بسم الله الر حمن الر حيم
Gadis berkerudung cokelat itu berjalan di koridor sebuah negara yang minim penduduk muslimnya.
Korea Selatan
Beberapa orang tampak melihat asing gadis berkerudung itu, dikarenakan pakaian yang bisa dibilang jauh berbeda dari masyarakat Korea Selatan pada umumnya. Gadis itu membelah koridor kota Seoul dan berjalan cepat kembali menuju apartemennya.
Ceklek
"Hari yang panjang" Katanya sambil melepas kerudung cokelat yang ia kenakan dan menampakkan rambutnya yang diikat sedikit kebelakang. Tak menunggu waktu lama, ia langsung melangkahkan kaki ke kamar mandi.
Suara cipratan air terdengar menggema di dalam apartemennya. Gadis bernama lengkap Fatia Alesha Zahra ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke negara ginseng ini. Sulit memang tapi apa salahnya mencoba.
Sulit untuk tinggal di negara yang minoritas penduduk muslimnya. Penduduk muslim disana terasa terasingkan. Tapi Zahra adalah seseorang yang sudah berbuat maka ia akan menunggu hingga akhir untuk mengetahui hasilnya.
Sudah 12 bulan lamanya ia hidup di negara ginseng ini. Faktor musim yang tidak mendukung ditambah lagi makanan disini banyak yang haram membuatnya kadang ingin berhenti. Namun tekat yang kuat telah ia keluarkan untuk menghadapi ini semua.
Sekarang ia mengambil sebuah kerudung besar yang banyak orang menyebutnya dengan sebutan 'Mukena'. Ia lentangkan sajadahnya hingga menghadap ke arah kiblatnya orang muslim. Ka'bah.
Apa yang ia lakukan?
Ia melakukan rutinitasnya sebagai seorang muslim. Namanya Shalat. Kewajiban yang mewajibkan seluruh umat muslim di seluruh dunia untuk bersujud dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada tuhannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi gadis berketurunan Indonesia itu masih larut dalam shalatnya. Shalat juga merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan sang Ilahi. Ia memohon ampunan atas segala hal dan kesalahan yang ia perbuat hari ini dan meminta agar dilindungi dari segala bahaya.
"Akh.. Gwonli, aku belum makan dari tadi siang" Ucap Zahra pelan sambil membuka mukenanya. Menampilkan rambut hitam panjangnya.
Ia bangkit dari duduknya dan bergegas mengganti pakaian. Ia akan membeli sesuatu di luar dan membeli bahan makanan yang sudah mulai menipis di dalam kulkasnya.
Ditatapnya pantulan dirinya di cermin. Sungguh keluar pada malam hari merupakan hal terburuk bagi Zahra. Ia benci bau alkohol dan bau daging babi yang dipanggang.
"Aku lapar" Monolognya lagi. Tak mungkin untuk menunggu waktu besok. Bergegas ia mengambil tas kecilnya dan memasukkan dompet beserta ponselnya ke dalam tas mungil tersebut.
Kembali gadis itu membelah jalanan kota Seoul. Langkahnya terhenti saat sampai di sebuah minimarket. Ia pun masuk ke dalamnya dan mengambil beberapa bahan makanan kemudian bergegas untuk membayar. Tak butuh waktu lama, ia segera keluar dan beralih pada Ahjumma yang sedang menjual beberapa jenis makanan.
"Ahjumma, aku mau ini satu dan ini" Katanya sambil menunjuk Bulgogi dan Samgyentang. Salah satu makanan halal yang ada di Korea.
"Ne, akan kubuatkan" Ketika Ahjumma tersebut masih sibuk dengan pesanan yang diminta Zahra, gadis berkerudung itu sibuk dengan ponselnya. Ia membalas pesan singkat teman kuliahnya yang sedikit bertanya tentang bahan kuliah besok. Tangannya kemudian beralih memandang lekat Walpaper ponselnya yang berisikan ketujuh orang pria tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM•>POSSIBLE
FanfictionJika tuhan berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Kisah sebuah Idol besar yang bertemu dengan fans muslim dan akhirnya mulai tertarik dengan islam "Aku mencintaimu, Tapi aku lebih mencintai agamaku"- Zahra "Tolong tunjukkan padaku si...