Sepasang iris gelap memperhatikan mobil Boa yang pergi meninggalkan halaman rumah. Di belakangnya berdiri go Ahra yang menunggu perintah selanjutnya. Jaejoong memikirkan cara efektif untuk menangkap orang dibalik semua ini. Otaknya mencoba memproses semuanya, pasti ada orang dalam yang terlibat.
"Ahra, kau sudah temukan penghubung mereka?" Jika sampai Ahra juga mengatakan jawaban yang tidak memuaskan. Berarti ini sudah saatnya ia ikut campur, konyol bukan jika terus diam saat pembunuh berkeliaran di sekitar. Ada janji yang akan dilanggarnya memang, jaejoong tahu Yunho akan sangat marah tetapi ia tidak bisa membiarkan semua berlarut-larut.
"Maaf tuan muda, kami baru menemukan bawahan-bawahannya." 2 orang kini berada dalam penjara bahwa tanah. Mereka akan mendapatkan interogasi paling menyakitkan dari Tuan Besar, sudah sangat lama Ahra tidak melihat Tuan Jung ikut ambil bagian dalam hal seperti ini.
Memejamkan mata sejenak, rahang mengetat dengan urat-urat yang menonjol. Membalikan badannya, "—Aku ingin kau mendapatkan informasi dari Yoona. Sekarang."
"Baik."
Memperhatikan bagaimana Ahra meninggalkan ruangan ini, jaejoong berjalan masuk ke dalam lemari pakaiannya. Mengganti piyama dengan pakaian yang sering di gunakannya untuk balapan. Jaejoong memakai airpods, menelepon changmin.
"Tunggu aku di Persimpangan dekat toko Yonsan." Mengetatkan tali sepatu, mengambil tas kecil dan memasukan beberapa barang ke dalam. Memperhatikan pakaiannya sejenak, kedua sudut bibir ditarik hingga membentuk senyuman. "—maafkan aku Yunnie bear, tapi tunanganmu tidak akan diam saja."
Ia bergerak menuju garasi, memilih motor paling cepat yang akan di gunakannya. Pelayan hanya bisa menatap dari jauh saat motor melaju meninggalkan rumah. Dengan kecepatan yang tidak main-main, jaejoong melaju membelah jalanan menuju tempat perjanjian.
Helm berwarna hitam menyembunyikan wajahnya dari pandangan orang lain. Jalanan cukup sepi, jaejoong tiba di tempat perjanjian sembari menunggu Changmin. Sesekali melirik jam tangannya, secara spontan decihan kesal keluar dari bibir yang tertutup Helm.
Beberapa orang memperhatikannya, ini membuat tingkah kewaspadaan meningkat. Banyak kemungkinan jika sebenarnya ia diikuti oleh suruhan dia—dia dalam hal ini masih objek yang tidak jelas karena belum pasti siapa pelakunya.
Bunyi klakson menyadarkan jaejoong, ia melirik mobil hitam yang dari sana keluar Changmin dan Junsu. Wajah keduanya berkeringat dan sedikit pucat. "Kau membuatku harus memutar jauh. Jadi katakan kenapa kau tiba-tiba memintaku kemari."
Dari nada suaranya terdengar jelas jika Changmin kesal, bagaimana tidak, orang yang dikhawatirkannya malah nampak baik-baik saja. Mengendara dengan kecepatan gila, junsu bahkan tidak berhenti berteriak selama perjalanan. Beruntung pria itu tidak muntah dalam mobil.
"2 kaki tangan orang yang berencana membunuhku sudah ditangkap tetapi aku belum puas. Ada hal lain yang mengjanggal. Changmin kau ikut aku ke St. Terresa Jeonju dan kau Junsu pergilah ke Onfield Green Residence. Temui wanita bernama Moon Gayoung katakan 911-10,13,19—kau bisa memukul siapapun yang menghalangimu." Jelas Jaejoong, sengaja menggunakan angka agar tidak ada yang tahu maksudnya. Beberapa orang memperhatikan, wajah mereka membuat rasa curiga semakin menjadi-jadi. "—changmin kita pakai motor, Junsu kau bawa mobil Changmin."
St. Terresa Jeonju adalah rumah sakit tempat dimana Nyonya Jung—Ibu Kandung Yunho meninggal dunia. Kenapa ia pergi ke sana? Beberapa orang disana bekerja untuk Yunho sebagai informan, beberapa perawat disana sangat mengenal keluarga Jung dan siapa saja yang berada di sekitar mereka. Dari dulu posisi Nyonya Jung sudah diperebutkan oleh beberapa orang dalam keluarga bahkan luar keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy | Yunjae ✔️
Fiksi PenggemarVersi PDF sudah tersedia+Bonus Chapter Mature / Drama / Romance/ Yunjae ❝Hidup itu penuh dengan drama jadi nikmatilah selagi bisa. Jangan biarkan semua berlalu tanpa ada satupun aksi heroik. Tidak suka dengan ucapanku? Biar pukulanku yang bicara. ❞ ...