03

21.8K 2.2K 43
                                    

Lihua merasa hampir mati kebosanan saat tidak dapat melakukan apapun dikediaman nya. Tidak boleh keluar, tidak boleh melakukan apapun tanpa seijin Pangeran Lijuan.

"Hiss benar-benar menyebalkan! Aku tidak pernah sebosan ini dalam hidupku." Gerutu Lihua mengingat kehidupan nya yang lalu dimana ia akan bersenang-senang dengan tidur seharian dikamarnya dan makan coklat yang banyak. Waktu libur dan senggangnya yang terbatas membuat Lihua hanya dapat bermalas-malas dikamarnya.

Ah~ rasanya ia merindukan ruangan beraroma mint itu sekarang, dan juga kertas-kertas menyebalkan itu. Disini ia sama sekali tidak dapat melakukan apapun selain tidur, makan, mandi, berhias dan bernafas.

Mengingat tumpukan koleksi novel dan draff novel di komputer nya membuat Lihua berteriak kesal hingga menggelepar dilantai.

"Kesayanganku..."

Para pelayan yang melihat itu hanya menahan tawa mereka dengan deheman dan saling menatap satu sama lain.

Sepertinya putri sudah gila..

Benturan dikepalanya cukup serius sepertinya..

Kening Lihua berkerut samar saat mendengar bisikan itu, salahkan telinga nya yang terlalu tipis saat seseorang bergunjing dibelakang nya.

"Diam!" Katanya kesal sehingga para pelayan mematung takut namun dalam sekejap aura mengerikan disekitar nya menghilang saat mengingat coklat kesukaan nya.

"Sayangku ... Aku tidak bisa memakanmu lagi." Lihua benar-benar frustasi saat tidak bisa memakan makanan kesukaan nya, dirinya dengan coklat bagaikan ikan tanpa air.

Ngomong-ngomong tentang ikan, Lihua sangat membenci hewan itu bukan lebih tepatnya Lihua benci dengan aroma amis nya. Bahkan didunianya Lihua tidak pernah sekalipun memakan ikan, ia lebih memilih kelaparaan dibandingkan harus memakan nya.

Pernah Lihua dijejali makan ikan oleh teman-teman nya dan semua itu berakhir dengan Lihua yang tidak bisa berhenti muntah, lalu berakhir terbaring dirumah sakit setelahnya teman-teman sialan Lihua meminta maaf padanya.

Jika ditanya mengapa maka Lihua akan menjawab. "Anggap saja jika aku adalah seekor ikan cantik yang tidak ingin memakan sesamanya." katanya saat itu.

Lalu pangeran Lijuan membuat amis sekujur tubuh beberapa hari lalu hingga membuatnya menangis. Sialan.

Aku benarkan, Putri benar-benar sudah gila..

Lihua sudah tidak peduli dengan apa yang dikatakan pelayan nya tentang nya. Berdiri dari posisi telentang diatas lantai dengan semangat yang berkobar.
"Kali ini aku akan membalasmu kakak tersayang!"

***

Sampai di kediaman pangeran Lijuan, Lihua sama sekali tidak peduli dengan tatapan Pangeran Zhen padanya.

Lihua sadari jika keduanya tengah membicarakan sesuatu yang penting tapi Lihua tidak tahu apa itu dan tidak berniat untuk peduli sedikit pun.

"Lanjutkan saja aku tidak akan menguping." ucap Lihua tak peduli dan tetap duduk disamping Pangeran Lijuan dan mulai mengusik ikatan rambut kakaknya.

Lijuan yang merasa sia-sia saja mengusir Lihua akhirnya membiarkan dan kembali melanjutkan diskusinya dengan Pangeran Zhen.

"Jadi tentang penyerangan di kota Ho- argh!" pangeran Lijuan mengaduh saat lihua menarik rambutnya agak keras.

Menyadari kesalahannya Lihua buru-buru minta maaf pada kakaknya.
"Maaf!"

Akhirnya Pangeran Lijuan menghela nafas dan kembali melanjutkan perkataan nya. Kini Lihua sibuk menggigit ujung simpul saat tali nya susah untuk dibuka.

Empress ZhilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang