1️⃣ Hayo, puasa, nggak?

114 27 3
                                    

Biasanya tiap awal puasa, pasti anak sekolahan ada jatah liburnya. Kebetulan tahun ini liburnya empat hari mulai dari kemarin sampai dua hari ke depan. Setelah itu, anak-anak mulai masuk sekolah lagi.

Perumahan Cemara ini tergolong perumahan yang baru dibuka sekitar empat tahun lalu. Kawasan Perumahan yang terdiri dari ±40 rumah ini baru berpenghuni sekitar 20 rumah. Dan tiap rumah rata" terdiri dari 3 kepala.

Saran aja, kalau mau cari gebetan, di sini bukanlah tempat yang tepat. Karena rasio bocil dan remaja gede banget. Ada sekitar 15 bocil, tapi hanya ada 6 anak cowok yang siap digebet. Sisa keluarga yang lain masih belum punya anak.

Jadi, kalau cari yang bisa digebet, mending ke komplek sebelah. Karena di sini tempatnya anak TK main. Oke?

"MAMI!!!"

Nah, tuh. Ada yang teriak pagi-pagi.

"Iya, apa Sayang?" Teriak Mami dari ruang tamu.

Bocah kurus sipit berkaos biru itu lari keluar dari kamarnya sambil nutup mulut. Lalu sembunyi di belakang tubuh maminya. Kemudian seorang tuyul kecil lainnya menyusul keluar dari kamar.

"Masa Icung nyuruh aku makan sereal, sih?" Adu Oyum pada maminya.

Jisung mesam-mesem sambil mengenggam kuning-kuning berbentuk bintang. Itu sereal.

"Bener apa kata Oyum?"

Mata Jisung menyipit kemudian hilang. "Hehe, iya, Mami. Kan aku nggak puasa, kalau kembar kan harus kompak, jadi aku mau kasih serealku ke Oyum," jawabnya.

"Tapi Oyum mau puasa penuh, Cung! Jangan paksa aku batalin puasa, ya?!" Seru Oyum sambil berkacak pinggang.

"Aduh, udah ya berantemnya? Oyum, mandi dulu sana. Jicung, kan, lagi sakit, balik ke kamar lagi sana. Masak orang sakit kok lari-larian sambil bawa sereal," kata Mami Iin.

"Hehe, siap Ma–uhuk–mi," jawab Jisung.

Setelah yakin kembarannya balik lagi ke kamar, Oyum keluar dari persembunyian.

"Icung udah ilang?"

Mami Iin mengangguk.

"Mi?" Panggil Oyum.

"Apa?"

"Buka puasa emang jam berapa?"

"Ini baru jam 6 pagi, Dek, ya ampun. Mandi dulu sana, ih. Kalau nggak mau, Papi suruh mandi duluan. Tuh, Papi ada di kamar," titah Mami.

"Ehehe siap, Mami akohhh!" Serunya alay.

"Yang ngajarin siapa sih, astaghfirullah."

Beberapa saat kemudian, waktu Mami Iin sibuk korek-korek sampah di balik sofa—ulah si kembar jenaka— terdengar teriakan dari kamar.

"Mami, tolong! Oyum dibungkus selimut sama Papi!"

🤼🤼🤼

"Momskyy, anakmu yang ganteng ini mau ngewarnet dulu oke? Jangan dicariin," teriak Jangjun sambil pakai sandal.

Dari dalam rumah, Mama Mijoo ikut teriak, "Iya, nggak akan mama cariin. Nggak usah pulang sekalian!"

"Sungguh tega, Wahai Mama Mijoo Jubaedah!"

"Heh, mulut minta dicium panci?!" Mama Mijoo lari keluar dari rumah lengkap dengan daster merah dan panci andalannya.

Sebelum sempat dicium panci kesayangan mamanya, Jangjun segera tancap gas.

[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang