18- Rahasia

36 9 22
                                    


H A P P Y. R E A D I N G•


Daniel mengernyit bingung seraya menatap penasaran. "Cerita apanih?"

"Ehm.. boleh, Ly?" Tanya Matcha menatap Lily ragu. Lily menjawabnya dengan anggukan lemah.

"Jadi sebenarnya ada yang ganjal dari Lily. Makanya itu gue mau dia cerita." Ucap Matcha.

Lily menghela napas kecil lalu menatap mata mereka dengan serius. "Tapi kalian harus janji jangan ada yang bocor tentang cerita gue." Tegasnya yang langsung disetujui anggukan semangat oleh mereka.

Lily terdiam sebentar berpikir harus dari mana ia memlainya?
"Sebenarnya gue anak Asher Malik."

Dan penjelasan singkat itu membuat Daniel yang baru memasukkan sebulat bakso kedalam mulutnya keluar lagi dan jatuh kelantai, Ryan yang sedang mengunyah bakso pedasnya terbatuk kesimpratan sambal, Matcha yang sedang memakan mie pesanannya tersedak, dan begitu juga dengan Kayla yang tersedak es tehnya.

Mereka semua menatap Lily dengan pandangan cengok dengan mulut terbuka. Tidak ada yang bersuara sampai mereka sadar.

"Lo gak bohongkan?" Tanya Kayla yang masih belum percaya apa yang didengarnya.

Lily mendengus. "Emang muka gue keliatan bohong?"

"Berarti, abang yang lo maksud itu Albar Ryder?! Salah satu orang yang kegantengannya hampir ngalahin kak Sean, ya walaupun masih tetap ganteng kak Sean sih." Ucap Matcha shock.

Lily kembali mengangguk.

"As you hear."

"Demi apapun, Ly. Gue masih belum percaya deh. Like.. dari penampilan lo, Ly. Lo tuh kayak sederhana banget, terus lo juga seramah itu sama semua orang. Gue kira anak pemilik sekolah itu sombong gitu suka bully murid-murid gitu." Tutur Kayla yang disambut cengirannya.

Lily tersenyum manis. "Gak semua anak pemilik semua bersikap kayak gitu kan? Lagian gue juga sama terkejutnya kayak kalian, malah lebih. Asal kalian tau, gue juga baru tau hal ini saat pertama kali masuk kesini. Yang waktu kalian berdua nganterin gue ke ruang kepala sekolah, ingat kan?" Lily menatap kedua sahabatnya yang dibalas anggukan cepat oleh mereka.

"Nah, disitu gue bener-bener terkejut karna didalam sana ada om sama papa gue. Disana papa gue ngejelasin gimana kerja keras dia selama ini bisa ngebangun sekolah ini, and that's it. Orang tua gue gak kasih tau gue tentang hal ini supaya buat gue terkejut gitu. Dan akhirnya berhasil" lanjut Lily.

"Sumpah gue takjub sih sama kerja keras orang tua lo terutama bokap lo." Ucap Matcha dengan mata berbinar.

"Gue masih punya satu pertanyaan buat lo, Ly." Ryan menatap Lily serius.

"Apa?"

"Kenapa sembunyiin identitas lo ini?" Tanya Ryan tepat sasaran yang mendapat persetujuan dari mereka semua seolah pertanyaan itu sangat mewakili.

Lily membuang muka sebentar untuk berpikir bagaimana memilih kata-katanya supaya menjelaskannya gampang. "Karena dari dulu gue merasa gak punya teman yang tulus." Lily menatap mereka dengan tatapan sendu.

Sean Alistair | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang