Sore hari sepulang ngaji, Wawan mondar-mandir di kamarnya. Obrak-abrik lemari, terus bongkar isi meja belajar, lanjut lagi berantakin kasur, lalu masuk ke kolong dan keluar dari sisi yang lain.
"Di mana, sih?"
Kemudian ia berjalan keluar dari kamarnya lalu masuk ke kamar mamanya.
"Ma? Papa pulang kerja jam berapa?"
Mamanya yang baru aja selesai moles bedak, menjawab, "Masih nanti, Bang. Kenapa?"
Wawan diem sebentar, lalu, "Nggak papa, kok. Ya udah, Abang mau main sama Echan aja."
"Udah ngerjain pr belum? Besok kan sekolah."
Wawan mengangguk, "Udah kok, Ma."
"Ya udah, sana main sama Echan. Jangan jailin adek loh."
Wawan pengen banget ngomong gini ke emaknya, "Yang jail kan Echan, Ma. Abang nggak pernah nakal." Tapi dia diem aja dan bergegas ke kamar adiknya.
Di dalam kamar bernuansa biru dan putih itu, suasananya nggak jauh beda dengan kamar Wawan. Sama-sama berantakan dari sudut ke sudut. Bedanya, kamar Wawan berantakan karena yang punya kamar lagi nyari sesuatu. Kalau Echan, tiap detik selalu berantakan. Baru diberesin mamanya, sedetik kemudian luluh lantak langsung.
"Echan?" Panggil Wawan sambil menutup pintu.
Echan yang lagi main masak-masakan sama robot-robotnya menoleh, "Iyah? Apa?"
"Celengan Abang kamu kemanain?" Tanya Wawan sambil duduk di pinggiran kasur.
Echan senyum jail sambil ngetuk-ngetuk kepalanya, "Kemana, ya? Kayaknya tadi kejar-kejaran sama tikus mainan aku deh."
"Dek, jangan nakal, dong. Abang butuh celengannya. Itu isinya uang loh. Celengan kucing Abang di mana sekarang?" Tanya Wawan mulai nggak sabar. Pasalnya, nggak sekali dua kali Echan nyembunyiin celengannya dan udah berkali-kali dia ganti celengan.
Echan yang lagi nyuapin robotnya makan, langsung ngelempar piring dan sendok plastik yang ia pegang.
"Echan nggak nakal, kok. Echan cuma pengen ngajak main kucingnya biar nggak sedih. Dia, kan, sendirian terus di kamar Abang. Jadi Echan ambil biar main sama tikus-tikusan aku," jawab Echan membela diri.
"Terus sekarang celengannya di mana?"
"Ya mana Echan tahu, kan kucingnya lagi main kejar-kejaran."
"Dek, celengan Abang di mana? Nanti Abang aduin ke Mama loh. Mau kamu dimarahin Mama?"
Mendengar kalau dia mau diaduin ke Mama Eunbi, bibir Echan mulai bergetar karena ngebayangin gimana marahnya mama nanti.
"Huwaaa tapi kan Echan nggak tahu celengannya ada di mana, huwaaa."
"Eh, kok, malah nangis? Diem, nanti mama denger," seru Wawan panik. Tangannya bergerak nutupin mulut Echan, tapi tetep aja suara tangisan adiknya amat nyaring.
"A–abis... Echan ng–nggak tahu di mana cele–ngannya," jawab Echan.
"Kan tadi kamu yang bawa celengan Abang, masa kamu lupa di mana kamu naruhnya?"
Echan mengangguk pelan. "Celengannya main sama tikus."
Di luar kamar, terlihat Mama Eunbi yang sibuk ngumpulin baju-baju kotor. Ia berencana mau naruh keranjang itu di dalam kamar mandi biar nggak lupa. Setelah ngumpulin sekeranjang baju yang baunya hmm... Subhanallah... Akhirnya Mama Eunbi masuk ke kamar mandi.
"Ya Allah Ya Rabbi! Ini kenapa ada di sini?!" Teriak Mama, histeris.
Mama ngambil dua benda dari dalam bak air lalu membawanya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]
FanfictionSeries Ramadhan 1THE9 2020 : KETUPAT "Nanti kamu jadi manusia ketupat." "Kok bisa?" "Karena ketupat cuma boleh dimakan pas lebaran." "Kata siapa?" "Kata aku lah." Start : Friday, 24 April 2020. End : Sunday, 24 May 2020.