Seluruh tubuh Lihua terasa sangat sakit hingga ia merasa semua tulang belulang nya telah luluh lantak. Semua ini karna tingkah Zhen yang seperti orang kesurupan, membuat nya terjaga hingga dini hari.
Dan baru melepaskan nya ketika Lihua menangis karna tidak sanggup.
"Aku membencimu." Kata Lihua yang ditunjukan pada seseorang yang sudah rapih dengan pakaian kebesaran nya.
"Tapi kau tidak menolak nya."
"Kau mengatakan hanya akan melakukan nya sekali, tapi kenyataannya kau terus.. terus.." Lihua menghentikan perkataan nya saat melihat senyum miring diwajah Zhen. "Lupakan."
Lihua membanting tubuh nya kembali keatas ranjang, memejamkan matanya mencoba mengistirahatkan setiap sendi ditubuhnya.
Zhen memperhatikan bagaimana Lihua kembali tidur tanpa berniat mengganggu. Mendekat kearah ranjang Zhen membungkuk untuk melihat wajah Lihua yang lelap, ia menyingkir anak rambut yang menutupi wajah Lihua membalai nya pelan.
Zhen mengecup pelipis Lihua dan berkata. "Jangan membenciku."
....
Seorang gadis dengan tubuh berlumur darah berdiri dihadapan Lihua, gadis yang nampak serupa dengan nya itu memiliki tatapan kosong. Wujud gadis seperti berumur 14 tahun atau lebih.
"Apa yang terjadi padamu?" Tanya Lihua menyentuh pundak gadis itu khawatir. Pelan-pelan gadis itu mendongak, bibir nya pucat bergerak mengeluarkan suara lirih. "Aku melakukan kesalahan dan mereka menghukumku."
"Apa?"
"Aku mengajak Zhen keluar untuk melihat Padang lavender tetapi kami ketahuan lalu aku dihukum." Kata gadis itu pelan.
Lihua bergetar menahan pedih, tetapi ia tidak mengingat apapun. Ia hanya tahu alur ceritanya, kejadian masalalu ini sama sekali tidak diingatnya sama sekali.
"Zhen berkata ia dia sangat membenciku karna harus menikahiku dimasa depan. Dia mengatakan kalau aku mempersulitnya." Gadis itu bercerita tanpa emosi, seakan jiwa nya telah mati dan tidak tergerak untuk kembali hidup. "Dia bahkan tidak melihatku saat hampir sekarat dibawah cambuk itu."
"Bohong." Lihua tidak percaya bagaimana bisa Zhen sekejam itu padanya, dalam ingatan nya Zhen hanya bersikap dingin dan tak sampai hati melihat nya kesulitan. Tetapi dalam cerita gadis ini Zhen adalah orang yang berbeda dalam pandangan nya.
Gadis itu mengangkat telapak tangan nya menyentuh kening Lihua, "kau harus mengingat nya."
.....
Setelah mengurus semua urusan nya Zhen berniat melihat keadaan Lihua sampai seseorang menepuk pundak nya.
"Kenapa kau buru-buru sekali? Dimana Lihua?" Pria itu mencari-cari keberadaan wanita bertubuh mungil disekitar Zhen dan langsung cemberut ketika tidak menemukan nya.
"Aku berniat kembali ke kediamanku, dan seperti yang kau lihat Lihua tidak sedang bersamaku." Ujar Zhen malas ketika tatapan lawan bicaranya terlihat menyipit menyelidik. "Apa yang kau lakukan padanya? Lihua bukan tipe gadis yang tahan berada didalam rumah seharian."
"Kau benar-benar ingin aku menjelaskan nya? Lagipula adikmu bukan lagi seorang gadis." Koreksi Zhen, "tolong perhatikan panggilanmu ketika kita berada disekitar istana."
"Aku lupa jika tembok memiliki kuping disini. Baiklah aku akan berkunjung nanti dan Jangan lupa kalau aku ini kakak iparmu sekarang Zhen, jadi kau harus hormat padaku."
Zhen menghela nafas panjang sifat urakan pangeran Qiang benar-benar mirip dengan Lihua. "
Ketika sampai dikediamannya ternyata Lihua sudah tidak berada diatas ranjang. Zhen mencari-cari keseluruh ruangan dan masih tidak menemukan Lihua dimana pun.
"Lihua?" Zhen memanggil nama istrinya.
Zhen mulai cemas ketika seluruh di kediaman ia tidak menemukan Lihua, dan para dayang yang ditanyainya mengatakan jika ia mereka tidak melihat kemana Lihua pergi.
Pergi ke halaman berharap dapat menemukan Lihua disana tetapi taman yang ditumbuhi oleh pohon-pohon sakura itu sunyi tanpa ada tanda-tanda seorang wanita mungil diantaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhilan
RomanceSeorang penulis yang terjebak di dalam cerita karangan nya. Lihua terjatuh kedalam kolam saat sedang menulis bagian akhir dari ceritanya, tapi siapa sangka ketika terbangun ia telah terjebak menjadi tokoh utama dari ceritanya. Namun Lihua tersadar b...