26 -Dilabrak lagi

39 8 20
                                    

Haii!🖐

Lily berjalan menuju toilet saat tiba-tiba ia merasa kebelat membuang air kecil tepat saat ingin memulai ulangan bahasa indonesia. Padahal sebelum istirahat selesai ia sudah ke kamar kamar mandi untuk berjaga-jaga agar saat ulangan tidak membuang-buang waktunya, tapi ternyata sekarang ia pingin lagi.

Sampai di kamar mandi Lily langsung memasuki salah satu bilik kamar mandi. Ia harus cepat menyelesaikan ini supaya tidak telat menyelesaikan ulangannya. Setelahnya, Lily mencuci tangan di westafel lalu dia membuka pintu utama kamar mandi.

Lily mengernyit sambil mencoba membukanya lagi. Kenapa gak bisa dibuka? Lily mendorong pintu itu berkali-kali agar terbuka tapi tidak bisa. Ada apa ini? Ini bukan seperti pintu macet, tapi seperti ada seseorang yang menguncinya dengan sengaja.

Lily mengusap wajahnya kasar. Bagaimana ini? Makin banyak pula waktu yang ia habiskan sekarang.

Lily tersentak saat tiba-tiba seluruh lampu dikamar mandi mati. Sangat gelap. Lily memojokkan tubuhnya takut. Ia sungguh tidak tahan dengan kegelapan. Apakah ada orang yang ingin menjahilinya? Ini sangat tidak lucu.

Bunyi salah satu pintu bilik kamar mandi terbuka menyita pendengaran Lily. Ia mencoba melihat orang yang keluar dari sana, tapi tidak bisa benar-benar gelap keadaan saat ini.
Lily mencoba menyapa orang itu. Kali aja bisa membantunya.

"Hai, lo bisa bantu keluar dari sini gak? Kita kekunci." Katanya dengan sedikit takut.

Orang itu tertawa mengejek mendengar suara getar Lily.

"Iyanih kita kekunci, aduh aku takut deh." Sahut yang satunya dengan nada meledek, disambut gelak tawa dari yang lain.

Lily diam ketika mendengar suara yang tidak asing.

"Pengecut aja sok sok-an dia mon." Ucap suara yang lainnya.

Sepertinya ada tiga orang.

Tiba-tiba wajah mona yang diterangi dengan senter ponsel muncul didepannya dengan jarak tidak lebih dari 5 senti. Mona menatap Lily tajam dengan seringai menyeramkan yang biasa ia gunakan untuk membully orang.

"HEH KAMPUNGAN! Gue rasa gue udah pernah bilang kalau Sean itu calon pacar gue!! Kenapa lo nasih ngedeketin hah?!" Gertak Mona tepat didepan wajahnya.

"Jawab!!" Lanjutnya melihat Lily diam tidak kunjung menjawabnya.

Mona yang jengkel menekan rahang Lily kencang. "Punya mulut itu dipake!!"

Lily tetap diam menatap Mona datar tanpa takut. Ya, ketakutan yang tadi sudah hilang lenyap digantikan dengan rasa dongkol melihat tiga orang sok jagoan didepanya ini. Apa tadi dia memanggilnya? Kampungan? Lily tersenyum sinis, cih! Dia belun tahu saja apa yang bakal ia perbuat nanti.

"Apa lo senyam senyum?!" Teriak orang dibelakang Mona.

"Lakuin." Kata Mona datar.

Tak lama..

Byur.  .  .

Bau tidak enak mengalir ditubuhnya setelah cairan itu ditumpahkan kearahnya. Lily menahan napas agar tidak menyium bau tidak sedap itu. Ia bisa muntah jika terus terusan menciumnya.

"Nyalain." Perintah Mona lagi.

Seluruh lampu menyala. Lalu ketiga orang itu tergelak kencang melihat keadaan menyedihkan Lily. Dia terlihat seperti gembel yang tercebur diselokan.

"Ew bau banget! Siapa nih yang kentut?"

"HAHAHA! Itu bukan bau kentut bego. Tapi itu bau dia!"

Sean Alistair | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang