25

10.3K 1.1K 35
                                    

Semenjak mereka kembali ke istana Lihua tidak pernah bertemu dengan Zhen lagi. Entah dimana pria itu berada, Lihua tidak berniat untuk mencari.

Lihua masih sama. Masih menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan dan tidur sepanjang hari. Sebenarnya semua itu Lihua lakukan untuk menghilangkan kegelisahan hati nya.

Para dayang menarik nya keluar, memaksanya untuk menikmati angin musim semi. Lihua mengenakan pakaian putri kekaisaran yang menunjukan posisi nya sebagai putri kandung permaisuri. Rambut nya yang biasa terikat rapih, sekarang dibiarkan terurai dan diberikan hiasan sederhana.

Langkah nya membawa Lihua ke baliriung, ia bosan dan butuh hiburan. Mungkin saja menganggu kaisar akan menyelamatkan mood nya hari ini. Tanpa basa-basi Lihua membuka pintu dan masuk kedalam, mengabaikan tatapan kagum dari menteri yang berkumpul disana.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya pangeran Lijuan berdiri.

"Bosan?" Sahut Lihua duduk di kursi sebelah Lijuan.

Kaisar baozhai hanya membiarkan sikap kurang ajar Lihua dan melanjutkan diskusi nya. Keseluruhan rapat dewan istana itu sangat membosankan.

Suara-suara mereka terdengar tumpang-tindih dan saling menyela.

Ribut sekali..

"Yang mulia, hamba datang membawa hadiah untuk pangeran mohon untuk yang mulia menerimanya." Kata seorang menteri menarik perhatian kaisar baozhai. "Oh pangeran yang mana kau maksud?"

"Pangeran Zhen yang mulia."

Kaisar Baozhai menatap putri nya sekilas lalu kembali fokus pada percakapan. "Dan apakah hadiah itu?"

"Saya mempersembahkan putri hamba Yuer." Seorang nona muda melangkah masuk kedalam, memicu helaan nafas. Bagaimanapun pangeran Zhen adalah mantan tunangan putri Lihua, bagimana bisa dia selancang ini? Menghadiahkan putri nya sendiri tepat dihadapan sang putri yang dicintai oleh kakak dan kakak nya para audiens tidak tahu sebesar apa nyali dari mentri Yu ini

Kening Lihua berkerut samar saat melihat penampilan cantik dari gadis itu. Pangeran Lijuan sendiri menatap beralih-alih antara adik nya dan sahabat nya sendiri yang terlihat santai.

"Zhen kau menerima nya?" Kata kaisar pelan melihat reaksi Putri nya yang hanya diam di tempat nya.

Pangeran Zhen menatap Lihua tenang, lalu mengangguk. "Ya yang mulia."

Hancur sudah, Walaupun berusaha tenang tetap saja rasanya luar biasa.

Semua orang diam, menanti-nanti tanggapan Lihua. "Selamat pangeran Zhen." Ucap Lihua lalu diikuti oleh semua orang yang berada disana.

"Lihua.." tegur Lijuan.

Menoleh kearah Lijuan, Lihua tersenyum lebar. Tak ada sorot sedih, kemarahan, atau apapun diwajahnya. Lihua menyimpan perasaan nya baik-baik, dan tak menampakan nya pada siapapun.

"Kakak tidak perlu khawatir karna aku baik-baik saja." Kata Lihua bangkit lalu berjalan ke tengah-tengah baliriung menghampiri putri menteri, yang mungkin akan segera menjadi selir Zhen.

"Semoga beruntung." Kata Lihua melewati gadis itu dan keluar dari baliriung dengan senyuman yang masih terukir diwajahnya.

•••

Lihua duduk di paviliun, menyenderkan tubuh nya pada bantal-bantal sutra yang dingin, sementara ia membaca sebuah novel romansa di zaman ini.

Cerita yang memuat tentang sebuah kisah cinta antara putri raja yang jatuh cinta dengan pangeran dari kerajaan musuh. Cinta yang terhalang oleh tembok tinggi kekuasaan dan dipaksa untuk saling melupakannya.

Empress ZhilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang