21- takut

30 11 8
                                    

'Welcome back to this story'

__________________________________

Sean  membawa Lily menuju UKS untuk memastikan bahwa tubuhnya tidak ada yang luka karena terkena kuah panas milik Mona Tadi. Sesampainya di UKS mereka disambut oleh dokter disana yang menanyakan apa yang terjadi pada Lily.

"Lily, kamu kenapa?" Tanya dokter itu lembut ketika melihat seragam Lily basah.

"Dia terkena kuah panas di kantin tadi. Silahkan diperiksa dok." Jawab Sean singkat mengambil alih.

Lily duduk dibrankar tempat tidur lalu dokter itu melihat lengan Lily yang memerah akibat kuah panas tersebut. Dokter itu mengambil kompresan air dingin dan diusapkan kearea lengan Lily yang memerah. Setelahnya, dokter itu memberikan salep untuk menghilangkan kemerahan tersebut.

"Ini salepnya. Silahkan dipakaikan dilengan pacarnya ya, Sean." Goda  dokter itu diakhir yang diterima Sean tanpa mempermasalahkan kata itu.

Berbeda dengan Lily yang melotot tidak terima mendengar panggilan itu. "Saya bukan pacarnya, dok." Protesnya membuat dokter itu terkekeh.

"Alah, palingan sebentar lagi juga jadi kan?" Balasnya lagi.

"Kalau gitu, saya keluar dulu. Ada urusan yang harus saya kerjakan. Jangan lupa pakaikan salepnya ya, Sean." Pamitnya sambil menepuk bahu Sean pelan.

Sean duduk dikursi samping tempat tidur yang diduduki Lily setelah dokter itu pergi. Lelaki itu menatap Lily tanpa bersuara.

"Kenapa sih?!" Tanya Lily risih.

"Baju lo basah."

"Ya, terus?"

Sean berdecak kesal. "Ya ganti lah Lilyshaa Aleah."

"Ganti pake apa Sean Alistair? Gue gak ada baju lagi." Balasnya menggunakan penekanan lebih.

Tanpa membalas ucapan Lily, Sean membuka kancing seragamnya satu persatu membuat Lily menatap bingung.

"Eh lo mau ngapain?!" Tanya Lily panik menutup matanya dengan telapak tangan.

Bibir Sean terangkat keatas melihat tingkah polos Lily. Tapi bukannya berhenti menggoda, lelaki itu malah semakin senang untuk melanjutkannya.

"Sean, please. Lo jangan dumb-dumb ya! Disini sepii gausah aneh-aneh!" Teriak Lily histeris saat membayangkan yang tidak-tidak.

Sean menyentil dahi Lily.
"Jangan lebay!"

Lily mengaduh sakit mengusap-usap dahinya dengan tangan yang satu. "Gue gak lebay kalo lo gak buka baju, Sean!" Gerutu Lily kesal.

"Siapa yang buka baju?"

"Lo lah!"

"Buktinya mana?" Tanyanya santai.

Lily membuka matanya mengintip dari sela-sela jarinya. Lalu ketika melihat itu tidak sesuai tuduhannya, gadis itu tertunduk malu telah menuduh Sean yang tidak-tidak karena nyatanya lelaki itu masih memakai kaos oblong berwarna hitam.

"I-itu lo buka seragam ngapain coba?" Tanyanya mencoba meredam rasa malu itu.

Sean yang masih tersenyum geli mencoba untuk menahan tawanya melihat wajah merah Lily.
"Pake." Perintahnya seraya memberikan seragamnya pada Lily.

Lily menatap Sean aneh. Yang ada orang-orang nething padanya kalau memakai seragam milik Sean.
"Masa gue pake ini?" Tanya Lily tidak setuju.

"Hm, Cepetan pake."

Lily menggeleng keras. "Kalo gue pake ini, nanti lo pake seragam apa? Pake kaos oblong gini gitu? Jangan harap dibolehin masuk sama gurunya."

Sean Alistair | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang