3️⃣0️⃣ Malam Kemenangan

47 16 3
                                    

Sehabis buka puasa dan sholat maghrib, Doyum dan Jisung langsung berangkat ke masjid. Mereka sekarang duduk di undakan masjid sembari menunggu anak-anak lain.

Yongha datang sambil menggandeng Dahyun. Disusul di belakang mereka ada Sungwon yang berjalan sendirian.

Kloter terakhir ada Junseo, Daehwi, Junho, dan Eunsang yang berlari kecil menuju masjid.

Setelah berkumpul semua, mereka langsung masuk untuk menggantikan Ustad Ali yang sendirian.

"Assalamu'alaikum, Ustad!"

Seruan dari bocah-bocah itu terlalu keras sampai suara mereka terdengar di speaker.

Ustad Ali mengirim isyarat dengan satu jari di bibir supaya mereka tidak terlalu ramai.

"Wa'alaikumussalam. Sini duduk sini. Ini mic-nya."

Ada dua mic yang masing-masing dipegang Yongha dan Doyum.

"Siapa dulu?" Tanya Yongha.

"Aku dulu, ya?"

Yongha mengangguk menanggapi Doyum. Dengan penuh semangat, Doyum langsung bertakbir sambil menempelkan bibirnya ke mulut mic.

"Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar. Laa illaha illallahu allahu akbar, allahu akbar wa lillahil hamd."

Sekarang Yongha mengambil alih. Kemudian berganti dengan Jisung.

"Allahu akbar, allahu akbar, a-ehehek, allahu akbar. Laa illaha illallahu allahu akbar-ehehek, allahu akbar wa-jangan gelitikin aku, wa lillahil hamd."

Setelah memberikan mic kepada Taewoo, Jisung langsung menggebuki Doyum yang menggelitikinya saat membaca takbir tadi.

Sesekali suara tawa keduanya terdengar di sela-sela takbir yang dilantunkan Junseo.

Mic bergulir dan sekarang berada di genggaman Dahyun. Bocah cilik itu antusias mengucap takbir sampai-sampai mic-nya kebalik.

"Allahu akbar!"

Yongha buru-buru menepuk bahu adiknya. "Dedek, mic-nya kebalik."

Dahyun terkekeh lalu membenarkan posisi mic-nya.

"Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar. Laa illaha illallahu allahu akbar, allahu akbar allahu akbar."

Semua bocah otomatis menatap Dahyun. Lagi-lagi Yongha mengambil tindakan.

"Wa lillahil hamd," koreksi Yongha.

Kemudian Dahyun kembali bersuara di mic. "Allahu akbar, wa lillahil hamd."

"Woy, Bocil! Ada kembang api nih!" Seru Kak Item dari luar masjid.

Daehwi terpaksa harus berhenti di tengah jalan karena teriakan Kak Item. Bocah-bocah yang lain juga kompak menoleh ke sumber suara.

"Uwaa kembang api!" Dahyun berseru kemudian berlari keluar masjid, membanting pelan mic yang dia pegang sampai berbunyi 'ngiing'.

"Wah, kembang api!" Doyum ikut teriak sambil menarik Jisung untuk lari keluar.

Alhasil semua anak ikut-ikutan keluar kecuali Daehwi. Bocah itu hampir berdiri tapi bahunya ditahan oleh Mas Jaehwan yang baru masuk ke masjid.

"Udah, di sini aja takbiran sama Mas."

Daehwi mengangguk pelan meski pandangannya mengarah keluar.

Di luar, anak-anak kecil main sama Kak Item dan Bang Ochi. Biang rame alias Mas Jangjun udah mudik jadi nggak bisa ikut.

"Kak Item! Aku mau main yang ini," kata Doyum sambil mengambil kembang api dengan pegangan kawat.

"Bang, nyalain ini dong!" Jisung mengambil petasan paling besar dan paling panjang lalu memberikannya pada Bang Ochi.

Mendengar hal itu, Junseo cepat-cepat menahan tangan Bang Ochi.

"Bang, nanti jangan arahin ke sana ya?" Junseo menunjuk ke arah rumahnya, "nanti adek-adek aku kaget. Arahin ke sebelah sana," lanjutnya sambil menunjuk ke sisi lain.

Bang Ochi memberi satu jempol pada Junseo. "Siap!"

Junho dan Eunsang asyik bermain petasan banting.

"Harus kena di sebelah sini," kata Eunsang sambil menginjak satu kotak paving dengan sebuah batu kecil di tengahnya.

"Oke!" Seru Junho.

Satu persatu petasan itu dibanting sampai menimbulkan bunyi 'ctes-ctes'. Menargetkan batu kecil yang harus terkena petasan.

"Wah, hampir!"

"Aduh, meleset!"

"Yes, kena-eh enggak."

Yongha menjaga adiknya yang sekarang lagi main kembang api. Yang tadinya dipegang Doyum, kembang api itu langsung direbut oleh Dahyun. Mau nggak mau Doyum beralih ke kembang api tetes.

"Dedek, main kembang apinya jangan sambil lompat-lompat!"

"Ihihihi! Ihihihi!"

Sementara itu, Junseo masih was-was melihat Bang Ochi yang bergerak menyalakan petasan panjang itu. Sumbu sudah terbakar lalu Bang Ochi meninggikan petasan tersebut.

🎇🎆🎇🎆🎇🎆🎇🎆🎇🎆🎇🎆🎇🎆🎇🎆

Duar! Dor! Psyuu~ ctarr! Duar! Duar! Dor!

Anak-anak yang tadinya terbagi menjadi beberapa kubu, kini berkumpul di sekitar Bang Ochi sambil menengadah menatap langit.

"Aku mau lihat kem-ngiing~"

Seruan Daehwi terdengar di mic, sesaat kemudian dirinya sudah berdiri di samping Yongha di pelataran masjid. Meninggalkan Mas Jaehwan dan anak remaja lain yang masih takbiran di dalam.

"Wihh, bagus banget!" Seru Daehwi.

Selesai menghabiskan petasan yang paling besar, kali ini mereka beralih ke petasan roket. Petasan di nyalakan setelah sebelumnya ditata di sela-sela paving.

Anak-anak kecil itu duduk bersila di atas paving sambil memandangi langit malam yang kala itu dipenuhi cahaya warna-warni dari berbagai penjuru.

🤼🤼🤼

Selagi anak-anak mereka meramaikan malam kemenangan di masjid, para ibu dan bapak sibuk mengepaki barang untuk mudik besok setelah sholat Ied.

Beberapa pasang baju ditata rapi di dalam koper. Koper lain berisi kue-kue kering dan beberapa oleh-oleh untuk keponakan di desa.

Amplop-amplop THR juga sudah bersemayam di dalam dompet untuk dibagikan nanti waktu bertemu.

"Kami seluruh warga komplek Perumahan Cemara mengucapkan : Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Sampai jumpa di Ramadhan selanjutnya dengan cerita dan tokoh-tokoh baru."

.
.
.
.
.
.
.







Meskipun tahun ini Ramadhan dan Lebaran sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tanpa mudik dan tanpa dikelilingi keluarga besar, jangan sampai jarak yang memisahkan membuat silaturahmi di antara kita terputus.

Tetap #dirumahaja demi keluarga, demi teman dan sahabat, serta demi kesembuhan Indonesia.

Tujuan dibuatnya cerita ini selain untuk melanjutkan seri sebelumnya, juga untuk mengobati rindu kalian yang nggak bisa mudik. Semoga dengan adanya cerita ini, bisa sedikit menghibur. Atau malah makin pengen mudik?

#StayAtHome #DiRumahAja #LebaranOnline

Sekali lagi Minal Aidzin Wal Faidzin, mari bersama-sama berdoa supaya tahun depan, Ramadhan kembali normal. Mudik kembali berjalan. THR tanpa transferan, tapi langsung dengan bertatap muka.

Besok Last Chapter. Terimakasih atas kehadiran kalian yang selalu mendukung cerita ini meskipun makin lama makin sedikit🤣

Terimakasih banyak untuk para pembaca sekalian, mari bertemu di ramadhan yang lebih baik.

[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang