6️⃣ Panggil aku : Endut!

62 25 1
                                    

"Ayah, bangun!"

Uwon lagi berdiri di samping kasur ayahnya sambil nampar pipi sang ayah berkali-kali. Nggak, deh. Ditepuk-tepuk doang, bukan ditampar. Tapi karena Uwon mulai gemes soalnya sang ayah nggak bangun-bangun, akhirnya dia nampar ayahnya beneran.

"Udah buka ya, Dek?" Tanya Ayah sambil ngucek mata.

"Kita baru mau sahur, Yah!" Seru Uwon kesal.

Padahal matahari aja belum muncul, udah nunggu matahari tenggelam.

"Oh, baru mau sahur," gumam Ayah Jimin sambil mengumpulkan nyawa.

"Ayo sahur," kata Uwon sambil narik-narik tangan ayahnya.

"Bentar, Ayah mau tahajud dulu. Bunda udah sholat tahajud belum? Tolong tanyain," perintah ayah.

"Siap, Ayah!" jawab Uwon.

Ayah Jimin ber-oh ria, lalu masuk ke kamar mandi untuk wudhu. Sementara itu, Uwon balik lagi ke ruang makan nyusulin bundanya.

"Bunda!" Panggil Uwon waktu pantatnya baru aja mendarat di atas kursi.

Bunda Jiyeon nata sendok dan garpu, terus ikutan duduk. "Iya, apa, Sayang?"

"Masa tadi ayah ngira kalo sekarang udah buka puasa, padahal kan kita baru sahur. Iya, kan, Bun?"

Bunda terkekeh. "Ayah emang kalo baru bangun tidur gitu. Masa kemarin waktu Bunda bangunin, Ayah teriak, 'iya, Ma, lima menit lagi. Pr nya udah dikerjain kok!' gitu," cerita Bunda.

Uwon ketawa renyah denger cerita dari Bundanya. Setelah itu, Ayah Jimin jalan ke ruang makan dan duduk di antara Bunda dan Uwon.

"Bunda nggak sahur?" Tanya Uwon.

Bunda menggeleng. "Nggak, Bunda lagi sakit perut, jadi nggak puasa. Uwon sama Ayah aja yang puasa," jawab Bunda.

Uwon turun dari kursinya dan lari ke ruang tengah. Bunda sama Ayah saling berpandangan dengan tatapan bingung. Sejenak kemudian, Uwon balik lagi sambil bawa bungkusan hijau.

"Apa, Dek?" Tanya Bunda ketika Uwon ngasih sesuatu.

"Itu obat, Bun. Waktu itu perutnya Ayah sakit, terus diminumin itu langsung sembuh. Bunda harus minum biar bisa ikut puasa," terang Uwon.

Lagi-lagi Bunda terkekeh. "Sakit perutnya Bunda nggak bisa diobatin pakai obat maag, Sayang. Kalo lagi sakit perut, Bunda emang nggak boleh puasa. Nanti malah dosa."

Uwon mengernyit bingung, tapi setelahnya, dia balik duduk di kursi dengan air muka cerah.

"Oh, Uwon tahu. Bunda sama kayak ibu guru, ya? Kemarin waktu Uwon mau ke kantor, Uwon lihat kalo bu guru lagi makan roti sama minum susu. Katanya juga lagi sakit perut. Perutnya Bunda sakit kayak perutnya bu guru?"

"Iya. Perut Bunda sakit sampai nggak boleh puasa sama sholat."

Uwon mengangguk-angguk paham. "Kalo perut ayah yang sakit gimana, Bun?"

"Ya kalo Ayah nggak kuat puasa, ayah boleh nggak puasa. Tapi ayah kan Bos bajak laut, bajak laut itu kuat! Jadi kalo lagi sakit perut, Ayah tetep puasa," jawab Ayah sambil menyendokkan sesuap nasi.

"Oh, gitu, ya?"

Bunda dan Ayah kompak mengangguk menjawab pertanyaan anak mereka.

"Bunda!" Panggil Uwon lagi.

Bunda berdeham sambil memandangi anaknya.

"Kata Hyuk, nanti ada temen baru di kelas Uwon."

"Iya? Cewek apa cowok?"

[2] Ramadhan'20 : KETUPAT -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang