22- jaket

39 12 14
                                    

Welcome back to this story'

__________________________________


Sean memberhentikan motor besarnya dipinggir kawasan pantai favoritenya. Ya, Sean membawa Lily ke pantai karena pantai ini adalah salah satu tempat yang nyaman untuk  menyendiri. Alasannya karena pantai ini sangat sepi jarang orang yang kesini entah apa alasannya. Yang kedua, pantai ini memiliki banyak memori tentang keluarganya dulu. Ayah dan bundanya sangat sering mengajak dirinya dan kakaknya kesini dulu. Itulah mengapa ia kesini untuk mengenang semua itu.

Sean menepuk-nepuk tangan Lily pelan untuk memberitahu bahwa sudah sampai. "Turun gih udah sampe. Gue mau parkir bentar." Ucapnya pada Lily yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya dibalik punggungnya entah mengapa. Tapi Sean tahu bahwa gadis itu tidak tidur.

Gadis itu menggeleng. "Gak mau." Balasnya singkat.

"Kenapa?" Sean menengok kebelakang mencoba melihat wajah Lily tapi dengan cepat tangan Lily menahan wajahnya.

"Muka gue jelek abis nangis!" Ucap Lily merengek seperti anak kecil.

Sean terkekeh. Hanya karena itu toh.
"Kata siapa jelek? Menurut lo jelek belum tentu orang lain akan berkata seperti itu juga. Karena yang dapat menilai muka lo itu orang lain bukan diri lo, ngerti? Gausah malu. Ayok cepet turun, gue yakin lo gak mau ketinggalan."

"Ketinggalan apa?"

"Lihat kesana." Sean menunjuk kearah hamparan pantai membuat Lily yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya mendongak penasaran kearah yang ditunjuk Sean.

Lily menatap pantai itu dengan pandangan berbinar. "Woah! Gue baru tau ada pantai sebagus ini." Dengan tidak sadar Lily turun dari motor dan berlari menuju pinggiran pantai membuat air ombak menerjang kakinya pelan.

Sean yang selesai memarkirkan motornya menatap Lily dengan senyum tipis. Sean mengambil ponselnya lalu memotret Lily dengan diam-diam. Setelahnya lelaki itu menghampiri Lily.

"Lo suka sama tempat ini?" Tanya Sean setelah berdiri disamping Lily.

Lily mengangguk antusias. "Suka bangett. Rasanya gue berasa ada di pantai pribadi." Lily tersenyum merasakan usapan lembut angin pada wajahnya.

Sean menatap wajah Lily yang terlihat sangat bahagia saat ini. "Ya, emang pantai ini selalu sepi dari dulu. Makanya keluarga gue sering banget liburan kesini."

Sean terperanjat saat tiba-tiba Lily berlari menarik tangannya menuju ombak. Lalu gadis itu mencipratkan air kearahnya membuat sebagian bajunya basah. Gadis itu tertawa kencang melihat baju Sean basah. Sean yang tidak terima membalas Lily dengan perbuatan yang sama.

"Sean lo curang! Gue gak sebanyak lo tau!!" Protesnya saat Sean mencipratkan air lebih banyak darinya. Untung saja ia memakai kaos lagi didalam seragam Sean.

Lily kembali ingin mencipratkan air kearah Sean cuma bedanya lelaki itu keburu sadar pergerakannya dan kabur menjauhinya. Lily mendengus kesal lalu berlari mengejar lelaki itu. Namun sayangnya, Lily tidak dapat mengejar lari Sean yang begitu cepat seperti cheetah. Sampai akhirnya Lily menyerah dan terduduk dipasir kering yang tidak terkena ombak.

Sean terkekeh melihat Lily lebih memilih menyerah. Lelaki itu menyusul Lily ikut duduk disebelahnya. Sean melirik Lily yang masih ngos-ngosan napasnya. "Akhirnya nyerah juga, bu." Ledeknya dengan cengiran jahil.

Mereka terdiam menikmati suasana pantai yang sebentar lagi akan menampilkan pertunjukkan hebat dilangit sana. Pertunjukkan yang paling mereka tunggu-tunggu.

Sean Alistair | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang