2️⃣2️⃣ Sahoor

50 21 1
                                    

"Enaknya keliling aja apa lewat speaker masjid?"

Anak-anak anggota Remaja Masjid lagi rapat dadakan selesai tarawih. Menentukan cara apa yang tepat untuk membangunkan sahur, keliling komplek atau lewat speaker. Pasalnya, kemarin ada salah satu orang komplek yang protes perihal kebisingan mereka tiap dini hari.

"Saya jadi kebangun terus tiap jam tiga!" Begitu katanya.

"Aneh sih ibu-ibu itu. Ya, jelas jadi kebangun, lah! Tujuan kita teriak keliling komplek emang mau bangunin mereka biar bisa bangun sahur," bukannya menjawab pertanyaan ketua Remas, Mas Jangjun malah ngomel.

"Ada aja orang kayak gitu," celetuk Kak Item.

"Malah ghibah, ini pertanyaan gue tolong dijawab," seru Bang Ochi.

"Gue nyaranin keliling aja, Bang," kata Mas Jaehwan.

"Kita tadi abis dimarahin sama si ibu-ibu berkonde yang rumahnya tikungan pertigaan loh," Kak Item mengingatkan.

"Ya, emang kenapa? Emang itu kan udah tugas kita. Lagipula yang protes cuma ibu itu doang, yang lain biasa aja. Judul kegiatan kita aja 'bangunin orang sahur', masa ada orang yang marah gara-gara kebangun dari tidurnya bikin kita stop kegiatan kita?" Terang Mas Jaehwan.

Bang Ochi mengangguk. "Orang kayak gitu pasti ada di belahan dunia manapun. Tapi lebih banyak yang baik juga, kok. Rasa toleransi yang besar antar sesama juga masih banyak. Pak Namjoon tuh lihat, meskipun beliau non, tapi sering bantu-bantu kita, kan? Bahkan beliau juga ikut nyumbang di masjid," tambah bang Ochi.

"Gue ngikut aja," celetuk salah satu anggota, dilanjutkan dengan suara anggota-anggota lain.

Sang ketua Remas memimpin jalannya pemungutan suara sampai akhirnya keliling komplek adalah opsi yang dipilih.

"Oke, udah sepakat. Sekarang yuk ngaji yuk, kasihan Ustad Ali sendirian tadarusan," kata Bang Ochi dan membubarkan rapat.

"Bang?"

Bang Ochi baru aja mau bangkit berdiri, tapi sarungnya hampir melorot akibat tarikan dari Yongha.

"Apaan?"

"Kita boleh ikut bangunin sahur?"

Bang Ochi terdiam sebentar. "Boleh aja, sih. Tapi kita nanti tadarusan sampai malem terus tidur di masjid. Kalo mau ikut, kalian juga harus ikut tidur di sini."

"Gitu ya?"

"Iya. Udah bilang orangtua apa belum?"

Bocah-bocah itu kompak menggeleng.

"Minta ijin dulu sana, sekalian nanti kesini bawa apa gitu biar bisa tidur enak. Obat nyamuk atau apa kek," kata Bang Ochi.

"Siap!"

Gerombolan bocah itu berlarian meninggalkan masjid namun berhenti di gerbang depan.

"Jangan lupa bawa alat biar bisa tidur nyenyak!" Seru Yongha mengingatkan, kemudian mereka kembali terpisah.

🤼🤼🤼

"Mami, Papi, aku boleh ikut bangunin sahur?" Yongha langsung menembak mereka dengan pertanyaan sesampainya di rumah.

"Babang, kalo masuk rumah harus salam dulu!" Seru Dahyun mengingatkan.

Yongha terkekeh pelan lalu mengulang ucapannya. "Mami, Papi, Dedek, Assalamualaikum. Babang pulang ke rumah soalnya mau minta ijin. Babang boleh ikut bangunin sahir?"

"Yakin kamu?" Tanya papi sambil menggonta-ganti saluran televisi. "Kamu aja tiap mau sahur harus diteriakin di telinga dulu baru melek."

[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang