"Iya ma" Zahra mengangguk kecil dan mematikan sambungan telephonnya. Tangannya tergerak untuk memasukkan ponselnya ke dalam tas kecilnya.
Zahra memandangi suatu bangunan di depannya. Seoul Central Mosque. Yap, ia berada di salah satu mesjid yang ada di Korea Selatan. Sudah lama sejak terakhir kali ia datang kesini.
Jadwal kuliah serta tugas yang bisa dikatakan mampu merengut sebagian besar waktunya.
Zahra masuk ke dalam mesjid. Ia ingin menengkan pikirannya disini. Hanya disini pikirannya bisa tenang dan ia akan bercerita panjang lebar dengan sang pencipta.
"Aku rindu masjid di Indonesia" Gumam Zahra lirih. Bagaimana tidak, jika masjid di Indonesia akan ramai ketika menjelang shalat, tapi lihatlah disini. Bahkan jumlah jamaah yang mengerjakan shalat bisa dihitung menggunakan jari tangannya.
Zahra mengambil mukena yang ia simpan dalam tasnya dan memakainya. Ia tersenyum kala mendapati seseorang berdiri disampingnya. Ternyata, masih ada wanita yang ingin shalat di masjid.
Fokus Zahra sekarang tertuju pada bacaan imam. Ia benar benar menyerahkan jiwa dan raganya pada Allah saat Shalat.
---
"Aku Naadhira. Siapa namamu?" Perempuan yang tadinya berada di samping Zahra mengulurkan tangannya. Pertanda ingin berkenalan.
"Aku Zahra" Ia menyambut kembali tangan Naadhira. Naadhira benar benar cantik menurut Zahra. Niqab berwarna hitam menutupi sebagian besar wajahnya agar dapat menutupi kecantikannya.
"Aku baru melihatmu kali ini. Kau sudah lama di Korea?" Naadira kembali bertanya pada Zahra. Ia sedikit membenarkan Niqab nya yang kelihatan sedikit miring.
"Aku sudah sekitar 1 tahun lebih di Korea. Aku kuliah dan aku dari Indonesia" Menurut Zahra lagi, Naadhira benar benar orang yang ramah dan sering tersenyum. Terlihat dari matanya yang sering melengkung kebawah.
"Kau asli Korea?" Sekarang Zahra yang bertanya.
"Aku asli Korea. Nama Koreaku Go Aera. Aku seorang Muallaf" Naadhira kembali melengkungkan kedua matanya.
"Kau seorang Muallaf? Woah, Daebak"
"Ne, aku masuk islam sejak umur 15 tahun"
"Kau langsung memakai niqab setelah masuk islam?" Tanya Zahra. Sebenarnya, ia juga berencana untuk memakai niqab. Tapi Zahra sadar, ilmunya belum cukup untuk memakai benda baik itu.
"Ibuku menyuruhku memakainya. Aku juga tidak masalah. Kecantikan seorang wanita harus ditutupi kan? Bukan diperlihatkan pada lawan jenis"
"Aku juga ingin memakainya. Tapi ilmuku belum jauh hingga harus memakai Niqab. Aku takut akan melepasnya setelah memakainya"
"Ilmuku juga tidak tinggi. Hanya memakai dan istiqamah. Para lelaki tidak akan nafsu jika melihat seorang wanita memakai Niqab" Zahra mengangguk membenarkan perkataan Naadhira.
"Ada hal lain yang ingin kau kerjakan disini?" Tanya Naadhira kembali. Ia mengambil tas selempangnya dan memakainya.
"Aku ingin menenangkan pikiranku disini. Mungkin aku akan menunggu hingga waktu Ashar"
"Aku akan pergi. Kau tidak apa apa disini sendirian?" Naadhira berdiri dan diikuti oleh Zahra.
"Tidak. Ini rumah Allah dan aku akan aman berada di dalam sini" Naadhira kembali melengkungkan kedua matanya. Sekali lagi, Zahra memuji Naadhira benar benar cantik. Ia hebat karena menjaga kecantikannua itu agar tidak terlihat oleh orang lain.
"Aku pergi. Kuharap kita akan bertemu lagi Zahra-aa" Senyum di bibir Zahra terbit kala melihat Naadhira. Sungguh, ia senang dapat mengenal Naadhira. Sudah setahun ia disini, ia sangat jarang bertemu dengan muslim ataupun muslimah disini.
Zahra mengambil Al-Qur'an kecilnya. Sejenak, ia mengingat Taehyung yang sempat datang ke apartemennya hanya untuk bertanya tentang Al-Qur'an.
Zahra mulai membaca kecil ayat Al-Qur'an yang sedang dipegangnya. Hatinya tersentuh dan merasakan kenyamanan yang luar biasa saat ayat tersebut dilantunkan. Hatinya tenang dan beban pikirannya seakan hilang entah kemana.
Itulah Al-Qur'an. Kitab luar biasa yang menjadi pedoman seluruh muslim di dunia.
Dan Zahra bangga karena menjadi seorang Muslim.
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE♈️
KAMU SEDANG MEMBACA
IM•>POSSIBLE
FanfictionJika tuhan berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Kisah sebuah Idol besar yang bertemu dengan fans muslim dan akhirnya mulai tertarik dengan islam "Aku mencintaimu, Tapi aku lebih mencintai agamaku"- Zahra "Tolong tunjukkan padaku si...