"WAAAA!"
Doyum melompat dari kasurnya dan terduduk di lantai. Bengong dengan sesekali mengelus pantatnya yang terasa panas akibat pendaratan darurat.
Lalu ia berdiri, buru-buru melihat pantulan dirinya di cermin. Memutar tubuhnya beberapa kali sambil memeriksa kelengkapan anggota tubuhnya.
"Waaa, Mami!!!"
Doyum berlari keluar menuju dapur, celingukan mencari keberadaan maminya. Kemudian ia memeriksa kamar orang tuanya, namun kosong. Lalu ia berlari lagi keluar rumah.
"Mami!"
Doyum menyusul maminya yang baru saja membuka gerbang. Bahkan dia nggak pakai sandal. Doyum langsung memeluk maminya erat-erat.
"Ada apa?" Tanya Mami.
Doyum merem sambil mengeratkan pelukannya, membuat mami berusaha mengamankan janur yang baru ia ambil dari rumah Mama Mijoo.
"Oyum takut!"
"Takut kenapa?"
Doyum nggak menjawab.
"Kita masuk dulu yuk."
Mami berjalan dengan susah payah mengingat anaknya itu masih memeluk perutnya. Mata Doyum senantiasa terpejam. Kakinya melangkah pelan-pelan karena takut tersandung sesuatu.
Sesampainya mereka di ruanh tengah, mami berusaha melepas rangkulan Doyum.
"Kamu kenapa, sih?" Tanya Mami sekali lagi.
Doyum menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Oyum takut, Mi."
"Takut kenapa? Cerita sama Mami."
Perlahan Mami duduk di sofa kemudian Doyum mengikuti. Matanya terbuka perlahan lalu was-was menatap sekitar.
"Oyum, jangan bikin Mami bingung."
Doyum menatap maminya, "Janji jangan kaget dan jangan takut ya, Mi?"
Mami mengangguk cepat.
"Tadi Oyum mimpi buruk."
"Mimpi gimana?"
Doyum menghela napas berat lalu melanjutkan ceritanya. "Tadi pas bobo siang Oyum mimpi aneh. Di mimpi itu Oyum lagi tidur, terus tiba-tiba kebangun waktu ada senter terang banget. Eh, tiba-tiba ada raksasa di depan Oyum. Raksasanya megang sendok terus diarahin ke Oyum. Karena takut, Oyum langsung lompat dan jatuh ke lantai. Anehnya lagi, ada kaca gede banget di depan Oyum. Pas Oyum ngelihat ke cerminnya..."
"...ternyata Oyum jadi lontong. Abis itu raksasa-raksasa tadi ngejar Oyum semua. Aku lari terus sambil lompat kesana-kemari. Tiba-tiba ada tangan yang nangkep aku. Abis itu aku dibawa ke atas meja, mandi pake opor ayam. Setelah itu, semuanya jadi gelap. Pas melek, Mami, Papi, sama Jisung ngejar-ngejar aku. Mami jadi nastar, Papi jadi kastangel."
"Jisung jadi apa?" Tanya Mami penasaran.
"Jisung jadi... Lupa."
Mami tertawa pelan. "Ya udah nggak usah dipikirin. Mimpi buruk itu datengnya dari setan dan lebih baik nggak perlu diceritain. Nggak usah takut, sana mandi terus bangunin Jisung."
Doyum berjalan pelan memasuki kamar Jisung. Sementara itu, Mami Iin membawa belanjannya ke dapur untuk membuat ketupat dan opor ayam.
.
Sepulang mengaji, Doyum dan Jisung menata beberapa wadah berisi kue kering ke dalam kresek merah berukuran sedang lalu meletakkannya di meja ruang tamu. Pelanggan maminya berencana untuk mengambil pesanan kue mereka beberapa menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]
FanfictionSeries Ramadhan 1THE9 2020 : KETUPAT "Nanti kamu jadi manusia ketupat." "Kok bisa?" "Karena ketupat cuma boleh dimakan pas lebaran." "Kata siapa?" "Kata aku lah." Start : Friday, 24 April 2020. End : Sunday, 24 May 2020.