"Sekarang Lily duduk di sebelah matcha ya," ucap guruku menunjuk bangku yang disamping Matcha. Aku menganggukkan kepalaku
"Yaudah sekarang Om tinggal ya, baik-baik disini. Jangan bandel." Bisik om Ad sambil mengelus kepalaku. "Ishh, om jangan gitu ntar ketahuan," bisikku sambil menggeram kecil. Om terkekeh kecil dan berjalan keluar kelas. Aku berjalan menuju meja Matcha.
"Haii chaa, ketemu lagi kita. Sekelas lagi,"Matcha menggangguk senang. "Yes. Kita sekelas Lily," Ucap Matcha senang. Btw, tempat duduk kita bertiga- Matcha, Kayla, dan aku itu deketan. Kayla berada tepat di belakangku. Tempat dudukku dimeja ketiga dari depan. "Haii, kenalin gue Alaina Sabrina panggil aja Rina." ucap seseorang di samping Kayla tersenyum ramah.
"Hai, salam kenal." Balasku tersenyum ramah kearahnya. "Cha, kenapa bangku samping lo kosong?" Tanyaku. Matcha tersenyum malu mendengar pertanyaanku. "Ehm.. sebenarnya itu karena gue selalu ngobrol sama Kayla. Makanya gue dipindahin jadi duduk sendiri deh sama Bu Lina." Aku tertawa mendengar jawabannya. Sebenarnya bagus sih karena aku jadi duduk dengannya. Takdir memang berbaik hati dengan ku.
"Ly, ngomong- ngomong kenapa kok lu bisa dianterin sama Mr. Gans sih?" tanya kayla. What, Mr. Gans?
"Siapa Mr. Gans?" tanyaku penasaran
"Ituloh Mr.Ad yang tadi nganterin lo kesini. Dia itu dijulukin Mr. Gans sama Murid sini karena ganteng," jelas kayla sambil menumpukan tanyannya dipipi dengan mata yang berbinar-binar. Wah ternyata banyak juga yang menyukai om Ad ya.Aku mengangkat bahuku menjawab pertanyaan Kayla. "Tadi gue disuruh kepsek dianter sama si Mr. Ad itu. Yaudah gue ikut aja," jelas gue.
🌟🌟🌟
Krinnggg....krinnggg
Bell istirahat berbunyi murid-mrid segera keluar kelas menuju ke kantin.
"Ly, kay kita ke kantin yuk," Ajak Matcha menarik tangan Lily dan kayla. "Ehh Cha gue belum selesai nyatet itu woy," dengan enaknya Matcha ngomong "Udah nanti aja sih, gue laper banget ini ly," dengan muka memelas. Dengan terpaksa Lily mengikuti keinginan Matcha.Sesampainya dikantin, kantin sudah dipenuhi oleh siswa-siswi. "Yah, kita enggak kedapetan meja nih, gimana dong?" Tanya Kayla. Aneh padahal disitu ada sisa satu meja di paling pojok. Lily menarik kedua tangan temannya itu menuju meja paling pojok.
"Ly lo ngapain bawa kita kesini?" Tanya matcha. Lily tidak mengerti mengapa mereka masih bertanya.
"Ya buat kita duduk lah matcha cantik," ucap Lily kesal. Lily mendudukkan dirinya di kursi paling pinggir dimeja itu. "Tapi masalahnya, ini meja ada yang punya, Ly."' Apa kata kayla, Ada yang punya? Udah jelas-jelas ini punya bapak gue ehh maksudnya punya sekolah,' batin Lily menggerutu.
"Lah, ini kan meja punya bersama. Emang siapa yang- ucapan Lily terpotong dengan ucapan seseorang.
"Misi, kalian ngapain yaa di meja kita?" Ucap seseorang dengan nada yang sangat datar. Excuse me, Meja mereka? Jelas jelas ini meja sekolah. Dengan kesal Lily mencari arah suara tersebut. Dibelakangnya, terdapat tiga orang lelaki dengan gaya 'sok cool'. Yang paling depan menatap Lily datar Dan Dua orang dibelakangnya menatap Lily dengan senyum.
"Sorry, Bukannya ini meja sekolah ya? Jadi siapa aja berhak duduk disini," ucap Lily dengan senyum menantang. Kedua teman Lily menatap Lily dengan pandangan ngeri. "Ly, udah yuk kita pindah aja dari sini," bisik matcha pada Lily yang menolak idenya. "Enggak cha, memangnya mereka siapa nyuruh-nyuruh kita pindah meja. Udah jelas-jelas kita duluan." Geram Lily sambil menatap tajam kearah tiga lelaki itu, dan dibalas senyuman sinis oleh yang paling depan.
Dengan tatapan tajam, lelaki itu mengucapkan, "Gue udah dari dulu ngeklaim kalo ini meja gue. Jadi, enggak ada yang boleh duduk dimeja gue."
"Ehh tapi-" belum selesai berbicara, Lily sudah ditarik duluan oleh kedua temannya menuju meja yang baru saja kosong. "Heh, kalian berdua kenapa narik gue?! Gue belom selesai ngomong sama tu orang!" Geram Lily pada kedua temannya itu.
"Ssttt.. sini kita jelasin deh sebenarnya. Lily mengangkat satu alisnya mendengar ucapan Kayla.
" Jadi sebenarnya, yang mereka ucapin itu benar. Mereka itu ngeklaim meja itu. Jadi enggak ada yang berani kesana. Cuma lo doang Ly yang berani." Jelas Kayla dengan cepat."Masalahnya, yang gue tanyain itu kenapa mereka bisa ngeklaim kalo itu meja mereka enggak boleh ada yang nempatin. Padahal ini meja sekolah?" Tanya Lily penasaran.
"Karena mereka adalah orang-orang yang membayar donasi terbesar disekolah ini. Jadi enggak ada murid yang berani ngebantah mereka. Dan asal lo tau Ly, mereka itu banyak banget yang naksir. Apalagi kak Sean hampir semua murid disini naksir sama dia," jelas Matcha. Jika kalian bertanya dimana Kayla, dia sedang memesankan makanan untuk mereka bertiga.
"Siapa itu Sean?" Lily mengerutkan dahi. "Kak Sean itu orang yang tadi lo bentak Lily. Nama panjangnya Sean Alistair, terus yang rada blonde itu namanya Kak Ryan Samuel, dan yang satu lagi itu namanya Kak Daniel Carson dan satu lagi lo harus panggil dia pake kak Ly, karena dia lebih tua dari kita
Dia itu kelas 11." jelas Matcha'Ohh ternyata dia lebih tua ya dari gue. Awas lu Sean.' Batin Lily sambil mendengkus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...