan kepada anda untuk segera melunasi tagihan tersebut. Terima kasih." Begitulah kalimat yang didengarkan oleh Boa. Ia tidak sempat bereaksi sama sekali. Kerjapan matanya berulang kali hingga kesadaran berhasil mengambil alih.

"Hah? Jessica? Yak!" Marah boa, memaki telepon yang sudah tidak terhubung dengan penelepon. Hembusan nafas yang terdengar kasar hingga membuat boa merasa dirinya bertambah 10 tahun. "—jessica apa lagi yang ingin kau perbuat?" Keluhnya sembari menunggu tagihan yang akan dibawa oleh pekerja Bar tersebut.

Sangat menyebalkan jika harus terlibat dengan jessica, bagaimanapun caranya ia harus menahan emosi agar tidak meledak sekarang juga. Orang gila itu menghabiskan uang perusahaan hanya untuk kesenangannya. Dasar gila-kenapa juga harus perusahaan yang harus membayar.

"BOAAAAAAA—"

Teriakan yang sangat familiar di ikuti dengan gebrakan pintu. Hari ini sudah berulang kali Boa di kejutkan oleh banyak hal. Ada dua kemungkinan, ia mati karena serangan jantung atau mati karena menua dengan cepat. Dilihat dari situasi yang sering menimpanya, kemungkinan ia akan mati karena serangan jantung.

The Bad Boy | Yunjae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang