35

10.4K 1.1K 51
                                    

Saat pagi hari Lihua terbangun saat merasakan pelukan erat disebelahnya. Lihua makin mendekat dan langsung bergelung mencari kehangatan.

Aroma daun teh makin membuat nya terbuai, membuai nya dalam lelap.

Bantal ini terasa keras dan kaku. Pikir Lihua merasa aneh.

Mata nya mengerjap mencoba membiasakan diri dengan sekitar nya terang. Kelambu bergerak teratur karna hembusan angin lembut.

Sekarang didepannya ada wajah tampan yang tidak manusiawi, "wajah ini adalah sumber kehancuran untuk para wanita lajang." Tangan Lihua bergerak untuk menepuk-nepuk setiap sisi wajah itu.

Lihua merangkak naik keatas tubuh itu, merunduk untuk melihat wajahnya lebih dekat. "Ini mengingatkanku dengan wajah suamiku." Kata Lihua tepat ketika kedua mata Zhen terbuka karna susah bernafas terang saja ternyata Lihua duduk diatas perut nya dengan mata sayu.

"Wah ternyata wajah ini bisa memerah!" Kata Lihua menguyel-nguyel wajah Zhen. "Apa bisa lebih merah lagi kalau kucium?" Tepat setelah mengatakan itu Lihua benar-benar merealisasikan perkataan nya.

Zhen membelak saat bibir tipis itu menyentuh bibir nya, terasa mengulumnya seperti sebuah permen. Jika tahu Lihua akan mabuk seperti ini Zhen tidak akan lagi membiarkan Lihua asal meminum gelas diatas meja yang ternyata merupakan anggur, dan benar saja pagi ini Lihua bangun dengan kondisi mabuk.

Dengan mata terpejam Lihua masih sibuk mengigiti bibir Zhen, ia mendongak lalu berdecak kesal. "Manis tapi kenapa tidak bisa dimakan?"

Zhen menghela nafas saat Lihua kembali tidur diatas dada nya. Ternyata dia menganggapku sebagai makanan?

Rasanya seperti mimpi bisa memeluk wanita yang kini menjadi istrinya. Ia jadi teringat kejadian beberapa hari lalu.

Sebelum pernikahan.

Zhen telah merencanakan cara untuk menghilang Jendral Do, semua telah tersusun rapih hingga saat dimana waktu eksekusi dimulai, tiba-tiba Lijuan datang dengan wajah panik memukul wajah nya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Teriak Lijuan sembari memerintahkan semua prajurit untuk memadamkan api.

Zhen hanya mengangkat bahu nya, "Tidak ada."

"Kau hampir membunuh Jendral kerajaan Yongheng!" Lijuan tidak habis pikir dengan tingkah Zhen yang tidak masuk akal ini. "Apa semua ini karna Lihua?"

"Menurutmu?"

"Berengsek! Kau ingin menikahi adikku sebagai orang gila hah?" Lijuan mengusap wajah nya kasar dan saat menemukan Jendral Do keluar dari kediaman nya yang setengah terbakar dengan sedikit luka-luka ia akhirnya bisa bernafas lega.

"Seharusnya kau tahu jika Kaisar mengatakan pernikahan itu hanya untuk mendesakmu agar berhenti mengikuti permainan Lihua."

"Apa?"

"Ya kau bodoh hingga termakan cemburu, bukan nya langsung melamar Lihua saat itu juga kau malah menyingkirkan semua orang yang mendekati Lihua." Kata Lijuan memijit kepala nya yang sakit. Disebelahnya Jendral Do terkekeh saat menyadari maksud dari maut yang sering hampir membunuh nya.

"Jadi semua ini karna Lihua?" Ulang Jendral Do tertawa, menepuki pundak calon pembunuh nya santai. "Astaga Zhen ternyata kau sangat mengerikan ya. Kau bisa santai karna aku telah mundur saat melihat gelang dilengan Lihua." Katanya mengangkat bahu nya yang terkilir. "Bangsawan manapun akan sadar siapa Lihua, hanya orang bodoh yang berani mendekati permaisuri Shengli."

Zhen hanya diam seolah-olah tidak merasa bersalah dan mereka berada disana hanya untuk berbincang santai.

"Kau kira aku tidak tahu kalau kau selalu bersikap protektif karna menyukainya." Jendral Do menegak minuman nya santai sementara kediaman nya terbakar hebat dibelakang.

Lijuan menggeplak kepala Jendral Do, "bisakah kau tidak bersikap santai disaat kau hampir saja mati?"

Mengangkat bahu acuh Jendral Do berkata. "Aku belum sekarat apa yang perlu dikhawatirkan?"

Zhen terlihat sangat bosan, "aku akan menikahi adikmu tapi,"

"Tapi?! Kau tidak dalam kondisi yang dapat bernegosiasi denganku." Cerca Lijuan.

"Buat Lihua seakan-akan dia tetap menikahi Jenderal Do."

Lijuan diam memperhatikan wajah sahabat nya lekat, ia menghela nafas panjang. "Zhen kau tahu aku berada dalam kondisi sulit dimana kau adalah sahabatku dan Lihua adalah adikku. Lihua tidak menginginkanmu menjadi suaminya dan kenyataan jika ia lupa ingatan tidak akan berubah."

"Berhenti mempermainkan adikku, disaat dia telah memiliki senyum."

"Tidak akan kulepaskan." Tolak Zhen langsung pergi begitu saja.

Lijuan mendecih mengejar langkah Zhen menarik pundak nya dan langsung menghadiahkan sebuah pukulan keras.

Jenderal Do menonton pergulatan antara dua sahabat itu, sambil bersandar pada sebatang pohon. Ditangan nya sebotol arak menemani nya melihat pertumpahan darah dihadapannya.

"Apa kita harus memisahkan mereka?" Gumam Lu Hwang yang tiba-tiba muncul dari atas pohon.

"Ah kau yang kemarin hampir memenggal kepalaku."

"Kau masih hidup?"

"Ya luka disini masih cukup baru." Jendral Do menunjuk luka di pundak dan sisi leher nya.

"Kau bukan manusia, aku yakin sudah meninggalkan luka dalam disana." Kagum Lu Hwang.

"Itu semua berkat obat-obatan yang tabib berikan, kau harus mencoba nya." Jenderal Do mengeluarkan bungkusan kecil dan memberikan nya pada Lu Hwang. "Kau kiriman Zhen kan?"

Lu Hwang menerimanya dan memeriksa isi bungkusan itu. "Benar, aku Jendral pasukan shengli"

"Lain kali kita harus latihan bersama sebagai sesama Jendral." Jenderal Do menepuk pundak lu Hwang akrab.

"Jadi bagaimana dengan mereka?"

"Biarkan saja, siapa menurutmu yang akan mati lebih dulu?"

"Aku berani bertaruh jika keduanya seri."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Empress ZhilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang