Chapter 19

1.5K 188 4
                                    

"Zahra-aa, ayo ceritakan tentang Nabi Muhammad pada kami" Kata Jimin setengah berteriak pada Zahra. Saat itu, gadis berhijab hitam itu sedang berada di dapur. Membuatkan ramen untuk para member BTS. Mereka mengeluh lapar pada Zahra.

"Tentang nabi Muhammad?" Tanya Zahra balik. Ia meletakkan 8 buah cup ramen dia atas meja. Hanya dalam hitungan detik, cup ramen sudah berada di tangan para masing masing member.

"Aku sungguh lapar" Jungkook menyerup sedikit kuah Ramen. Para member mengangguk menyetujui perkataan Jungkook. Mereka juga sangat lapar.

"Haruskah kupesan makanan?" Zahra merongoh tasnya dan mengambil ponsel.

"Tidak perlu. Kami mungkin akan pulang sebentar lagi" Jawab Taehyung. Zahra menoleh padanya sebentar kemudian bersyukur. Paling tidak, uangnya tidak habis untuk membelikan makanan untuk para member. Zahra terkekeh pelan dalam hati.

"Apa yang harus kuceritakan?" Zahra angkat suara ketika melihat para member selesai makan. Ia segera memindahkan 8 bungkus cup ramen ke dalam tong sampah.

"Tentang Nabi Muhammad. Ayo ceritakan" Balas Jimin antusias. Ia terlihat sangat bersemangat sekarang.

"Kau terlihat sangat bersemangat Jimin oppa. Kau benar benar ingin mengetahuinya?" Hanya anggukan yang didapat Zahra dari Jimin.

"Akan kuceritakan satu cerita tentang bagaimana baiknya hati nabi Muhammad" Zahra mengambil nafas. Jika sedari tadi ia mengeluh lelah, tapi lihatlah sekarang. Bahkan rasa lelahnya telah hilang entah kemana setelah bertemu dengan Bangtan. Ia bahkan rela bercerita hampir 2 jam ini hanya untuk Bangtan.

"Jadi, di masa Nabi Muhammad hidup dulu. Ada seorang pengemis buta. Kerjaan nya setiap hari memaki Nabi Muhammad. Tiada hari tanpa memaki Nabi Muhammad..-" Perkataannya dipotong Namjoon.

"Makian seperti apa?"

"Seperti, Muhammad gila ataupun tidak Muhammad tidak waras. Yang pasti makian tersebut sangat menyakitkan hati"

"Tanpa sang pengemis sadari, setiap hari ada seseorang yang datang menghampirinya dan memberinya makanan. Saat makan pun, ia masih tetap memaki Nabi Muhammad. Oppa tau tidak, siapa orang yang menyuapi si pengemis tersebut?" Zahra menaikkan alisnya.

"Biar kutebak. Nabi Muhammad?" Jawab Hoseok. Zahra tersenyum mendengarnya.

"Kau benar oppa. Yang menyuapi si pengemis tersebut adalah Nabi Muhammad. Bisa kah bayangkan betapa lembut hati Nabi Muhammad. Bahkan ketika ada orang yang memakinya, ia tetap mau menyuapinya makanan. Jangan lupakan fakta bahwa Nabi Muhammad juga adalah seorang manusia. Dia juga memilki hati dan perasaan layaknya manusia biasa." Terang Zahra. Ia memandangi para member Bangtan yang tampaknya mengahayati cerita Zahra.

"Sang pengemis tersebut selalu mencaci. Hingga, sampai nabi Muhammad meninggal, penyuapan makanan digantikan oleh sahabat Nabi Muhammad. Hari pertama ketika sahabat Nabi Muhammad menyuapi sang pengemis, dia kesal. Karena sang pengemis itu terus saja mengejek dan merendahkan nabi Muhammad. Alhasil, Sabahat Nabi Muhammad tidak menyuapinya sebaik Nabi Muhammad menyuapi si pengemis itu" Zahra menarik nafas sebentar.

"Sang pengemis yang buta itu menyadari bahwa orang yang menyuapinya berbeda. Ia langsung berkata 'Kau orang yang berbeda yang pernah menyuapiku kan?' Sahabat nabi Muhammad itu menjawab bahwa dia adalah orang yang sama yang pernah menyuapi si pengemis. sang pengemis itu tidak percaya, dia terus berkata bahwa orang yang sedang menyuapinya itu orang yang berbeda"

"Akhirnya sahabat Nabi Muhammad itu mengaku, dia adalah orang yang berbeda yang menyuapi si pengemis buta. Sahabat Nabi Muhammad berkata bahwa yang selama ini menyuapinya adalah Nabi Muhammad. Dan saat itu, si pengemis mengakui keimanannya" Zahra kembali meneguk airnya. Tenggorokannya sedikit kering karena terlalu banyak bercerita.

"Bagaimana bisa ada orang sebaik itu?" Lirih Suga. Hatinya bergetar hebat mendengar penuturan Zahra.

"Aku tidak pernah tau ada orang sebaik itu. Daebak" Mata Jungkook seperti berkaca kaca. Ia menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Aku tidak bisa bayangkan jika aku berada di posisi Nabi Muhammad"

"Mungkin aku akan memukul orang tersebut"

"Itulah nabi kami. Aku bangga memiliki nabi seperti beliau" Zahra berkata lirih. Ia tersenyum samar.

"Islam agama yang hebat ya?"

Zahra hanya mengangguk membenarkan perkataan Seokjin.

"Kalian sangat beruntung" Zahra kembali tersenyum. Ia senang dengan penuturan para member Bangtan. Ia harap Bangtan benar benar menjadi Muallaf.

---

.
.
.
.
.
.
.

VOTE♈

IM•>POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang