33

10.9K 1.2K 68
                                    

"putri dipersilahkan untuk keluar." Suara kepala Kasim diluar sana menyadarkan Lihua dan Lijuan.

Lijuan mendongak untuk menghilangkan matanya yang merah. Sementara Lihua melihat sekelilingnya kamar nya dengan nanar.

"Aku akan merindukan kamar ini." Kata Lihua.

Lijuan mengangguk, ia menutup wajah Lihua menggunakan kain merah lalu bersiap menggendong nya keluar. Secara adat pernikahan seorang pengantin wanita tidak boleh berjalan sendiri ke tandu pernikahan nya, karna itulah Lijuan menggendong Lihua.

"Kau harus hidup dengan baik Lihua. Jika ada yang menindasmu maka balas saja dia." Bisik Lijuan ketika mereka melewati kediaman Lihua.

Lihua hanya mengangguk ia mengalungkan tangan nya dileher Lijuan untuk bersandar. "Kakak juga jangan mencari adik yang lebih cantik dariku."

Di depan sana Kaisar menatap putri nya nanar, putri yang sekian tahun pernah diabaikan nya kini akan pergi dari rumah untuk menikah. Penampakan putri kecil nya menggunakan pakaian pengantin mengingatkan dengan kejadian serupa yang dulu pernah terjadi.

Lihua diturunkan untuk memberikan penghormatan pada orangtuanya, karna sekarang hanya tersisa sang ayah maka Lihua harus menumpahkan sebotol anggur sebagai ganti sang ibu.

"Ayah tak ada yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Lihua yang hanya dapat melihat rupa sang ayahanda dari balik kain samar. Tapi Lihua tahu siapapun tahu jika kaisar yang berkuasa ini tengah berusaha menahan kesedihannya.

Suara Kaisar terdengar serak, "kenapa rasanya begitu berat melepaskanmu untuk menikah? Apa ayah batalkan saja?" Kata kaisar hanya bisa didengar oleh Lihua tetapi mendapatkan pelototan tajam dari Lijuan yang mencuri dengar.

"Kalau pernikahan ini batal tidak akan ada lagi yang mau menikahiku ayah." Kata Lihua menyentuh tangan sang ayah menggenggam nya erat. Penampakan gelang merah itu membuat kaisar mendengus kesal yang nyatanya membuat Lihua heran.

Sebuah suara derap kuda yang kencang datang mendekat membuat orang-orang membuka jalan. Kuda itu meringkik saat berhenti didepan Lihua hanya berjarak 1 kaki.

Seseorang turun dari kuda mendekat padanya Lihua menebak-nebak mengapa jendral Do bertindak seberlebihan ini. Tangan nya diraih dan seseorang itu memakaikan nya sebuah cincin giok putih.

Semua terkesiap melihat bagimana cincin yang melambangkan sebuah kekuasaan militer kini berada ditangan seorang gadis. Yang artinya Lihua berhak memerintah seluruh rumah tangga dan militer sama seperti suaminya.

"Apa kau siap menjadi permaisuri Shengli istriku?" Perkataan itu ditanyakan dengan lantang dimana bukan hanya Lihua yang terkejut tapi semua orang yang menyaksikan pernikahan itu.

Lihua menggerenyit ia membuka sedikit kain yang menutupi wajah nya hanya untuk melihat siapa sebenarnya suaminya. Reaksinya itu mendapatkan tawa dari orang di depan nya.

"Sungguh tidak sabaran." katanya.

Lihua menganga ketika melihat siapa pria yang menggunakan pakaian pengantin berwarna merah seperti nya. Sosok menyebalkan yang menghilang beberapa hari ini kini muncul sebagai suaminya?!

"Zhen?"

Zhen tersenyum membantu Lihua membuka cadar yang menutup wajah nya. Membiarkan ia melihat bagimana riasan sang istri.

Lihua yang panik melihat kesegala sisi dimana akhirnya ia menemukan Jendral Do yang berdiri disisi belakang Kaisar tengah tersenyum geli padanya. Mata Lihua menajam saat sang kakak mengalihkan pandang darinya.

Nyanyian dan bunga yang bertabur diatas kepalanya tidak mampu membuat Lihua menghilangkan rasa terkejut nya.

Belum sempat Lihua memperotes ia telah telah lebih dulu diboyong masuk kedalam kereta oleh Lijuan.

Lijuan meringis saat mendudukkan Lihua di dalam kereta itu, "maafkan kakak dia akan menjelaskan nya nanti. Sekarang jaga dirimu baik-baik ya." Lijuan memeluk Lihua singkat sebelum dengan tidak rela melepaskan nya.

Lijuan menatap Zhen yang kini menjadi adik ipar nya. "Aku belum puas memukuli wajahmu waktu itu, dan jika kau menyakiti adikku kau tahu dengan siapa kau berhadapan."

"Baiklah kakak ipar." Kata Zhen menunduk singkat pada kaisar sebelum naik keatas kudanya sendiri.

Didalam kereta Lihua memejamkan matanya kesal, bagimana bisa dia ditipu seperti ini oleh Zhen?. Ia menghembuskan nafas nya menatap kearah cincin putih itu, pantas saja kakaknya menyuruhnya untuk hati-hati ternyata ia menikah bukan hanya keluar dari istana ternyata ia juga masuk kedalam kandang macan.

"Lu Hwang" gumam Lihua lalu suara pria itu terdengar. Sebuah sekat tipis terbuka dimana Lihua dapat melihat mata lu Hwang yang bergetar takut dengan aura gelap nyonya nya.

"Kau tahu apa yang terjadi?"

"Ya permaisuri."

"Dan kau bersekongkol dengan tuanmu untuk menipuku?" Dari sini Lihua telah menyadari jika lu Hwang dikirim oleh Zhen.

"Saya tidak bermaksud-"

Suara derap kuda disebelah muncul bersama suara datar dari Zhen. "Jangan mempersulit nya lagi, aku yang memintanya untuk tidak berkata apapun padamu."

Jengkel. Lihua membuka tirai dan langsung bertatapan dengan Zhen yang sial nya mengapa terlihat sangat tampan. Tidak kuat melihat ketempatan itu Lihua kembali menutup tirai nya dan berusaha menenangkan debaran jantung nya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Zhen.

"Ya, hanya lelah sedikit." sahut Lihua kecil.

"Kalau begitu beristirahat-lah, dibawah kursimu ada sebuah peti kayu bukalah."

Lihua bergerak sedikit kesulitan hanya untuk membuka nya, dan menemukan banyak makanan yang diselundupkan disana dan semua itu makanan kesukaan nya?!.

"Banyak yang harus kau ceritakan padaku." Kata Lihua menurunkan amarah nya karna menemukan sebuah permen gula.

"Apapun keinginanmu." Sahut Zhen.

Dibelakang kereta mereka terdapat iring-iringan yang merupakan mahar pernikahan, terdapat 99 peti mahar yang diberikan Zhen untuk Lihua. Mengapa harus ganjil? Lihua jika tidak tahu dan tidak mau mempertanyakan nya. Semula melihat deretan mahar itu ia sudah pusing luar biasa mengira-ngira dari manakah jenderal Do mendapatkan nya dan sekarang mungkin Lihua sudah tahu jawaban nya.

Tapi tunggu sebentar, sial. Seharusnya Lihua telah curiga mengapa ia mengenakan pakaian pengantin yang berbeda, bahkan pakaian yang digunakan nya hanya boleh digunakan oleh seorang permaisuri.

"Aku tidak tahu harus menangis atau mengamuk karna selama ini perjuanganku untuk jauh dari nya sia-sia." Gumam Lihua dramatis.

Empress ZhilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang