"Mas, kamu bantu Jinsung beres-beres!" Seru Mama Mijoo dari kamar Iyon.
Pagi itu adalah hari kalang kabut yang lain. Pasalnya, Jinsung dan Iyon baru bilang kalau hari ini ada pesantren ramadhan. Namun, mereka sejak tadi malam belum ada persiapan apapun.
"Dek, apa lagi yang harus dibawa?" Tanya mama pada Iyon.
Iyon duduk bersila di hadapan mamanya. Tampak berpikir sambil mengetuk dahinya.
"Apa, ya?" Monolognya.
Mama Mijoo menghembuskan napasnya kasar. Lalu mulai meneliti barang-barang Iyon lagi.
"Sarung, peci, sama sajadah udah. Buku tulis, pensil, rautan, penghapus, sama buku catatan ramadhan juga udah. Apa lagi yang belum?"
"Aha!" Seru Iyon sambil bangkit berdiri.
"Apa?"
Iyon berjalan ke arah kasurnya, lalu merogoh ke antara bantal dan gulingnya. Ia mengeluarkan bantal kecil bundar, buatan tangan mamanya.
"Kamu mau bawa bantal?"
"Iya."
"Buat apa?"
"Buat bobo siang, dong. Iyon nggak bisa tidur kalo nggak ada bantalnya."
Mama Mijoo diam tanpa menimpali ucapan Iyon. Ia memasukkan bantal berdiameter dua puluh senti itu ke dalam ransel kecil milik Iyon. Akibatnya, ransel itu sulit ditutup.
Beralih ke kamar Jinsung.
"Aduh, Dek. Kenapa nggak bilang dari kemarin malem, sih? Biar nggak gugup," celoteh Mas Jangjun sambil sibuk ngelipet sarung. "Terus ngeneki nek gupuh, mari ngunu kabeh keri ndek omah yaapa?" Lanjutnya, sampai-sampai logat jawanya keluar.
"Ya kalo semuanya ketinggalan di rumah, Ncung pulang ke rumah lagi, dong," sahut Jinsung.
"Kudu sabar ini teh ngomong sama kamu," kata Mas Jangjun lagi. Kali ini logat sundanya yang muncul.
"Naon deui yang harus dibawa?" Tanya Mas Jangjun lagi.
"Ih, Mas kalo ngomong belepotan kayak Iyon tiap abis makan es krim," kata Jinsung, tanpa menjawab pertanyaan masnya.
"Mas tuh kalo lagi gugup ya gini, segala bahasa kecampur jadi satu. Eh, dijawab atuh pertanyaannya Mas."
"Bawa juz amma sama buku iqra', Mas."
"Kamu taruh di mana?"
"Kayaknya sih di laci meja belajar, Mas."
"Ya udah, ambil sana."
Jinsung berjalan pelan menuju meja belajarnya, lalu membuka laci dan mencari-cari juz amma dan iqra tingkat empat miliknya.
"Nggak ada, Mas, di sini," kata Jinsung.
Mas Jangjun menggaruk kepalanya, lalu menatap jam tangannya.
"Haduh, Mas mau berangkat sekolah dulu. Nih kamu beresin sendiri," katanya sambil melemparkan ransel Jinsung ke atas kasur.
"Mama, Jangjun mau berangkat dulu, udah hampir telat!"
"Berangkat sama siapa?" Teriak mama.
"Nebeng Item. Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumussalam!"
Jinsung menolehkan kepalanya beberapa kali mengelilingi setiap penjuru kamarnya. Kemudian meraih tasnya dan mulai memasukkan beberapa barang ke dalam tas.
🤼🤼🤼
"Jinsung? Jinsung hadir atau tidak?" Bapak guru mulai mengabsen murid-muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]
FanfictionSeries Ramadhan 1THE9 2020 : KETUPAT "Nanti kamu jadi manusia ketupat." "Kok bisa?" "Karena ketupat cuma boleh dimakan pas lebaran." "Kata siapa?" "Kata aku lah." Start : Friday, 24 April 2020. End : Sunday, 24 May 2020.