▪HAPPY READING▪
_____________________________________
Sean memasuki kelasnya dengan wajah tersenyum secerah matahari. Semua itu tidak luput dari pandangan teman-teman sekelasnya yang menatap Sean dengan pandangan herannya. Pasalnya Sean tidak pernah tersenyum seperti itu dihadapan orang banyak, ia selalu bermuka datar.
"Dih, ngapa lo tong? Masih pagi udah senyam senyum sendiri," gurau Daniel yang melihat senyuman Sean.
"Lo gak kejedot sesuatu gitu, Sean? Kok pagi-pagi lo aneh gini," tambah Ryan yang sama bingungnya dengan semua orang dikelas itu.
Sean tidak menjawab pertanyaan kedua temannya. Lalu Sean mengambil handphone Lily yang masih bersamanya. Sean menyalakan handphone itu, persetan dengan privasi intinya ia harus memasukkan sesuatu penting disana. Sean mengetikkan sesuatu membuat senyumnya bertambah lebar.
"Wait! Itu hape siapa, Sean? Gak mungkin hape lo warna ungu gini." Daniel memperhatikan Sean.
Sean menatap kedua temannya sinis, lalu berdecak. "Lo berdua kepo banget sih!"
"Lo harus cerita kenapa lo begini. Sebenarnya lo anggep kita apa, Sean?" Ucap Ryan berlagak sedih.
"Ini handphone punya Lily. Bukan punya gue," jelas Sean singkat.
Daniel dan Ryan melongok mendengar ucapan singkat Sean, "terus kenapa bisa ada di lo?" Tanya Ryan.
"Lo tukeran hape sama Lily, Sean?! Wah, ternyata Sean gercep juga." Teriak Daniel histeris.
Sean menempeleng kepala Daniel kesal, "apaan sih lo! Gue sita handphone Lily karna dia mainin dimobil gue. Lo tau sendiri gue gak suka kalo ada orang yang main hape dimobil gue." Jelas Sean.
Ryan dan Daniel semakin membulatkan matanya. "Lo berangkat bareng Lily?!" Teriaknya bersamaan.
Sean mengumpat kecil saat mendengar teriakan kedua temannya. Niatnya tidak ingin memberi tahu siapapun malah keceplosan sendiri.
"Hm,"
"Terus gimana-gimana ceritanya?" Tanya Daniel antusias dengan cerita Sean.
Sean mendengus kesal, "tadi pagi mobil Lily gak sengaja kegores sama mobil gue, udah gitu mobil Lily juga mogok. Mau gak mau gue suruh Lily berangkat bareng gue," jelas Sean.
"Lah terus kalo handphonenya Lily lo ambil, dia make apa dong?" Tanya Ryan.
Sean mengendikkan bahu, "gue bilang sama dia, kalo dia mau handphonenya balik, harus traktir gue dulu." Jawab Sean santai tanpa beban.
Ryan dan Daniel dibuat melongok lagi oleh tingkah Sean. "Sumpah Sean! Itu namanya ngambil keuntungan dalam kesempitan." Protes Daniel
"Bodo amat. Gue bakal kasih hapenya kalo dia mau traktir gue," balas Sean membuat Daniel dan Ryan menggelengkan kepalanya.
●°●°●°●°●
Sekarang sudah waktunya istirahat. Sean dan kedua temannya berjalan ke kantin. Diperjalanan, seperti biasa mereka selalu menjadi pusat perhatian. Entah melihat secara terang-terangan, ataupun diam-diam. Itu sudah biasa bagi mereka.
Mereka duduk dimeja seperti biasa. Sean mengalihkan pandangannya mencari seseorang. Namun seseorang yang dicarinya belum tiba dikantin. Tiba-tiba datanglah empat orang Cewek yang disegani oleh murid disekolah ini, ke mejanya.
Melihat itu, Sean segera menyibukkan diri dengan handphonenya. Karena ia terlalu malas untuk meladeni cewek didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...