08- Sean nyebelin

69 29 82
                                    


HAPPY READING❤❤❤

Lily berjalan menuju ke kelasnya. Disepanjang koridor kelas, terlihat sangat sepi. Itu menandakan bahwa seluruh siswa sudah memulai pelajaran. Setelah sampai didepan kelasnya, Lily mengetok pintu. Dan yang menjawab ialah murid-murid bukan guru. Lily segera masuk kedalam kelas. Dan kelas ini sungguh berantakan. Ada yang menonton drakor, ada yang mendengarkan musik, para lelaki ada yang berkumpul di pojok kelas. Kalian tau lah itu lagi ngapain. Palingan nonton bola. Pothing aja ya.

Tetapi, ketika Lily memasuki kelas tersebut, anak-anak pada bubar dan duduk dibangkunya masing-masing. "Sumpah Ly, gue kira yang masuk pak kumis," ucap Putra si ketua kelas. Asal kalian tau, pak Kumis adalah guru terkiller di sekolah ini. Dan ia mengajar mapel kimia. Kenapa dipanggil pak kumis? Karena kumisnya sangat tebal. Nama aslinya adalah Pak Budi. Uhh kalian bisa bayangkan?

"Lah kok pak Kumis belom masuk tumben? Biasanya kan dia paling disiplin," balas Lily sambil berjalan menuju bangkunya.

"Mungkin dia gak masuk. Udah lah biarin aja. KITA FREECLASS!" Teriak Putra dan seketika sekelas berseru senang. Putra itu bukan typical orang yang rajin atau disiplin. Dia itu orangnya santuy banget. Kalo guru telat masuk, ya enggak usah dipanggil biarin sekelas freeclass.

"Ly, lo telat ya?" Tanya Matcha

"Iya. Ini semua gara-gara tu cowok!" Jawab Lily kesal.

Kayla mengernyit. "Hah? Emang siapa cowoknya?"

"Udahlah gak penting tu cowok siapa." Ucap Lily dan memilih untuk melanjutkan tidur yang tertunda karena abangnya itu.

Kringggg.....kringgg......

Bell istirahat berbunyi dan menyebabkan Lily terbangun dari tidurnya. Lily segera bangun dan merapihkan penampilannya dikaca kelas. Setelah rapih, Lily menarik kedua temannya buru-buru untuk ke kantin agar tidak kehabisan tempat duduk. "Ayok kita harus buru-buru biar gak keabisan lagi tempat duduknya!"

Dipertengahan jalan menuju ke kantin, Lily sempat melihat gengnya si Sean. Dan yang terparahnya lagi, Sean melihat kearahnya sambil menunjukkan senyuman smirk-nya.

Sesampainya mereka dikantin, Lily mengedarkan matanya mencari bangku kosong. Tetapi matanya melihat Zira sedang menyuruh Lily untuk meduduk bersamanya. Lalu Lily dan kedua temannya berjalan kemeja Zira. "Haii, lo sama temen lo duduk disini aja Ly, masih kosong tuh tiga bangku. Ohh iya kenalin ini temen gue Fifi." ucapnya. Fifi tersenyum kepada mereka bertiga dan memperkenalkan namanya.

"Iya salam kenal ya. Zir temenin gue beli siomay yuk, lo belom beli makanan juga kan?" Ajak Lily.

"Ayok deh," balas Zira.

Lily dan Zira berjalan menuju tukang Siomay dan memesan pesanannya. Sambil menunggu mereka mengobrol sambil tertawa. "Ly, tadi pagi lo telat ya?" Tanya Zira. "Iya kok lo tau Zir?"

"Tadi pagi kan gue pengen nyamperin lo ke kelas kan. Ehh katanya lo belom dateng. Emang kenapa kok lo telat?"

"Sumpah gue bener-bener kesel tau gak sama Sean. Lo tau, jalanan tuh macet ya. Gue nyampe di sekolah jam 6.59 nah gue lari tuh ke gerbang. Ehh tiba-tiba si Sean nabrak gue dari belakang dong. Ya gue jatoh lah. Mana dia enggak minta maaf lagi sama gue kesel aja gue!" Ucap Lily sengit. Zira tertawa dan menatap Lily dengan pandangan tidak percaya.

"Ya jelas lahh. Si Sean mana mungkin minta maaf sama lo Ly, dia tuh orangnya cuek banget mana kalo ngomong nadanya datar banget," jelas Zira. "Nah makanya gue kesel sama itu orang!"

"Ini neng pesanannya." Tiba tiba ucapan tukang siomay menyadarkan mereka berdua.
"Oh iya. Makas- " belum selesai ucapan Lily, ada yang mengambil siomay milik Lily.

Sean Alistair | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang