1️⃣2️⃣ Masih Samar

64 20 0
                                    

"Ke rumah sakit aja, yuk?"

Sehabis subuh, Papa Ujin meringkuk kedinginan di sofa ruang tengah. Taewoo duduk bersimpuh di lantai samping sofa sambil mengompres dahi papanya. Sejak tadi Taewoo mengajak papanya ke rumah sakit, tapi selalu dibalas dengan gelengan kepala.

Diam-diam mama masuk ke toilet tanpa sepengetahuan suami atau anaknya. Sejak beberapa minggu belakangan, ia benar-benar curiga kenapa suaminya sering sekali demam.

Belasan menit Mama Jisoo berada di dalam kamar mandi, berusaha meminimalisir suara. Kemudian ia keluar dari toilet sambil membuang sesuatu ke tempat sampah di samping pintu toilet.

"Kak, ambilin papa selimut lagi dong di lemari kamar mama," perintah mama. Taewoo langsung beranjak dan memasuki kamar mamanya.

Mama Jisoo memeriksa posisi Taewoo terlebih dahulu, lalu duduk di tempat Taewoo tadi.

"Pa," lirih mama sambil sesekali memeriksa Taewoo.

Papa Ujin hanya bergumam membalas panggilan istrinya.

"Aku curiga," kata mama, sengaja memotong kalimatnya.

"Curiga kenapa?" Tanya papa dengan suara bergetar.

"Ma, selimut yang mana?" Teriak Taewoo dari dalam kamar.

"Selimut warna biru langit yang ada motif bunga-bunganya," teriak mama asal memberi jawaban. Berusaha mengulur waktu supaya Taewoo tidak kesini terlebih dahulu.

Mama Jisoo menoleh lagi ke arah papa, mengganti kompresnya lalu menatap matanya dengan fokus.

"Kamu inget, nggak? Dulu waktu aku hamil Taewoo, kamu kan sering sakit-sakitan juga. Sering ngerasa pusing, mual, bahkan yang ngidam juga kamu. Aku curiga kalo aku hamil lagi, tapi tadi pas aku cek, cuma garis satu," terang mama. Suaranya terdengar sedikit kecewa.

"Kapan kamu beli test pack?"

"Sejak kamu sakit yang awal puasa waktu itu, aku udah kepikiran tapi belum berani ngecek. Makanya aku beli dulu buat jaga-jaga."

"Seinget aku, kamu juga udah telat datang bulan," tambah papa.

"Makanya itu, aku juga baru inget kalo uka udah telat sebulan lebih, tapi hasilnya negatif."

"Belum rejekinya paling," kata papa menenangkan.

"Kasihan Taewoo tapi, Pa."

"Kenapa kasihan sama Taewoo?" Tanya Taewoo tiba-tiba. Ia langsung duduk di depan mamanya.

Mama Jisoo tampak kebingungan menjawab pertanyaan mendadak dari Taewoo. Mata dan lidahnya bergetar.

"Eh–ah, anu, kamu kan tadi mama suruh nyari selimut di kamar, mama lupa kalo selimutnya cuma ini doang. Mama kira, mama udah beli selimut lagi, hehe," kekeh mamanya. Berusaha senatural mungkin menjawab pertanyaan Taewoo, tapi malah terlihat mencurigakan.

"Masa?"

Wajah Taewoo terlihat tertekuk seiring dahinya yang berkerut.

"Iya, udah sana mandi. Nanti mama anter ke sekolahan. Sekalian nganter papa ke rumah sakit," titah mama.

Papa Ujin mencubit pipi mama dengan cukup keras sampai membuat mama teriak kesakitan.

"Sakit, tahu!"

"Nggak usah ke rumah sakit, udah dibilang aku nggak papa!" Papa masih ngeyel meskipun bibir bawahnya bergetar seakan baru selesai berendam di air es.

Taewoo tergelak melihat tingkah kedua orangtuanya. Ia masih tertawa meskipun sudah memasuki kamar mandi. Bahkan ketika guyuran air terdengar, samar-samar suara tawanya masih membahana.

[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang