Nikmatin aja alur nya, niat nya mau saya stop aja novel ini terus lanjutin novel yang di dreame......
Setelah bertahun-tahun menghilang kini Lihua harus menghadapi tatapan rakyat yang penasaran dengan sosok nya. Menggunakan pakaian resmi Lihua berdiri bersama dengan kaisar Zhen disebelahnya, yang mengumumkan kembali nya sang permaisuri Shengli.
Lihua tak banyak bicara dan hanya tersenyum tipis, terlebih ia tampak bosan karena harus merasakan tatapan tajam dari Yan Ran yang berdiri dibelakang mereka.
Ketika mereka berjalan kearah tandu, seorang anak terjatuh di depan Lihua. Seorang prajurit berniat mendorong anak itu menjauh agar tidak menghalangi langkah. Namun, Lihua menghalangi nya. "Jangan lakukan itu! Dia hanya seorang anak."
Lihua melepaskan genggaman tangan Zhen dan langsung berjongkok untuk membantu anak itu berdiri. "Nak kau baik-baik saja?" Pertanyaan Lihua mendapatkan tatapan lugu serta gelengan polos dari anak itu, sementara sang ibu dari anak itu nampak ketakutan karna takut menyinggung keluarga kerajaan.
Anak lelaki yang mungkin berusia 3 sampai 4 tahun itu menyembunyikan tangan dibalik tubuhnya. Lihua sempat melihat bercak merah disana, pelan-pelan Lihua mengambil kedua tangan itu dan meniup nya. "Nah, sekarang sudah baik-baik saja."
Lihua mengeluarkan sebuah permen dari balik lengan baju nya, "makanlah, ini bisa meredakan sakit." Lihua menghibur anak itu, ya meski kadang bertindak sedikit gila Lihua selalu memiliki ruang sendiri untuk anak-anak. Mereka lucu dan tak berdosa, dapat tersenyum lugu dengan bebas nya karena tidak mengetahui betapa kejam nya dunia.
Lihua bangkit dan baru menyadari tatapan Zhen kearahnya. "Ada apa?"
Zhen tidak menjawab pertanyaan Lihua dan menarik gadis itu naik keatas tandu.
"Kau menginginkan anak?"
Lihua menoleh cepat kearah Zhen yang naik keatas kuda. Lihua berpikir jika pria ini memiliki masalah dengan otak nya, "aku tidak ingin memiliki nya." Sahut Lihua.
"Kenapa?"
"Dengan kita yang seperti ini, kukira akan lebih baik jika Yan Ran saja yang mengandung." Kata Lihua menatap jalan dengan lurus.
"Apa maksudmu."
Lihua tertawa kecil, "aku tidak akan membawa anakku dalam lingkaran perebutan tahta, atau bahkan bersusah payah hanya untuk mendapatkan perhatianmu. Dari pada menghadirkan nya hanya untuk membuat nya menderita lebih baik tidak usah sama sekali."
....
Lihua duduk dihalaman sementara para dayang berkeliaran disekitar nya memastikan kebutuhan nya tercukupi. Lihua tengah menghirup aroma teh pada cangkir nya ketika kasim mengabarkan jika Ratu datang.
Sosok wanita berhanfu hijau datang membawa sepelukan bunga, membungkuk hormat pada Lihua.
Lihua memutar bola matanya malas, suasana hati nya sedang tenang dan tidak ingin diganggu dengan kedatangan Yan Ran yang tidak diundang.
"Yan Ran datang memberi salam permaisuri." Kata wanita itu mendapatkan anggukan singkat dari Lihua.
Melihat Lihua yang tenang Yan Ran mulai berbicara, "yang mulia apa anda tahu jika kaisar baru saja mengajak saya berkeliling taman?"
Apa menarik nya berjalan-jalan ditaman?
Pikir Lihua masih fokus pada teh nya."Hm lalu?"
"Sepertinya yang mulia kaisar lebih suka menghabiskan waktunya dengan saya, apa yang mulia permaisuri baik-baik saja dengan itu?"
Otak wanita ini benar-benar dangkal sekali, dia pikir memanas-manasi nya seperti ini akan membuat Lihua mengamuk? Terlalu banyak energi yang harus dikerahkan untuk menjambak rambut Yan Ran.
Lihua meletakan gelas nya diatas meja. sorot mata nya menatap Yan Ran lurus, sudut bibir nya tertarik memunculkan senyum manis. "Kau mengatakan semua itu untuk membuatku mengamuk? Ternyata kau sangat dangkal Yan Ran, kukira tak-tikmu akan lebih baik dari ini." Lihua tertawa mengejek, "memang nya kau memiliki kualifikasi apa sehingga aku harus iri padamu?"
Wajah Yan Ran berubah merah, entah karena kesal atau malu karna perkataan Lihua yang jelas-jelas tidak menganggap nya sama sekali.
"Dilihat dari sisi manapun sepertinya kau tidak mampu untuk mengetuk hati nya. Sayang sekali posisimu ditempat ini hanyalah sebagai.. pengganti?"
Bunga-bunga dalam pelukan Yan Ran remuk. "Mengapa anda dapat menilai diri setinggi itu?"
"Selama ini kaulah yang buta dengan posisimu, Ratu." Lihua menanggapi Yan Ran dengan malas.
Plak..
Jejak merah membekas pada pipi Lihua, bekas tamparan Yan Ran. Lihua merasakan mulut nya terasa anyir karna terluka. Lihua mengusap bibir nya lalu tersenyum miring.
"Kau menggali kuburanmu sendiri Yan Ran." Setelah itu tubuh Yan Ran ditarik oleh para kasim, Lihua sengaja memprovokasi Yan Ran yang memiliki sifat implusif dan mudah meledak. Ia memanfaatkan kebodohan wanita itu agar bisa melaksanakan rencana nya.
Tubuh Yan Ran diseret menuju gudang belakang istana, tubuh nya diikat sementara Lihua mengeluarkan belati nya. "Titahku adalah mutlak di kerajaan ini, dan karena kau menyakiti permaisuri Shengli maka hukuman teringanmu adalah mati dalam keadaan utuh."
Mulut Yan Ran di bekap menggunakan kain, sementara dayang lain datang membawa baskom berisi air panas dan langsung menjatuhkan nya diatas kepala Yan Ran.
Melihat bagimana Yan Ran tersiksa sampai sedemikian rupa sama sekali tidak mengusik nurani Lihua sedikit pun.
Semua hukuman dijalankan oleh dayang-dayang Lihua yang menaruh dendam begitu dalam atas penyiksaan yang pernah Yan Ran lakukan pada mereka.
Teriakan demi teriakan teredam oleh dinding kayu. "Keluarlah." Kata Lihua membiarkan Yan Ran tergolek diatas lantai, tubuh nya melepuh dan penuh dengan luka.
"Kau meletakan racun pada teh ku kan? Jangan terkejut seperti itu, aku tetap meminum nya agar aku tidak dapat disalahkan oleh siapapun karna kematianmu." Lihua mengusap darah yang keluar dari sudut bibir nya. "Tidur yang nyenyak Yan Ran." Setelah itu Lihua menusuk kepala Yan Ran menggunkan belati nya.
...
Terdengar suara ribut diluar sana lalu pintu terbuka mempertontonkan sosok mayat dan seorang wanita yang menunduk kearahnya.
Lihua menoleh tersenyum santai meski racun telah menggerogoti tubuh nya. "Bagaimana ini Zhen, ratumu sudah mati. Namun, seperti kau juga harus mencari permaisuri yang baru juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Zhilan
RomanceSeorang penulis yang terjebak di dalam cerita karangan nya. Lihua terjatuh kedalam kolam saat sedang menulis bagian akhir dari ceritanya, tapi siapa sangka ketika terbangun ia telah terjebak menjadi tokoh utama dari ceritanya. Namun Lihua tersadar b...