20

12.6K 1.3K 76
                                    

Pangeran Guangxi terkekeh, "percaya diri sekali, bagaimana bisa kau memandang dirimu setinggi itu?"

Lihua mengangkat bahu, ia mengeluarkan belati nya memberikan nya keuangan pangeran Guangxi yang memperhatikan nya bingung. "Tusuk aku dengan belati ini" Lihua mengarahkan mata belati nya dilehernya.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Guangxi menahan tangan nya.

"Aku ingin kau jujur dengan perasaanmu sendiri."

"Dengan cara membunuhmu?"

Lihua mengangguk, "benar, tidak buruk juga karena aku sudah hampir mati 2 kali."

Pangeran Guangxi seolah-olah tengah menimbang ingin langsung menusuk Lihua atau mempermainkannya lebih dulu. "Sebenarnya aku selalu mengikutimu karena kau selalu datang ke dalam mimpiku dalam wujud dewasa, kau yang menangis dihadapan ku sambil mengutukku." kata Pangeran Guangxi menghempaskan belati ditangan nya menancap pada batu besar disekitar mereka.

"Seorang gadis kecil yang serupa denganmu juga datang padaku, memanggilku ayah dan selalu mencoba menarik perhatianku tapi semua itu tiba-tiba berganti dengan gadis kecil yang terbujur dengan bersimbah darah sementara pedang menancap di dada mungil nya." Guangxi berkata dengan nada pahit seolah-olah ia memang merasakan betul kehilangan.

Lihua melihat nya dengan gamang, apa yang dikatakan oleh pria itu adalah wujud dari bayangan masa depan. Dimana Lihua memaki nya karena membunuh putra nya dan gadis kecil itu adalah putri kesayangan nya yang mati karena sebuah penculikan.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Lihua pelan.

"Apa?"

"Semua yang kau lihat itu apa terasa menyenangkan? Melihat bagimana caramu membunuh putraku, bagimana aku sangat membencimu dan kematian putrimu." kata Lihua membuat pangeran Guangxi terkejut. "Semua yang kau lihat itu akan terjadi jika kau tetap berusaha menghancurkanku, karena itu akan membencimu."

"Kalau begitu kau seharusnya tahu jika takdir tidak bisa diubah, atau malah akan berbalik menyerangmu." Kata Guangxi yang mulai kacau.

"Aku tahu karena itu setelah ini aku tidak berharap apapun."

"Mari kita hancur bersama Lihua, dan lihat tanggapan orang-orang yang sangat kau lindungi itu."

...

Menjelang malam Lihua tidur didalam tenda nya, bayang-bayang orang yang masih berkeliaran diluar tampak karena cahaya obor yang dipasang diluar. Lihua menghela nafas merasakan tubuh remuk karena banyak nya luka.

Disaat dirinya sakit seperti ini Lihua akan sangat merindukan orang-orang di dunia nya, dimana akan ada satu dua orang yang menemani nya hingga sembuh benar.

Bukan nya malah sendirian didalam tenda sambil merasa bersalah kepala Zhen. Lihua merasa sangat kacau sekarang setelah pertemuan nya pangeran Guangxi, Lihua sadar jika ada takdir yang tidak akan bisa dibuah oleh nya.

Tirai tenda nya dibuka dari luar membuat Lihua menyibak selimut nya dan melihat kalau yang datang adalah Zhen.

"Zhen ada apa?" Tanya Lihua heran.

Zhen yang mengenakan hanfu biru tua itu terlihat sangat dingin dan tidak tersentuh, Lihua tidak mengenali Zhen yang ada didepannya kini.

"Lihua katakan padaku siapa kau sebenarnya?"

Lihua cukup terkejut ia sampai hanya dapat menatap wajah Zhen sebelum akhirnya berkata dengan tawa yang dipaksakan. "Apa yang kau katakan? Aku Lihua putri dari kaisar baozhai."

"Beberapa bulan lalu Lihua yang kukenal adalah gadis penyendiri yang buta, dan selama ini kau selalu menuntun kami untuk mengikuti semua rencana-rencanamu yang kenyataan nya selalu sukses." Kata Zhen berdiri menjulang membuat Lihua merasa takut dengan sosok nya. "Apa kau adalah otak dari semua penyerangan ini?"

Empress ZhilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang