'Welcome back to this story'
__________________________________
Bu Rini, seorang guru bertubuh gempal dengan rambut dikonde punuk unta itu sedang menatap tajam pada muridnya yang tertidur pulas tanpa merasa bersalah. Seluruh murid dikelas itu sontak mengikuti arah pandangan bu Rini. Mereka langsung tersenyum senang karena mereka sudah tau apa yang akan terjadi dan plusnya lagi pembelajaran Bu Rini akan terpotong sebentar.
Bu Rini menghampiri murid itu dengan membawa kemoceng kesayangannya. Dengan tidak berperasaan Bu Rini membangunkannya dengan gebrakan kemoceng ditambah jeweran supernya ditelinga murid itu.
Brak!
"DANIEL CARSON!!"
"fuck." Umpat Daniel ketika jeweran super Bu Rini mendarat ditelinganya sampai merah menyerupai tomat busuk.
Bu Rini semakin menajamkan matanya mendengar umpatan kasar murid laknatnya itu. "Ngomong apa kamu barusan, hah?!" Tanyanya berapi-api.
Daniel yang baru menyadari ucapannya pada guru itu menutup mulutnya lalu menampilkan cengengesannya pada guru itu.
"Keceplosan bu. Gak sengaja sumpah," Seraya mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.Mendengar balasan itu Bu Rina berkecak pinggang dengan kekesalan diubun-ubun. "Kamu! Siapa yang suruh kamu tidur disini hah?!" Bentak Bu Rini.
"Otak saya bu yang suruh katanya dia sumpek belajar capek dia nerima tugas mulu. Terus otak saya mempengaruhi mata saya biar ngantuk, makanya saya tidur biar gak stress!" Balasnya berani dengan tangan mengucek mata yang masih mengantuk.
"Heh! Kalau mau tidur jangan disinilah! Ini sekolah tempatnya belajar bukan molor! Saya lagi menjelaskan materi, memangnya kamu sudah mengerti hah?!"
Daniel melirik teman bangku sampingnya.
Kampret! Padahal si Sean juga tidur kenapa gue doang yang diocehin.
Karena tidak terima, Daniel memprotes. "Ini si Sean juga tidur, bu. Kok saya doang sih yang di omelin?!"
Mendengar namanya disebut Sean mendengus kesal dan menegakkan kepalanya. Tidak bisa apa makhluk satu ini membiarkan dirinya tidur tenang.
Bu Rini berdecak kesal pada Daniel. "Kamu jangan samakan diri kamu dengan Sean dong, kalian jelas berbeda!"
"Wah gabisa gini, bu. Ini namanya tidak adil. Ibu taukan pancasila ke lima mengajarkan kita untuk selalu bersikap adil sesama manusia!" Jelasnya sok.
"Bukan begitu, tapi kalian memang jelas berbeda. Walaupun Sean tidur tapi dia pintar tetap mengerti apa yang saya ajarkan. Lah kamu, mau tidak tidur pun tidak akan ngerti apa yang saya ajarkan."
Mendengar itu Daniel memasang muka berlagak sedih. "Ibu parah banget sumpah. Omongan ibu tuh nusuk kehati saya. Secara gak langsung ibu mengatakan saya bego," ucapnya ditambah adegan menyedot ingus membuat yang mendengarnya jijik.
"Tidak usah lebay kamu." Ucap Bu Rini sewot. "Sekarang kamu saya akan kasih kamu hukuman yang buat kamu jera. Karena kalau cuma dikeluarkan dari kelas bukannya jera malah senang! Heran saya kenapa bisa ada anak seperti kamu,"
"OMG! ibu peka banget sama saya sampe tau gitu apa yang saya suka, jangan-jangan ibu punya rasa terpendam ya sama saya?" Balas Daniel dengan tatapan curiga seakan masih belum puas mengganggu guru itu.
Bu Rini memutar bola mata jengah menghadapi murid seperti dia. "Amit-amit lebih baik saya tetap jomblo dari pada suka dengan murid seperti kamu!" Jawabnya ketus yang mengundang tawa para murid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...