{Happy Reading}
Sekarang holiday tapi sampai saat ini kerjaan Lily hanya berguling-guling tidak jelas disingasananya. Ia benar-benar tidak ada kerjaan makanya bisa sebosan ini. Bahkan ponsel yang tadinya selalu menghilangkan bosan pun juga sudah tidak ada fungsinya lagi sekarang.
Gue bosann!!
Enaknya ngapain ya libur gini? Jalan? Kalau pun jalan pasti tujuannya ke mall dan saat ini ia sedang tidak ingin memboros uang.
Lalu tiba-tiba suara ketukan pintu disertai suara papanya muncul.
"Lily, boleh papa masuk sayang?""Come in."
Pintu terbuka dan terlihat perawakan papanya sedang memakai baju santai karena hari ini ia libur ke kantor. Lily duduk menyambut papanya dengan riang.
"Ada apa, pa?"
Asher tersenyum, "nothing, papa hanya ingin melihat putri papa yang selama beberapa hari ini papa tidak lihat. Memangnya tidak boleh?" Ya, selama beberapa hari ini papanya memang pergi keluar kota entah untuk apa tapi yang pasti urusan pekerjaan.
Lily menyengir, "tidak ada yang melarang mu, Pak Asher." Gurau Lily.
Asher terkekeh geli lalu mengacak rambut Lily gemas. "Lily sedang apa?"
"Aku gatau mau ngapain lagi, udah sangat bosan sekarang." Keluh Lily disertai hembusan napas.
"Bosan? Papa punya ide untuk menghilangkan kebosanan itu."
"Apa itu?" Tanya Lily tertarik.
Asher tersenyum kecil, "papa punya satu dokumen kerja sama yang belum papa berikan pada orangnya. Lily mau mengantarkan itu ke rumah teman papa?"
Lily mengernyit bingung. "Mengantarkan dokumen?" Tanya Lily tidak yakin. Dan papanya mengangguk menjawabnya.
"Tapi gimana cara ngasihnya, pa? Aku enggak ngerti." Lily menggaruk kepalanya tidak gatal.
"Kamu tinggal kasih dokumen itu pada pemilik rumah dan menyebutkan nama perusahaan papa, sayang. Easy right?"
"Seriously, pa? Kalau Lily nyasar terus salah rumah gimana?"
Gelak tawa papanya terdengar setelah celetukan Lily. "Papa yakin itu tidak akan terjadi, sayang. Papa percaya padamu." Ucap Asher masih disusul senyum geli.
Lily masih menatap papanya ragu.
"Mau tidak? Papa tidak akan memaksamu."
"Mau, tapi aku naik mobil ya?"
"Tentu saja, sayang."
Lily langsung bersorak senang. Akhirnya ia bisa mencoba mobil barunya yang sangat ditunggu-tunggu. Lily kembali menatap papanya, "aku siap-siap sekarang ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...