Bangtan Sonyeondan akan pulang hari ini. Terlihat mereka telah bersiap siap untuk segera meninggalkan negara ini.
"Hyung, kaus kakiku nitip ke kopernya hyung ya?" Jimin mengahmpiri Seokjin yan terlihat kewalahan menghadapi banyaknya barang yang akan masuk ke dalam koper besarnya.
"Heh, kau lihat tidak. Ini banyak bantet" Seokjin ngegas.
"Ihh, hyung ngegas" Jimin melihat Seokjin dengan tatapan datarnya. Ia kembali menutup pintu kamar Seokjin dan beralih menuju Taehyung yang juga terlihat sedang memasukkan bajunya ke dalam koper besarnya.
"Taehyung-aa~" Panggil Jimin dengan sedikit aegyo andalannya. Taehyung melihat Jimin sekilas.
"Ada apa? Biasanya kau menginginkan sesuatu jika sudah ber aegyo" Kata Taehyung. Ia tau segala sifat dan perilaku Jimin.
"Hehe, kau tau saja Taehyung. Aku ingin menitipkan kaus kakiku. Kau bisa lihat kan koperku sudah penuh semua" Balas Jimin sembali memunjuk kopernya yang terletak di lantai menggunakan dagunya.
"Letakkan di situ. Jika masih ada tempat aku akan memasukkannya" Kata Taehyung tanpa menoleh pada Jimin sedikit pun.
"Kau memang yang terbaik Taehyung-aa" Jimin kembali memberikan aegyonya pada Taehyung namun masih tetap sibuk dengan kopernya dan bahkan tak meliriknya barang sekilas.
"Terserah lah Tae" Jimin kini dalam mode ngambek. Kesal karena aegyonya tidak dilihat oleh Taehyung sedikit pun. Ia mengambil ponsel dan mulai membuka banyak aplikasi untuk menghindari kejenuhannya.
---
"Aku ingin tidur, aku ingin tidur" Sedari tadi Suga hanya berkata kalimat 'Aku ingin tidur aku ingin tidur'. Sungguh, penampilan Suga bisa dikatakan mirip dengan mayat hidup.
"Tidurlah ketika di dorm hyung. Kau terlihat menyedihkan" Jungkook menjaga jarak dari Suga. Takut ketularan virusnya Suga katanya.
"Aku memang sangat menyedihkan Jungkook-aa. Aku ingin tidur aku ingin tidur" Namjoon hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah hyung keduanya yang kadang bisa dikatakan cool dan kadang sewaktu waktu bisa berubah 180 derajat.
'Sebenernya, suga itu jelmaan siapa sih. Aneh gitu' Tanyanya dalam hati.
---
"Dorm!! J hope right here!!" Hoseok berteriak keras saat hendak memasuki dorm. Tak berlangsung lama, sebuah sepatu yang diketahui milik Seokjin melayang dan nyaris mengenai kepalanya.
"Jangan teriak kuda. Pusing tau" Entah apa yang membuat Seokjin begitu sensitif hari ini. Hoseok hanya memandang malas ke arah Jin.
"Nanti hilang tampan lo hyung kok marah marah selalu" Jimin mengompori Seokjin. Nyaris lagi, sebelah sepatu Seokjin yang sebelah lagi hampir tepat mengenai jidat mulus Jimin.
"Astaga, syok gue" Jimin masih terkejut dengan lemparan sepatu Seokjin yang berlangsung tiba tiba.
"Bacot amat" Seokjin berlalu meninggalkan Jimin dan Hosoek di luar dorm. Ia butuh mengistirahatkan dirinya sejenak. Moodnya tiba tiba buruk hari ini.
---
"Hyung, apa yang sedang kau lakukan?" Taehyung menghampiri Hoseok yang terlihat sedang menonton televisi.
"Hanya menonton televisi Taehyung-aa" Taehyung duduk di samping Hoseok. Ia ikut melihat berita yang sedang dilihat Hoseok di layar persegi itu.
"Kau tidak tidur hyung?" Disaat member lain sedang tertidur, ia malah mendapati Hoseok sedang menonton televisi di sini. Sendirian.
"Aku sudah tidur dari tadi" Jawab Hoseok. Matanya begitu fokus melihat berita yang sedang ditayangkan di televisi.
"Kau kapan berencana untuk masuk Islam hyung?"
"Aku tidak tau Taehyung-aa. Mungkin secepatnya. Aku juga ingin menemui Zahra sebelum masuk aku memutuskan untuk benar benar masuk islam"
"Kau ingin menemui Zahra kembali hyung?" Hoseok menoleh ke arah Taehyung.
"Ne, aku akan kembali menemuinya. Ada hal yang ingin aku tanyakan perihal Islam. Mungkin dia dapat menjawabnya"
"Mengapa kau tidak menanyakannya pada teman muslim mu itu Hoseok hyung?"
"Dia pindah ke Amerika sekitar 1 bulan yang lalu. Aku sedikit kesulitan untuk menghubunginuya" Taehyung hanya mengangguk pelan. Ia juga ingin bertemu dengan Zahra. Ia ingin bertanya lebih lanjut tentang Islam dan hal apa yang harus dikerjakannya ketika telah menjadi seorang muslim.
---
.
.
.
.
.
.
.VOTE♈️
KAMU SEDANG MEMBACA
IM•>POSSIBLE
FanfictionJika tuhan berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Kisah sebuah Idol besar yang bertemu dengan fans muslim dan akhirnya mulai tertarik dengan islam "Aku mencintaimu, Tapi aku lebih mencintai agamaku"- Zahra "Tolong tunjukkan padaku si...