30

10.2K 1.1K 84
                                    

Lihua kini tengah menyaksikan bagaimana Yuer ikut dipenggal bersama keluarga nya ditengah kota. Suara teriakan dan tangsian Yuer yang mengiba bahkan tidak dapat meluluhkan hatinya. Ia memperhatikan bagaimana pisau tajam ditangan tukang jegal itu menyentuh permukaan leher dan membiarkan bagimana kepala Yuer menggelinding kearah kerumunan orang.

Bagimana besi dingin itu menyentuh leher nya bahkan dapat Lihua rasakan sendiri, perasaan perih dan menyakitkan luar biasa kini terulang pada Yuer seperti sebuah karma.

Kecantikan yang luar biasa ternyata tidak dapat meluluhkan Zhen yang kemarin mempertahankan nya. Sejak dulu Lihua meyakini pepatah yang mengatakan, 'jika kecantikan dapat mengendalikan dunia' tapi saat melihat bagimana akhir dari Yuer, Lihua jadi meragukan nya.

"Aku tidak cukup cantik untuk meruntuhkan sebuah kerajaan." Gumam Lihua.

Memang tidak, tapi setidaknya telah merenggut nyawa pria tak bersalah.

"Ternyata alur cerita ini telah berubah sangat banyak sehingga aku takut untuk menduga-duga akan jadi seperti apa kedepan nya."

Terlalu banyak yang berubah, dari Zhen dan Lijuan yang tidak jadi mati lalu pangeran Guanxi yang tidak lagi muncul setelah pertemuan terakhir mereka. Kematian Yuer yang seharusnya menjadi permaisuri Guanxi dan banyak hal lain uang tidak sesuai dengan plot.

Apa ini artinya kematian nya sudah tertunda?

"Seorang calon pengantin tidak seharusnya berada ditempat mengerikan ini." Kata Jendral Do yang tiba-tiba sudah ada disamping Lihua.

Lihua melirik nya sinis. "Siapapun calon suami dari gadis ini sungguh harus dikasihani." Lihua berkata dramatis.

"Seorang wanita sadis yang berwajah manis. Walaupun begitu calon suaminya cukup diberkati." Balas jendral Do.

"Oh kasian sekali calon suamiku ini, tidak diinginkan oleh istrinya sendiri."

"Kau saja bermulut tajam ya padaku?"

Lihua tertawa mengejek, "karna itu aku kasihan padamu."

Jenderal Do hanya terkekeh menanggapi Lihua. "Aku merasa akan mendapatkan kekerasan setelah menikah." Ia bergidik.

"Tentu, karna aku akan menghajarmu."

"Benar-benar singa betina yang ganas."

Jenderal Do ini benar-benar cerewet jadi Lihua meninggalkan nya begitu saja dan memilih untuk mampir ke sebuah kedai. Aroma manis permen menarik perhatian nya, sebuah permen berbentuk ayam benar-benar menggiurkan.

Ini adalah permen tradisional yang jarang Lihua temui dulu, lalu sekarang Lihua bisa dengan puas memakan nya.

Setelah membayar Lihua memakan permen nya sambil melihat sekitar. "Banyak sekali lelaki tampan disini, sayang sekali mereka hanya figuran."

Lihat wajah bersih nan tampan itu. Punggung tegap dan dada bidang yang menggoda untuk dijadikan sandaran. Tubuh tinggi yang harus membuat Lihua mendongak, ciri-ciri orang ini mirip sekali dengan Zhen. Sebentar, tunggu sebentar.

Seperti nya ada yang tidak benar disini. Ketika menyadari sesuatu Lihua langsung membelak dan membalik badan, masih menemukan sosok Zhen yang mengamati nya. Lihua berlari mendekat, "Zhen kenapa ada disini?"

"Tidak ada."

Lihua mencebik, "tidak mungkin kau kemari tanpa ada maksud.. oh.. kau melihat proses eksekusi Yuer?" Lihua langsung mengiba, mengingat bagaimana Zhen mempertahankan wanita itu pastilah pria ini tengah terluka sekarang. "Jangan khawatir, suatu saat kau akan menemukan wanita lain."

Sebenarnya Lihua ingin menepuk pundak Zhen untuk memberikan nya dukungan, jadi Lihua hanya bisa menepuk lengan atas Zhen saja sambil berjinjit.

"Hei menunduklah." Lihua mengayunkan tangan nya meminta Zhen untuk mendekat. Ketika Zhen menurut Lihua menarik kedua sudut bibir nya sambil tertawan. "Kau harus tersenyum seperti ini untuk menarik perhatian para gadis"

Raut wajah Zhen berubah cemberut dan kesal lalu menegakkan tubuhnya kembali. Setelah itu hanya terdengar gumaman tak jelas yang berasal darinya.

Lihua menanggapi sikap aneh Zhen dengan santai, lagipula ini bukan yang pertama kali. Ia sibuk menghitung menggunakan jemarinya saat menatap langit. "7 hari lagi aku akan menikah."

"..."

"Ternyata banyak waktu yang berlalu ya, kalau aku memiliki anak maka dia akan memanggilmu paman."

"..." Masih tak ada sahutan.

"Itupun jika kau belum kembali ke kerajaanmu-" belum selesai Lihua berbicara Zhen sudah lebih dulu menghilang seperti hantu.

"Zhen? Zhen kau dimana?" Panggil Lihua melengok kesana kemari.

Tanpa disadari Lihua, Zhen berdiri diatas tembok tinggi yang tertutupi oleh pohon, memperhatikan gerak-gerik nya dengan wajah datar.

"Tentang Jendral Do apakah anda ingin saya menyingkirkan nya juga?."

"Lakukan."

"Tapi Jendral Do cukup tangguh, beberapa orang kita tidak mampu membunuh nya. Mereka hanya meninggalkan luka ringan."

"Bakar." Kata Zhen masih memperhatikan bagaimana Lihua berlari kecil ke arah toko perhiasan.

"Maaf?"

"Bakar saja kediaman nya saat tengah malam."

"..." Sudah mulai gila ternyata. Batin lu Hwang.

Empress ZhilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang