1️⃣3️⃣ Gara-gara Alarm

66 21 9
                                    

Rumah yang diapit masjid dan bangunan kosong itu tampak kalang kabut. Empat penghuninya berlarian kesana-kemari mencari alamat palsu. Duh, malah nyanyi. Enggak, mereka kalang kabut layaknya layang-layang dengan benang kusut dikarenakan bangun kesiangan.

Alarm yang dipasang Mami Jiae pukul tiga dini hari tidak berfungsi. Bahkan mereka juga telat melaksanakan sholat subuh karena alarm itu. Biasanya, setelah sahur, mereka tidak tidur lagi, sekalian menunggu adzan subuh. Jadi alarm yang dipasang hanya untuk sahur. Karena satu-satunya alarm yang diandalkan itu tidak berbunyi, berakhir dengan satu keluarga telat bangun pagi.

"Papi, kemejanya ada di lemari kiri yang digantung itu. Terus tas kerjanya beresin sendiri, tasnya aku taruh di atas meja kerja," seru mami dari kamar Dahyun.

"Mami, kaos kaki aku di mana?" Teriak Yongha sambil celingukan.

Mami menyisir rambut Dahyun dengan terburu-buru. Menyebabkan anak kecil itu sesekali mengernyit menahan sakit di kepalanya.

"Coba cari di laci bawah sebelah kanan. Cari aja, Bang. Mami lagi ngurusin Dedek," sahut mami.

Selesai menguncir rambut Dahyun, mami berlari mengambil roti dan susu dari kulkas, lalu memasukkannya ke dalam ransel Dahyun yang bergambar karakter Barbie.

"Ini di makan nanti pas adzan dhuhur, ya?" Kata mami mengingatkan.

"Yang, pasangin dasi, dong!" Giliran papi yang berteriak.

"Iya, bentar!" Teriak mami, "Dek, kamu duduk di teras dulu," kata mami kemudian.

Dahyun berjalan menuju teras, sedangkan mami buru-buru kembali ke kamarnya.

"Mana? Cepetan!" Seru mami tak sabar.

Mami menyambar dasi garis-garis berwarna biru itu dan langsung memakaikannya di kerah kemeja papi. Tapi, dasi itu sepertinya tidak mau ikut berpartisipasi untuk menghemat waktu. Karena beberapa kali tangan mami salah memasukkan pola sehingga tidak terpasang dengan benar.

"Mami? Ikat pinggangku ilang!"

Mami Jiae memutar bola matanya lalu bergegas ke kamar si sulung sambil memijat pelipisnya.

"Mas, kamu benerin sendiri aja. Nonton tutorial aja di Youtube," kata mami dan meninggalkan suaminya dalam keadaan yang sama-sama bingung.

"Kemarin kamu taruh mana?" Tanya mami ketika masuk ke kamar Yongha.

"Kemarin aku taruh di belakang pintu, Mi," jawab Yongha, matanya sibuk menelisik setiap sudut dan celah mencari ikat pinggangnya.

Mami bergerak memeriksa ke sembarang tempat, mencari sekali lagi di tempat-tempat yang telah dijajah Yongha.

"Haduh, kok bisa ilang, sih? Beneran kamu taruh di belakang pintu kan, Bang?"

Yongha hanya menganggukkan kepala, meskipun tahu kalau maminya tidak memerhatikan dirinya.

"Udah jam berapa ini?" Monolognya sambil menatap jam dinding di atas pintu.

Otomatis mami langsung menepuk dahinya. "Bang, kalo nggak pake ikat pinggang dihukum, nggak?" Tanyanya, walaupun sudah pasti mami mengetahui jawabannya.

"Ya, dihukum, sih, Mi. Tapi ini nggak ketemu ikat pinggangnya, masa hari ini aku nggak pake dulu?"

"Iya, nggak usah pake dulu. Lima belas menit lagi bel masuk sekolah, cepetan berangkat," kata mami sambil menarik tangan Yongha yang sibuk mengambil tasnya di atas meja belajar.

"Pi, ayo berangkat!" Teriak Yongha sambil memakai sepatu.

"Babang, sepatunya kebalik," kata Dahyun yang berdiri di depannya. Yongha segera melepas sepatunya, dan kembali mengulang memakai sepatu.

[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang