Suara lirih tangisan jaejoong membuat Yunho hanya bisa menatap datar tunangannya itu. Selalu mengalami hal sama ketika ia harus bepergian ke luar Negeri. Kali ini jaejoong kembali menangis karena di tinggal olehnya. Akhir-akhir ini memang harus bepergian ke luar negeri untuk mengurus pekerjaannya.
"Berhenti menangis jae, pesawatku akan berangkat jam 09.00 Am." Yunho memeluk jaejoong dari belakang, menepuk pelan pantat yang hanya ditutupi selimut. Ia sebenarnya masih lelah, bekerja keras semalam meladeni jaejoong yang Horny rasanya untuk berjalan saja lemas. Tetapi mengingat kembali moto hidup yang diterapkannya, pekerjaan tidak bisa ditinggalkan dengan mudah. "—aku bekerja juga untukmu. Sudahlah, jangan menangis lagi."
Membalikan badan, hidung memerah dengan mata membengkak. Jaejoong mencebikan bibirnya, bagian dada dan leher dipenuhi kissmark hasil olahraga ranjang semalam. "—yunnie huhuhu huks—tidak usah ke jepang ya. Kau sudah kaya tidak perlu cari uang lagi." Memeluk erat tunangannya. Bagaimana yunho setega ini padanya, padahal semalam mereka baru melalui malam yang panjang. Punya tunangan semacam Jung Yunho membuatnya banyak pikiran, punya tunangan Milliuner itu merepotkan tapi kalau bukan milliuner ia tidak mau.
Mengerling jengah, tangannya mengusap rambut jaejoong yang kini seperti sarang burung. "—kau tahu harga skincare berapa?" Yunho mulai merayu tunangannya, memikirkan cara terbaik agar anak itu membiarkannya pergi ke jepang dengan tenang. Jika meninggalkan jaejoong dengan perseteruan rasanya hati tidak tenang.
"Harga Skincareku? Masa kamu lupa. Kan pakai perawatan yang mahal itu. Kalau tidak salah harga per Paketnya ₩32 juta." Itu adalah harga Skincare yang dibelinya di perancis. Lumayan mahal, harus merogoh kocek ₩32 juta hanya untuk paket per bulan. Itu sebabnya jaejoong masih cantik, berkilau, bening, begitulah sebutannya.
"Itu dibayar pakai apa?" Yunho bertanya, sesekali mencium pucuk kepala tunangannya. Untuk menghidupi jaejoong butuh banyak uang. Anak itu tidak mau jika sampai kekurangan uang, yang ada dirinya ini ditinggal. Jaejoong pasti akan mencari yang lebih kaya. Terserah apa kata orang, dia memang kaya—tetapi untuk memenuhi hasrat belanja jaejoong dan lainya, ia harus bekerja lebih keras.
"Uang." Jawab jaejoong. Menengadahkan wajahnya dengan wajah penuh tanya. Otaknya bekerja lambat, maklum lagi Horny susah berpikir jernih. Jaejoong menyusupkan tangannya ke dalam celana tunangannya. Meremat pelan sesuatu yang berada disana.
"Itu sebabnya aku harus mencari uang yang banyak. Biaya skincaremu mahal, perawatan kulit, bahkan untuk menghilang bau mulut saja perlu uang. Aku kerja juga untuk kamu, untuk beli skincaremu." Menghembuskan nafas lelah ketika jaejoong memulai lagi. Anak itu tidak pernah lelah jika soal ranjang. Tangan kecil itu mulai melakukan hal kurang ajar. Siapa sih yang mengajarkan jaejoong sampai sebinal ini?
"Berarti kau harus kerja lebih keras. Terus kirimkan pada rekeningku uang skincare—kau lihat kan wajahku sedikit mengerut. Sepertinya skincareku terlalu murahan, harus cari yang lebih mahal." Jaejoong menepis pelan tangan yunho yang mulai menjauhkan tangannya. Enak saja, sebelum berpisah dengan Yunconda dalam waktu yang lama. Ia harus memuaskan diri, kalau bisa sampai hole tidak mampu menampung. "—yunnie sebelum pergi satu ronde dulu ya." Rayu jaejoong, mengerjapkan matanya berulang kali.
"Tidak, kau tidak puas juga? Semalam kita melakukan tanpa henti. Engsel kakiku rasanya mau lepas." Yunho melepaskan pelukannya, berdiri lalu merapikan pakaiannya. Mata musang melirik jam sekilas, pesawatnya akan lepas landas 15 menit lagi. Kenapa waktu berjalan terlalu cepat?
"Yunnieeeeeeeeeee—Blowjob ya pwiiiseuuuuu Yunho oppa." Jaejoong memasang aegyo kedutan dibagian bawah sana membuat Jaeconda menegang lagi. Digigit bibir sensual, merayu si batu Jung agar mau melakukan satu ronde sebelum berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy | Yunjae ✔️
Fiksi PenggemarVersi PDF sudah tersedia+Bonus Chapter Mature / Drama / Romance/ Yunjae ❝Hidup itu penuh dengan drama jadi nikmatilah selagi bisa. Jangan biarkan semua berlalu tanpa ada satupun aksi heroik. Tidak suka dengan ucapanku? Biar pukulanku yang bicara. ❞ ...