'Welcome back to this story'__________________________________
Empat anak perempuan sedang berkumpul dimeja kantin yang masih sepi karena masih masuk jam pelajaran sebelum istirahat pertama. Mereka membolos demi membicarakan suatu rencana yang tidak boleh didengar oleh siapapun.
Salah satu ketua dari geng itu berbicara dengan pelan tentang bagaimana perihal rencana itu. "Kalian tau kan cewek yang deket sama cowok gue?" Tanya salah satu perempuan disitu.
Ketiga yang lainnya mengangguk menyetujui. "Waktu lo masih di Italy, gue sering liat Sean sering bareng sama cewek itu." Ucap temannya yang lain.
Sedangkan ketua geng itu melotot mendengar ucapannya. "Kenapa lo gak lapor semua ini ke gue, Mika?!" Hardik Mona pada temannya yang begitu bodoh tidak memberi tahukan hal sangat penting ini padanya.
Mika menggaruk kepalanya yang tidak gatal seraya tersenyum merasa bersalah. "Maafin gue, tadinya gue mau bilang ke elo cuma gue tunda karena masih mau selidikin dulu si anak baru itu. Tapi sampai sekarang gue gak nemu info apapun selain dukungan fans Sean tentang kalo mereka semua ngeship mereka berdua." Ungkap Mika.
Mona mendengus kesal ketika temannya ini sangat tidak berguna. Padahal ia sudah mewanti-wanti untuk tetap memberikan kabar tentang Sean apapun itu.
"Terus masih ada berita yang gue lewatin lagi gak?!" Tanyanya ketus.
Mereka bertiga terdiam berpikir.
"Ada! Gue pernah liat kalau cewek yang lo liat kemaren itu duduk dimeja singasananya Sean bareng sama dua temannya juga. Padahal lo tau sendiri kan Sean itu paling anti kalo ada orang yang duduk dimejanya kecuali para sahabatnya. Tapi kemaren gue liat mereka duduk bareng sambil ketawa-tawa." Ucap Emi memanas-manasi Mona.
Mona mengepalkan tangannya kesal. Sedekat itukah Sean sama cewek itu? Kalau ada yang bertanya apa yang dia sesali, maka ia akan menjawab pergi ke Italy kemarin. Aturan dia enggak usah ikut! Biar gak ketinggalan berita tentang calon pacarnya ini.
"Pokoknya gue gak mau tahu, kita harus buat rencana biar cewek asing itu tau rasa! Lagian siapa suruh ganggu calon pacar gue yang udah lama gue perjuangin!" Tegas Mona berapi-api.
"HARUS!" jawab mereka kompak.
Mika menatap Mona berseri-seri ketika suatu info yang belum ia beritahu pada Mona muncul diotaknya. "Kenapa lo?" Tanya Mona ketus pasalnya ia masih kesal pada temannya satu ini.
"Gue pernah dapet info kalau katanya, Si anak baru itu bukan orang yang sepantaran kayak kita."
Mona menatap Mika bingung. "Maksud lo?"
Mika menatap Mona gereget. Kenapa disaat seperti ini otak Mona lemot?
"Maksud gue dia itu bukan dari kalangan orang kaya. Dia itu cuma anak beasiswa yang keterima disini. Jadi itusih masalah kecil." Ujar Mika meremehkan orang yang dibicarakannya.Sontak Mona bersorak ria mendengar berita bagus itu. Ternyata lawannya cuma anak kampungan. Kenapa ia tadi bisa setakut itu coba.
"Yah, Kalo gitu mah kecil! Tinggal disentil doang mental tu orang." Gurau Emi yang disambut gelak tawa mereka.
"Eh tapi, kenapa Sean mau deketin anak kampungan kayak dia?" Tanya Mona lagi.
"Ah, paling dia cuma buat mainan aja. Sans lah Mona. Lo jauhh lebih deserve ketimbang tu cewek kamps." Mika menenangkan Mona yang disusul senyum kemenangan Mona.
Sementara salah satu perempuan diantara mereka yang masih mengunci mulutnya menatap ketiga orang itu malas. Pasti hal itu akan terjadi lagi. Dia sungguh malas untuk mengikut campur urusan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean Alistair | On Going
Teen FictionA boy who never felt happiness in his life until she's came and changed his life He is Sean Alistair. 'Dulu gue selalu menyalahkan Tuhan atas takdir yang Dia berikan. Tapi sekarang gue sadar Tuhan gak pernah salah. Tuhan menciptakan takdir gue seper...