•H a p p y. R e a d i n g•
Lily menghampiri orang tuanya yang sedang berbincang dengan tante Lucy dan suaminya? Kayaknya sih.
"Lily sini." Panggil Olivia melambaikan tangannya pada Lily yang sedang berjalan kearahnya."Kenapa, Ma?"
Olivia tersenyum lembut dan memperkenalkan Lily pada seorang lelaki samping Lusy. "Nih, kamu masih ingat tidak sama Om Adrian?"
Lily menatap lelaki yang dipanggil Adrian oleh Mamanya, lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak, Ma." Jawab Lily ragu.
Adrian tertawa melihat wajah polos Lily. "Wajar saja Lily tidak ingat denganku. Terakhir kita bertemu waktu Lily berumur sepuluh tahun," ucap Adrian yang mengundang tawa kedua orang tuanya dan Tante Lusy.
"Ini Om Adrian, Ly. Waktu Lily kecil, Lily suka sekali bermain dirumah Om Adrian begitu juga dengan Al-Al." Jelas Asher menatap Lily geli.
"Kok Lily enggak inget, ya? Al-Al siapa lagi? Lily gak kenal," ucap Lily sambil mengingat-ingat. Jangan bilang Al-Al yang itu? Orang yang ia tunggu.
"Al-Al panggilan anak Tante Lucy. Padahal nama Al-Al bikinan Lily sendiri loh dan Al-Al juga satu sekolah sama Lily" jawab Olivia yang disetujui oleh Lucy.
Lily menatap aneh. "Masa sih? Terus sekarang si Al-Al itu gak ikut?"
Lalu datanglah dua orang cowok yang menatap Lily sebal karena ditinggal olehnya. "Ly, lo kok tinggalin gue sih?!" Ucap Albar kesal. Berbeda dengan Sean yang hanya menatap Lily kesal lalu kembali merubah raut datarnya ketika melihat orang tuanya berada didepan dirinya saat ini.
Tanpa menghiraukan ucapan kesal Albar, Olivia berseru senang ketika orang yang dicarinya muncul.
"Nah. Ini dia, Ly."Lily menatap Mamanya bingung,
"ini dia apa, Ma?" Pasalnya Mamanya menunjuk Sean saat ini. Mamanya kenal dengan Sean?"Ini Al-Al yang kamu sering ajak main. Nama aslinya Sean Alistair," mendengar ucapan Mamanya Lily menatap Sean dengan pandngan terkejutnya. Begitupun Sean yang menatap Lily dan Olivia bingung.
"Hah, dia?!" Ucap Lily shock. Deg. Kenapa bisa... dia?
Olivia dan Asher tersenyum geli melihat anaknya terkejut lalu Olivia beralih menanyakan pada Sean. "Sean kenal Lily?" Tanya Olivia lembut seraya menampilkan senyum ramahnya.
Sean mengangguk, "dia teman sekolah sekaligus adek kelas saya." Jawab Sean singkat masih bingung apa yang dibicarakan oleh mereka.
"Jangan formal gitu sama Tante, Sean. Apa jangan-jangan kamu tidak ingat juga?" Tanya Olivia memincingkan mata.
"Tidak ingat apa?"
Olivia menepuk dahinya seraya menggelengkan kepalanya gemas. "Jadi kamu sama tidak ingatnya dengan Lily kalau kalian pernah berteman dekat waktu kecil?"
Sean menatap Lily terkejut. "Saya tidak ingat apapun, Tante." Jawab Sean berusaha jujur.
"Yasudahlah nanti kita ceritakan masa kecil kalian, sekarang ayo kita duduk dulu." Ucap Asher mempersilahkan tamunya duduk.
Sean duduk disebelah orangtuanya kaku. Ia lupa kapan terakhir kali duduk dekat samping orang tuanya seperti ini. Sudah lama sekali rasanya. sedangkan Olivia mengernyit bingung melihat Sean terduduk kaku disamping orang tuanya, begitu juga kedua sahabatnya. Ada apa dengan keluarga sahabatnya ini? Olivia berusaha meyakinkan diri bahwa itu hanya firasatnya saja.
Setelah duduk, Olivia dan Asher menceritakan masa kecil Sean dan Lily yang sering sekali bermain berdua.
Lily kecil mencemberutkan wajahnya saat abangnya tidak mengizinkan dirinya ikut bermain dengan abangnya. Lily sangat suka mengintili abangnya kemanapun abangnya pergi, sekalipun ke toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...