Bagaimana bisa papa ada di ruangan kepsek sembari duduk dan tersenyum ke arahku. Disana aku juga melihat satu orang lagi- wait itukan om-ku sedang apa dia disini? Mengapa ini jadi sangat membingungkan...
"Papa.. kok ada disini?" Aku mengerutkan dahiku bingung. "Itu dahinya jangan dikerutin gitu dong nanti cepat keriput loh," gurau papa sambil tertawa. Aku menggarukkan kepalaku sungguh aku masih tidak mengerti. Help me!!!"Oke.oke papa akan menjelaskan ini pada mu. Jadi sebenarnya Papa ini sudah lama ngebangun sekolah ini. Mama-mu pun tahu kalau papa ngebangun sekolah ini cuman, kita sepakat untuk tidak memberi tahu anak anak terlebih dahulu karena Papa takut kalau misalnya papa gagal membuat sekolah ini. Karena papa harus bekerja keras dulu untuk menemukan biaya yang sebesar ini. Papa harus terus berjuang. Pernah waktu lagi membuat sekolah ini, papa kekurangan biaya. Akhirnya pembangunan sekolah ini papa tunda dulu sampai papa memiliki biayanya lagi. Dan finally hasil kerja keras papa selama ini terbukti memuaskan seperti ini. Sekolah ini jadi dua tahun lalu. Tadinya papa ingin memberi tahumu tetapi mama-mu melarangnya katanya tunggu dulu saja sampai kamu SMA dan kita beri dia suprise. Dan akhirnya kesampaian juga kejadian ini. Asal kamu tahu ly, abangmu tidak dapat kesempatan untuk sekolah di tempat papa karena dia keburu lulus duluan," jelas papa sambil bergurau. papa heran dengan tingkahku yang tidak menunjukkan ekspresi apapun. Mendengar cerita papa yang begitu sedih karena papa harus berjuang begitu keras aku jadi terharu. Aku berjalan mendekatinya, Dan memeluknya tidak terasa aku meneteskan air mata.
Papa membalas pelukan ku " Heii kenapa malah nangis putri papa,hm?" Aku masih menenggelamkan kepalaku di pelukannya. "Jadi selama ini papa berjuang untuk mendirikan sekolah ini? Pantas saja aku sering melihat papa pulang kerja dengan muka yang sangat letih," ucapku setelah puas menangis. Papa tertawa dengan ucapanku. "Tidak usah sedih begitu sayang, lagian papa sekarang sudah berhasil. Dan karena penghasilan dari sekolah ini, papa bisa mendirikan perusahaan besar papa." Aku terkekeh ucapan papa-ku "makasih ya pa. Papa sudah berusaha buat menghidupi kita- aku, abang, dan mama. Aku sangat bahagia dan terkejut." Papa tertawa mendengar ucapanku.
" Nih guys yang mau lihat drama bapak dan anak sedang berpelukan sambil menangis uhhh so sweet banget yaa," ledek om Ad sambil mengarahkan kamera kearah aku dan papa. "Ihh om ngapain sih pake viduo-vidio gajelas gitu." Kesalku dan berjalan mendekatinya
"Habisnya ini tuh moment langka banget yang om lihat," canda om Ad. Ngeselin kan emangg dari dulu gini diaa sama kaya bang Al.
"Huh. Awas ya om kalo di masukin ke sosmed, ini tuh buka sinetron." Om Ad dan Papaku tertawa mendengar ucapan ku. "Iya sayang," sambil tertawa."Oke sekarang ayo kita kelapangan dan mengumumkan kalau Lily anak papa, jadi tidak ada yang berani mengganggumu disini." Ajak papa. Hmm itu bukan ide yang bagus untuk sekarang. Memang, tidak ada yang menggangguku tapi nanti malahan semua orang mendekatiku hanya karena harta papaku saja.
" Enggak pa. Hal ini bukan ide yang bagus untuk sekarang. Aku ingin ini dirahasiakan terlebih dahulu. Nanti jika sudah saatnya baru kita bongkar.""Tapi kenapa sayang?" Papa melihatku heran. "Karena aku tidak mau semua orang mendekatiku hanya karena aku ini anak pemilik sekolah. Aku ingin mereka mendekatiku karena tulus," papa tersenyum bangga kepadaku.
"Papa bangga sama Lily. Oke papa menyetujui keinginanmu." Aku tersenyum bahagia mendengar ucapan papa."Lily ingin masuk di kelas yang mana?" Tanya papa. Aku ingat jika Matcha dan Kayla berada di kelas
10-A. "Aku ingin di kelas 10-A pa," jawabku dengan semangat. "Oke. Oh iya Lily sudah dapat teman baru belum?""Sudah dong, pa." Papa tersenyum. "Sekarang Lily langsung ke kelas saja ya diantar sama om." Ucap papa sambil mencium kepalaku.
🌟🌟🌟
Aku berjalan berdua dengan Om Ad. di koridor kelas, banyak murid murid yang melihat ke arah kami
" Om pokoknya jangan bilang apa apa ya sama orang orang," bisikku om terkekeh mendengar bisikkanku. "Iyaa Ly. Palingan om cuman bilang kalau Lily pacar om biar enggak ada lagi yang ngedeketin om secara terang-terangan karena om tampan." Om tertawa setelah mengucapkan itu."Hehh!! Apa-apaan om gak yahh Lily gak mau jadi bahan kebohongan om. Lagian mana ada orang yang mau ngedeketin om," candaku. Om ku tertawa mendengar ucapanku. "Memangnya Lily tidak melihat, dari tadi kita lewat selalu jadi bahan perhatian?" Aku mengedarkan pandanganku sekeliling. Benar seluruh siswa disini pada melihat kearah kami.
"Iya. Tetapi mereka melihat kearah ku om. Karena aku anak baru yang cantik." Pujiku pada diri sendiri. Hahaha.. narsis? Biarin deh yaa sekali-sekali. "Hahahaha... iyadeh terserah lily saja. Anak Bapak Asher memang selalu narsis," what, Apa dia bilang narsis? Bahkan dirinya sendiri tidak sadar kalau ia juga sama halnya dengan ku. Huh.
"Aku mendengarnya om. Apa om tidak sadar diri jika om mengucapkan hal yang sama?" Om tertawa.
Sesampainya di depan kelasku, om Ad membuka pintu. Kamipun masuk ke dalam kelas. Seketika seketika kelas hening dan tatapannya melihat kearahku semua. "Ekhem... perhatian semua, jadi ini adalah murid baru di kelas kalian. kalian harus menerimanya dengan baik." Om menyuruhku untuk memperkenalkan diri.
"Hai perkenalkan namaku Lilyshaa Aleah. Kalian bisa memanggilku Lily. Salam kenal semuanya," Dengan senyuman manisku. Semua murid dikelas itu langsung tersenyum kearahku. Bahkan banyak yang berteriak,
" Lily lo cantik banget."
" bagi nomornya dong ly,"
"Selamat datang dikelas ini Ly,"Dan masih banyak lagi. Bahkann ada yang meneriakkan nama om ku,
"Mr. Ad you're so handsome."
" bagi nomor Mr. Ad dong,"
"Mr. Ad sudah punya pacar belum?"What? Mengapa jadi pada centil begini dengan om-ku? Benar kata om Ad jika Ia banyak yang naksir. Padahal menurutku wajah om Ad biasa saja. Huh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...