13 - Puzzle

2.7K 398 52
                                    

Melangkahkan kaki memasuki kawasan rumahnya, Yunho bersiul pelan menikmati waktu senggang dikala otaknya sakit memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di masalalu. Rasa bersalah adalah penyakit paling mematikan, tidak terlihat namun menghantui setiap malam hingga tangisan kesedihan tidaklah lebih dari cukup. Raut wajah tidak  menggambarkan jika dirinya memiliki penyesalan. Yunho menyembunyikan dengan apik, semakin lama semakin profesional melakukannya.

Semua orang memiliki topeng untuk menyembunyikan perasaan sebenarnya. Langkah kaki memasuki rumah, tidak menimbulkan suara yang mungkin mengganggu. Fakta-fakta yang dijabarkan oleh para detektif masih tidak jelas. Belum memiliki titik terang karena waktu kasus ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Yunho hanya berharap jika hasilnya tidak akan mengecewakan, kematian ayahnya sudah menjadi luka, kematian calon bayinya membuat hari-hari bagaikan teror dan kematian ibunya yang masih menjadi tanda tanya.

Jung Min Soo, bukan ibu yang buruk. Wanita yang menjadi ibu sambungnya itu memperlakukan dengan sangat baik, mungkin karena dia tidak memiliki anak kandung sebabnya wanita itu mencurahkan segala perhatian padanya. Semua berawal dengan ketidaksukaan Ibu Sambungnya pada jaejoong, tidak bisa disalahkan juga.

Dulu, jaejoong jauh lebih nakal dari yang sekarang. Ia tidak akan berhenti meneror seseorang sampai puas—pertemuan ibunya dengan jaejoong sama sekali tidak baik. Karena mulut ibunya, jaejoong menyiram wanita itu dengan air,membuat hari-hari tidak setenang sekarang.

Harta—begitu kata orang. Tujuan semua para lintah berdiri di sekelilingnya karena harta. Seolah ketulusan, diukur seberapa banyak kekayaan yang dimiliki. Dentingan lift membuat Yunho tersadar dari lamunan singkat, ia keluar dan berjalan untuk masuk ke dalam kamar. Mata musang tersenyum tipis, melihat tunangannya duduk manis dengan ponsel yang dimainkan. "—kau sudah merasa sehat?" Tanya Yunho, duduk disamping jaejoong dengan tangan diletakan dipinggang jaejoong.

Melirik sekilas sebelum melanjutkan kegiatannya, jaejoong sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Obat yang diberikan bekerja dengan baik, perasaan sedang tidak baik setelah insiden yang hampir merengut nyawanya. Menggunakan cara licik untuk menjatuhkannya. "Aku sudah lebih baik, apa kau sudah mengetahui orang yang mengirimkan paket?"

"Masih dalam penyelidikan, aku sudah meminta ahra untuk mengurus hal tersebut. Lain kali jangan sembarangan memakai produk tidak jelas." Ia ketakutan, jantung berdetak cepat dengan pasokan oksigen seolah berkurang. Yunho panik, pikirannya menjadi kosong dan kebingungan; tidak tahu harus melakukan apa.

"Owh—kau sudah minum obatmu? Jangan lupa diminum, kau terlalu sering bekerja sampai tidak memperhatikan kesehatanmu." Jaejoong melepaskan ponselnya asal, mengalungkan tangannya dan menyusupkan kepala di pundak tunangannya. Kesehatan Yunho lebih menghawatirkan, tunangannya terlalu sibuk hingga melupakan hal yang penting. Pekerjaan dan kesehatan adalah dua hal penting, yunho terlalu memforsir dirinya dan lupa caranya bersenang-senang.

Terkekeh pelan dengan tangan menepuk punggung jaejoong. "Aku tidak lupa Nyonya," menghirup aroma tubuh jaejoong, lembut dan menenangkan.

Alasan lain kenapa Jaejoong bertahan bersama Yunho, untuk menjaga pria itu. Ia tidak ingin Yunho menjadi gila karena kehilangannya, semenyebalkan apapun pria itu saat berusaha mengaturnya, ia akan bertahan. Dalam hidup ini yang dimiliki jaejoong hanya Yunho seorang, tidak ada yang lain bahkan orangtua.

"Kudengar jessica ada disini?"

"Ya."

"Kenapa kau biarkan dia tinggal disini?" Terkadang Jaejoong tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Yunho. Dia melakukan sebuah hal yang seharusnya tidak dilakukannya. Menebak-nebak apa yang otaknya rencanakan terlalu sulit.

Mengecup singkat pucuk kepala jaejoong, "—bukan apa-apa. Jangan dipikirkan, jika dia berulah aku akan mengirimnya ke Rumah Sakit." Jessica jika tidak dituruti akan semakin menggila, egois dan tidak mau diabaikan. Dulu anak itu tidak seperti ini, cantik tapi sayang tidak waras. "Kau hanya perlu percaya padaku, setiap orang menjadi protagonis bagi dirinya sendiri dan aku melakukan peran protagonis bagi diriku dan kau. Hanya percaya saja padaku dan semua akan baik-baik saja." Meyakinkan jika semua akan baik-baik saja, ada alasan kenapa ia mengizinkan jessica berada disini yaitu untuk membuat ibunya tidak banyak berdebat dengan jaejoong.

The Bad Boy | Yunjae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang