"Begini kirim prajuritmu untuk mengepung kota Huyin saat tengah malam tiba, diam-diam kau dan Pangeran Zhen menyelinap kedalam tenda, disana kau akan menemukan sang pemimpin dan jenderal dari klan merpati putih dan setelahnya kau bisa langsung memenggal mereka di tempat." Jelas Lihua dengan terencana, sekarang rasa bosan nya telah menguap dan berganti dengan semangat yang menggebu.
Pangeran Lijuan menggerenyit kan kening. Ia bingung dengan aura berbeda yang kini dimiliki oleh sang adik, apalagi ketika melihat kedua mata yang berkilat penuh dengan ambisi. "Kenapa kita harus membunuhnya? Kita tinggal menundukkan mereka-."
Lihua menghela nafas, lalu memotong perkataan sang kakak. "Lalu kau ingin membuat mereka bergabung dibawah kerajaan kita? Tidakkah kau berpikir jika suatu saat mereka akan mencari celah untuk berkhianat? Langsung membunuh mereka akan menyelesaikan semua permasalahan mendatang." Kata Lihua ia memiringkan kepalanya merasa jengkel dengan kepolosan sang kakak tentang kebajikan.
Pangeran Zhen terlihat tidak setuju tapi bisa menemukan kata-kata untuk menyenggah perkataan Lihua.
"Kenapa kau juga tidak setuju? Aku berkata seperti ini juga untukmu, jika pembrontakan itu terjadi maka kau akan mati." ucap Lihua sambil mengingat disalah satu plot cerita nya Pangeran Zhen akan mati saat pemberontakan itu berlangsung.
"Jika mereka membrontak yang akan menjadi sasaran adalah dirimu, kau akan dijadikan kambing hitam atas semua itu. Kematianmu akan terkenang sebagai penghianat, pasti kau tahu kalau itu bukanlah hal yang menyenangkan untuk dikenang. Sudahlah berbicara dengan ikan lebih menyenangkan dibandingkan dengan kalian berdua, huh!"
Melihat ekspresi dua orang dihadapannya yang meragukan nya membuat Lihua kesal. Ia hanya berusaha untuk menolong dua orang brengsek ini tanpa menginginkan timbal balik dari mereka.
Lihua berjalan keluar dari kediaman kakaknya, langkah kaki nya terdengar menghentak dan suara bantingan pintu membuat dua kasim yang berjaga di depan pintu terkejut.
.....
Dan disinilah ia sekarang berada ditepian kolam ikan, berbicara dengan ikan-ikan itu seperti orang bodoh. Sepertinya apa yang dikatakan oleh kakak nya memang ada benar nya, benturan dikepalanya membuat otaknya sedikit bermasalah.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya tapi mereka tidak percaya padaku, jika saja aku tidak tahu akhir hidupku maka akan kubiarkan saja mereka mati mengenaskan." Lihua bercerita pada ikan koi yang menghampiri nya. Ia hanya berjongkok disana menatap ikan-ikan gendut itu berenang kesana kemari.
"Putri anda dipanggil oleh yang mulia Kaisar Dozhai untuk menghadap pada nya sekarang juga." ucap Kasim yang bertugas dikediaman Kaisar. Menunduk hormat padanya meski Lihua tahu jika kasim ini selalu berbicara buruk dibelakang nya.
"Ayah memanggilku? Hmp, tidak mau." Lihua menolak tanpa menoleh lagi. Pasti panggilan nya kali ini bukan sesuatu yang baik untuk kesehatan telinga nya. Entah omelan macam apa lagi yang akan tua bangka itu katakan pada nya, sebelum nya Lihua terjebak dengan Pangeran Zhen seharian karena Ayah nya.
"Yang mulia juga berpesan; jika anda tidak datang maka putri dilarang untuk makan selama seminggu."
Mendengar itu Lihua langsung berdiri dan menatap kasim itu galak. "Kau bercanda? Ayah ingin aku mati muda dengan tidak memberiku makan selama seminggu? Baik aku pergi sekarang!"
Kasim itu berniat berbalik tapi Lihua menjegal kaki nya hingga kasim itu tercebur masuk kedalam kolam. "Ups, sepertinya kau harus memperhatikan ucapanmu saat dibelakangku kasim." Ancam nya dengan senyum miring, jempol nya bergerak membentuk garis lurus dilehernya.
Beberapa menit kemudian, setelah berjalan dengan nafas yang hampir habis Lihua sampai di kediaman sang kaisar. "Ayah memanggilku?" di dalam sana ternyata terdapat pangeran Zhen dan kakaknya Lijuan. Pastilah kakak nya telah mengatakan rencana nya pada Ayah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhilan
RomanceSeorang penulis yang terjebak di dalam cerita karangan nya. Lihua terjatuh kedalam kolam saat sedang menulis bagian akhir dari ceritanya, tapi siapa sangka ketika terbangun ia telah terjebak menjadi tokoh utama dari ceritanya. Namun Lihua tersadar b...