Deg!
Suara indah itu terdengar lagi
Taehyung terpaku diam untuk beberapa saat. Untuk yang kedua kalinya ia mendengar suara itu. Sedangkan Jungkook, ia masih sibuk memotret tanpa tertarik mendengar suara adzan tersebut.
"Jungkook-aa, coba dengarkan suara itu" Taehyung menyikut pelan siku Jungkook yang membuat lelaki busan itu menghentikan kegiatan memotretnya.
"Suara apa hyung?" Tanya Jungkook. Raut wajahnya terlihat serius.
"Suara yang sedang terdengar ini" Jungkook mulai memfokuskan diri dan mendengarkannya.
"Aku tidak mengerti hyung. Lantunannya memang bagus tapi bahasa apa itu?" Jungkook kini memandang Taehyung.
"Entahlah. Aku juga tidak mengerti. Aku sudah mendengarnya untuk yang kedua kalinya" Taehyung masih menikmati suara yang terdengar merdu di telinganya.
"Entah mengapa, aku merasa nyaman ketika mendengar suara itu hyung" Ujar Jungkook sesudah adzan berakhir.
"Aku berpikiran yang sama denganmu Jungkook-ah" Taehyung masih terpaku. Hatinya merasa lebih tenang setelah mendengar suara adzan tersebut.
"Ayo kita kembali hyung. Kita harus istirahat" Ajak Jungkook kemudian menarik tangan Taehyung untuk kembali ke Backstage.
"Jungkook-ah?" Panggil Taehyung ketika mereka sedang berjalan menuju Backstage.
"Ne hyung?"
"Kau sudah membuka surat yang diberikan oleh wanita berhijab yang datang ke fansign kemarin?"
"Wanita berhijab? Ah.. Wanita yang menutupi rambutnya itu??
Taehyung mengangguk "Ne"
"Aku belum membukanya, mungkin akan kubuka jika kita sudah sampai di Korea"
"Aku juga belum membukanya. Tapi rasa penasaranku sangat tinggi untuk bisa membuka surat itu"
"Kita akan pulang lusa dan kau bisa membukanya nanti"
"Itu pasti" Taehyung membuka pintu tempat berkumpul pada member Bangtan yang lain.
"Kami kembali" Kata Taehyung dan kemudian ia beralih untuk duduk di samping Namjoon. Terlihat, Namjoon dan member yang lain sedang membicakan sesuatu.
"Apa yang kalian bicarakan?" Jungkook mulai penasaran.
"Sesuatu yang tidak penting" Balas Jin.
"Apa itu?" Taehyung juga mulai penasaran.
"Suara adzan" Jawab Namjoon singkat.
"Mwo? Ad.. Ad.. Apa?" Jungkook kebingungan dengan kata kata baru.
"Adzan" Jawab Suga.
"Adzan?" Taehyung balik bertanya.
"Aku belum pernah mendengarnya. Bahasa apa itu?" Tanya Jungkook. Ia memandang serius para hyung nya.
"Bahasa Arab"
"Arab? Apakah ada army Arab disini sampai mengeluarkan suara adzan tersebut?" Taehyung mulai bingung.
"Entahlah. Tapi yang kutau, mereka mengerjakan sesuatu setelah adzan tersebut"
"Apa yang mereka kerjakan?" Taehyung lagi lagi penasaran. Kini rasa penasarannya berkurang setelah mengetahui nama suara yang terbilang merdu itu.
"Aku tidak tau" Balas Namjoon.
"Aku tau" Sela Hoseok.
"Kau tau? Dari mana?"
"Aku mempunyai teman muslim, jadi aku sedikit mengetahuinya" Jelas Hoseok. Ia langsung mendapat tatapan serius dari semua member.
"Oh ayolah jangan melihatku seperti itu?" Lanjutnya.
"Apa yang mereka kerjakan?" Tanya Namjoon. Sepertinya pembahasan kali ini menarik baginya.
"Shalat. Mereka mengerjakan itu"
"Akh bagaimana cara pengucapannya" Jungkook kembali bingung.
"Apa itu shalat?"
"Ibadah umat Muslim. Mereka mengerjakannya lima kali dalam sehari"
"Bagaimana cara mereka mengerjakannya?"
"Aku tidak terlalu tau. Tapi mereka juga tampak bersujud, entah untuk apa. Dan kulihat kadang kadang mereka menangis dalam shalatnya" Jelas Hoseok. Ia mengetahuinya karena pernah menemani teman muslimnya beberapa kali untuk melakukan shalat.
"Mereka bersujud?" Tanya Namjoon. Raut wajah Namjoon terlihat serius.
"Ne, mereka bersujud. Kadang sangat lama. Apakah mereka tidak merasa lelah karena melakukan hal itu setiap harinya?" Hoseok juga sedikit bingung.
"Woah, Daebak. Aku belum pernah melihat yang seperti ini" Wajah Namjoon tampak bersemangat.
"Wae hyung?"
"Jadi, di dalam ilmu kedokteran pernah diteliti bahwa beberapa urat saraf di otak manusia tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar bisa berfungsi dengan baik" Namjoon menghentikan ucapannya. Mengambil nafas.
"Jinja? Aku belum pernah mendengarnya" Suga juga mulai tertarik dengan pembahasan kali ini.
"Ne, dan darah manusia tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak kecuali ketika orang melakukan gerakan sujud dalam shalat seperti yang dilakukan umat muslim. Penelitian itu menunjukkan bila seseorang tidak melakukan shalat, maka otak tidak dapat menerima darah yang cukup untuk bisa berfungsi dengan normal" Jelas Namjoon. Ia pernah membaca salah satu artikel tentang hal itu.
"Jadi, seseorang harus sujud agar darahnya sampai dan agar otak bisa bekerja dengan normal?" Tanya Jin memastikan. Ia tampak mengarti dengan apa yang dikatakan Namjoon.
"Ne hyung, dan gerakan sujud itu ada pada gerakan shalat umat muslim" Jawab Namjoon. Ia kini mulai sedikit kagum dengan muslim.
"Mereka sangat luar biasa. Darimana mereka mengetahui hal itu?"
"Aku tidak tau. Yang pasti mereka punya Tuhan"
"Woah, Daebak, pasti seluruh muslim otaknya berjalan normal karna cukup pasokan darah. Bahkan sampai ke otak"
"Kita bahkan jarang melakukan gerakan itu. Hanya sesekali dan itupun tidak lama"
"Kubaca juga, orang yang melakukan penelitian tentang hal itu masuk islam dan menjadi seorang muslim" Lanjut Namjoon.
"Jinja? Dia pasti seorang yang sangat cerdas"
"Kau tertarik dengan islam, Namjoon?"
"Aku tidak tau hyung. Aku merasa nyaman dengan apa yang aku jalani sekarang. Perihal pindah agama, aku belum memikirkannya"
Suasana hening sebentar, hingga sebuah suara menyeletuk
"Kita akan pulang ke Korea lusa. Jadi persiapkan diri kalian besok, ada apa dengan kalian?" Raut wajah Manager Sejin yang baru masuk tampak berubah melihat Bangtan yang tampak hanyut dengan pikirannya masing masing.
"Tidak, kami hanya sedang berbicara suatu hal tadi" Manager Sejin hanya mengangguk dan keluar dari ruangan tempat bangtan berkumpul.
Taehyung bangkit dan diikuti member lain. Ia ingin memberitahu Namjoon bahwa seorang penggemar muslim memberikannya sebuah buku yang katanya harus dijaga baik baik. Tapi Taehyung berfikir, ia akan memberitahu Namjoon ketika mereka sampai di Korea nantinya.
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE♈️
KAMU SEDANG MEMBACA
IM•>POSSIBLE
FanfictionJika tuhan berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Kisah sebuah Idol besar yang bertemu dengan fans muslim dan akhirnya mulai tertarik dengan islam "Aku mencintaimu, Tapi aku lebih mencintai agamaku"- Zahra "Tolong tunjukkan padaku si...